Chap 30

1.9K 224 27
                                    

“Gege” Renjun mendongkak kan kepalanya. menatap Mark yang berdiri dihadapannya.

Renjun berdiri dari duduknya di tepi tempat tidur. Berjalan lebih dekat pada Mark yang masih berdiri terdiam.

“Ge.. Hisk” Renjun mulai terisak ketika Mark tak meresponnya sama sekali. Mengacuhkannya. Itu menyakitkan.

“Ge.. aku__” air mata Renjun deras berlinang.

“Jangan menangis Renjun” tak tahan dengan air mata Renjun, Mark akhirnya menyerah. Menghapus air mata Istrinya lembut.

Air mata Renjun adalah kelemahan terbesar dalam hidup Mark.

“Jangan menangis Renjun. Tak apa. Semua akan baik-baik saja” Mark menarik Renjun kedalam pelukannya. Memberikan pelukan ternyaman yang ia punya.

Dalam pelukan Mark, tangis Renjun pecah.

Renjun tahu, ia sudah membuat kesalahan besar.

Tapi yang membuat tangis Renjun semakin pecah adalah kebaikan dan pelukan hangat Mark.

Seharusnya Mark marah padanya. Bukan malah memperlakukannya dengan baik seperti ini.

Kebaikan Mark malah membuatnya semakin hancur.

“Gege.. Gegeee...” Renjun terus menangis dalam pelukan Mark.

Dan Mark, hanya bisa menahan kemarahannya untuk dirinya sendiri.

Menyembunyikan segala kemarahan hanya untuk dirinya sendiri dan kini biarkan dirinya memberikan kasih sayang dan pelukan hangat penuh kenyamanan untuk Istrinya ini.

**

“Jadi dia orangnya?” tanya Mark.

Renjun mengangguk dalam pelukan Mark sebagai jawaban atas pertanyaan Suaminya itu.

Mark menarik selimut Renjun keatas. Membuat sebagian tubuh Renjun hangat dibalik selimut yang kini juga menyelimutinya.

Renjun sangat nyaman berada dalam pelukan Mark saat ini.

Pelukan Mark selalu bisa membuat Renjun nyaman dan aman.

“Dunia sangat sempit bukan!” seru Mark yang menertawakan diri sendiri tanpa Renjun tahu.

Renjun kembali mengangguk.

“Kau bahagia bertemu dengannya?”
Renjun terdiam kali ini. Bukannya menjawab, Renjun malah semakin nyaman menyandarkan kepalanya dalam dada bidang Mark.

“Aku tidak akan marah. Katakan sejujurnya, Renjun” Mark memberikan elusan lembut dipunggung Renjun. Memberikan kenyamanan agar Renjun mau jujur dengan perasaannya.

Cup.. Mark memberikan kecupan pelan di bagian atas kepalan Renjun. “Kau bahagia?”

Dengan pelan, Renjun mengangguk. “Aku sangat merindukannya, Ge” isak Renjun dalam pelukan Mark.

Mendengar jawaban Renjun, Mark memejamkan matanya. Sedih. Hancur. Marah. Murka.

“Jika memang kau bahagia bersamanya___” Mark memberikan jeda dalam ucapannya. Semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Renjun. “Kembalilah padanya” akhirnya, itulah kata terakhir yang keluar dari Mark.

Fireflies [MarkRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang