Chap 18

2K 226 3
                                    

“Aku benar-benar sudah tak tahan lagi. Aku ingin berhenti saja” Jaemin dengan segala keluh kesahnya bila bertemu Renjun usai jam kuliah nya.

“Kau tahu Injun_ah.. Prof. Kang itu benar-benar menyebalkan” satu tegukan baru saja Jaemin lakukan untuk ice kopi kesukannya dan Jaemin kembali mengeluh. “Mana bisa dia melakukan itu pada kami. Dia terus memberikan tugas-tugas tidak jelas”

Renjun kini mulai bisa beradaptasi dengan kecerewetan Jaemin. Ia juga sudah terbiasa bila Jaemin terus mengeluh ini dan itu.

Diam-diam Renjun tersenyum geli ketika tiba-tiba bayangan Jeno muncul. Bagaimana tidak geli, melihat tidak bisanya Jaemin diam tentunya Jeno sangat bekerja keras untuk menghadapi si Na keluh Jaemin.

“Injun_aaahh.. kau mendengarku tidak?” tanya Jaemin cemberut ketika mendapati Renjun tak peduli padanya.

“Aku dengar, Nana”

“Bagus! Aku akan teruskan ceritaku_________” dan pada akhirnya Jaemin terus berceloteh ini dan itu. sedangkan Renjun mendengarkan dengan terus menikmati makan siangnya dan juga menanggapi sesekali ocehan Jaemin.  

..
.

“Sayaaaaannnggg..” Jaemin menghambur kedalam pelukan Jeno ketika melihat Jeno datang menjemput.

Jeno terlihat agak malu dengan kemanjaan Jaemin, apalagi ada Renjun disana.

Renjun bisa melihat kecanggungan Jeno. Itu terlihat sangat jelas.

“Kau yakin tidak perlu kami antar?” tanya Jaemin pada Renjun setelah melepaskan pelukannya dari Jeno.

“Lucas dalam perjalanan kemari!” seru Renjun.

“Oh.. baiklah. Aku pulang dulu.. daaahh.... Injun_ah..” Jaemin melambaikan tangannya pada Renjun sebelum masuk kedalam mobil Jeno.

“Kami pergi dulu Renjun” ucap Jeno sopan. Hanya ramah tamah pada teman tunangannya.

“Hati-hati” Renjun melambaikan tangannyanya balik pada Jaemin dan Jeno yang kini sudah masuk kedalam mobil.

“Daaaaahhhh... Injun_aahhhh...” teriak Jaemin ketika mobil Jeno mulai bergerak meninggalkan pelataran Universitas.

Renjun hanya tersenyum dengan kepala menggeleng takjub dengan temannya itu.

Jaemin memang luar bisa dimata Renjun.

Jaemin selalu bisa membuat Renjun tersenyum seperti orang gila karena sifat konyolnya.

Renjun merasa tak akan kesepian selama menempuh pendidikan di Universitas .

..
..

Renjun tengah menunggu Lucas untuk menjemputnya dengan duduk disalah satu kursi yang berada di Taman Utama Universitas.

Dari sini ia bisa melihat mobil Lucas datang dengan tak perlu masuk area Universitas yang akan membuat mobil berputar lebih jauh bila masuk area Universitas.

Karena mobil yang masuk area Universitas bila ingin keluar harus memutar arah ke jalur Exit.

“Hendery?” perhatian Renjun teralihkan ketika ia menangkap sosok Namja yang lama tak dijumpainya itu.

Mencoba meyakinkan penglihatanya Renjun mengucek-ucek kedua manik indahnya. Meyakinkan bahwa tak salah melihat.

Sebuah senyum tersaji ketika menyadari bahwa itu bukanlah ilusi semanta. Namja yang dilihatnya itu adalah Hendery, kekasihnya. Kekasih yang sangat dirindukannya.

Namja itu tengah bercengkrama dengan beberapa orang didapan salah satu gedung serbaguna yang tak jauh dari Renjun saat ini.

Renjun sangat bahagia. Tak menyangka bahwa Hendery kini berada tak jauh darinya.

Dengan hati berbunga Renjun berdiri dari duduknya. Berjalan lebih cepat untuk menemui Hendery.

Rasa bahagia menguasai diri Renjun. Lama sekali tak bertemu Hendery, kini tiba-tiba ia melihat Hendery begitu dekat didepan matanya.

Ini benar-benar kebahgiaan yang tak sama sekali terbayang dalam benaknya.

“Hen________”

“Nona Lee?”

Renjun urung memanggil Hendery ketika tiba-tiba Lucas berdiri menghadang jalannya. Renjun menatap Lucas yang berdiri menjulang dihadapannya.

Lucas sangat Tinggi sehingga pandangan Renjun benar-benar tak bisa lagi melihat sosok Hendery. Lucas seperti dinding yang berdiri begitu kokoh menghalanginya.

“Maaf Nona Lee, tadi ada sedikit masalah dengan mesin mobil” ujar Lucas merasa sangat bersalah karena membiarkan Istri Tuan nya itu menunggu.

Renjun tak sama sekali mengubris Lucas, karena kini semua perhatiannya tertuju pada Hendery.

Renjun menggeser berdirinya agar bisa melihat ke arah belakang Lucas, dimana Hendery ada disana.

“Nona Lee, silahkan” Lucas mempersilahkan Renjun untuk masuk kedalam mobil yang terparkir tak jauh.

“Nona Lee” panggil Lucas sopan untuk kedua kalinya.

Dengan berat hati Renjun berjalan ke arah yang ditunjukkan Lucas dan saat itulah ia bisa melihat ke arah dimana Hendery berada.

Tapi, bukan senyumnya kembali merekah tapi hanya kesedihan yang didapatkannya. Karena ia tak menemukan siapapun disana.

Tak ada Hendery ataupun beberapa orang yang tadi bersama Hendery.

Apakah aku salah lihat?  Renjun kembali meragukan penglihatannya.

“Silahkan Nona Lee” Lucas membuka kan pintu mobil.

Dengan berat hati Renjun masuk kedalam mobil Lucas dengan hati bersedih.

Ketika pintu mobil tertutup, setetes air mata jatuh dari manik indah Renjun. “Aku sangat merindukanmu, Ryry” lirih Renjun.

Fireflies [MarkRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang