Chap 55

1.9K 206 5
                                    

“INJUN_AAAAHHHH...” Jaemin berlari kearah Renjun. Menghadang jalan Renjun yang siap masuk kedalam Lift untuk menuju lantai 3 dimana kelasnya berada.

“Ayo masuk” Renjun menarik tangan Jaemin untuk ikut masuk kedalam Lift bersamanya.

“Kenapa harus masuk Lift, sih?” tanya Jaemin cemberut, karena dia tahu kalau sudah masuk Lift berarti akan menuju kelas dan Jaemin malas untuk menghadiri kelas.

“Kita harus menghadiri kelas” Renjun tahu betul bagaimana malasnya Jaemin kalau disuruh menghadiri kelas.

Untung didalam Lift hanya ada Renjun dan Jaemin, jadi tidak akan ada orang yang merasa terganggu dengan keluhan-keluhan Jaemin.

Kadang Renjun bertanya-tanya, apakah hidup Jaemin benar-benar sangat melelahkan? Sampai-sampai setiap bertemu, Jaemin selalu mengeluh ini dan itu.

Entah itu tentang pendidikan. Orang tua. Usaha keluarganya. Kulitnya yang tak lagi mulus dan segar. Berat badan yang mulai naik. Sepatu incarannya yang sudah habis terjual, Bahkan tentang Jeno yang katanya kurang memperhatikannya dan masih banyak lagi lainnya.

Selalu saja ada keluhan dalam hidup Jaemin.

“Kau mendengar ceritaku tidak?” tanya Jaemin setelah mengeluh ini dan itu pada Renjun.

“Aku dengarkan” jawab Renjun pelan. Pasrah menjadi pendengar setiap keluhan dalam hidup Jaemin, dan Renjun mulai terbiasa dengan itu.

“Renjun” panggil Jaemin.

“Hmm..” jawab Renjun berdehem, sambil memperhatikan arah depan.

“Aku senang kau kembali” cleteuk Jaemin yang membuat Renjun menoleh ke arah Jaemin yang berdiri disampingnya.

Wajah serius Jaemin terpampang nyata dalam sorot mata Renjun.

“Aku takut kita tidak akan pernah bertemu lagi. Tapi.. melihatmu saat ini, berdiri dihadapanku, AKU SANGAT BAHAGIA SEKALI..” Jaemin langsung memeluk Renjun erat.

Untuk sesaat Renjun terharu.

Tak menyangkan Jaemin akan memeluknya dan berteriak bahagia seperti ini.

“Ah... Jaemin. Jangan memeluk ku se enaknya..” tolak Renjun mencoba melepaskan pelukan Jaemin, namun ia hanya bercanda saja. Berusaha menggoda Jaemin yang terlalu ekspresif meluapkan kebahagiaannya.

Dalam hatinya, Renjun sangat lega dan bahagia memiliki Jaemin dalam hidupnya.

Jaemina benar-benar teman terbaiknya.

..
.

“Aku lelah. Aku capek. Seperti akan mati saja” keluh Jaemin dikantin usai menghadiri kelas nya.

“Renjun” panggil Jaemin ketika ia merasa Renjun mengacuhkan keluhannya.

Jaemin dibuat terkejut ketika mendapati Renjun tengah membuat sketsa hitam putih di buku gambar hadapannya.

“Itu?” Jaemin mencoba menerka.

“Keluarga kecil ku” ujar Renjun cepat. “Mark Ge, aku dan Baby Jie” dengan bangga Renjun mengenalkan gambar seketsa hitam putih miliknya.

“Wooaahhh.. kau benar-benar berbakat” puji Jaemin penuh kebanggaan.

“Terimakasih” Renjun tersenyum sangat bahagia mendengar pujian Jaemin.

..
.

“Bagus tidak?” tanya Jaemin memamerkan gelang cantik dipergelangan tangannya.

Renjun dibuat takjub dengan keindahan gelang berwarna silver di pergelangan tangan Jaemin.

“Baguskan?” Jaemin kembali memamerkannya.

“Hmm.. indah sekali” puji Renjun tak berbohong.

“Tahu tidak? jeno yang memberikannya padaku semalam” manik indah Jaemin berbinar menceritakan makan malam romatisnya dengan Jeno. “Jeno memberikan ku kejutan makan malam romantis di Restaurant Roof Garden di pusat kota. Dan dia mengatakan kalau sangat mencintaiku.. berterimakasih karena aku menjadi Tunangannya DAANNNN.... INIIIIIII” dengan bangga Jaemin memamerkan gelangnya.

“Aku bahagia sekali, Injun. Sangat bahagia” kebahagiaan benar-benar terpancar nyata di manik indah Jaemin.

Cinta? Jadi Jeno mengungkapkan kata cinta pada Jaemin? Kata hati Renjun sedih.

Sedih karena ia kembali mengingat ungkapan cintanya pada Mark beberapa minggu lalu.

Dan sampai saat ini, Renjun tak pernah sekalipun mendengar Mark membalas ungkapan cintanya.

Apa hanya aku yang mencintainya disini? Cinta sepihak pada Mark Ge???. __Renjun__

Fireflies [MarkRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang