Chap 31

1.9K 214 4
                                    

“Hei, kau baik-baik saja?” tanya Jaemin khawatir melihat mata bengkak Renjun. “Ini enak. Makanlah” Jaemin memberikan sosis bakar miliknya pada piring Renjun yang masih penuh tak sama sekali tersentuh makan siangnya itu.

“Injun_ah.. makanlah” Jaemin kembali bersuara. Keterdiaman Renjun sangat mengkhawatirkannya. “Atau mau makan ditempat lain?” usul Jaemin.

“OMO?? Kenapa kau menangis, Injun_ah??” tanya Jaemin terkejut ketika Renjun meneteskan air matanya.

“Injun, jangan menangis” Jaemin menghapus air mata sahabatnya itu. “Katakan padaku. Ada apa? Kita berteman kan? Kita adalah teman. Aku bisa menjadi pendengar yang baik. Oh... jangan menangis Injun_aaahhh..”

Dan saat itu juga, Renjun langsung memeluk Jaemin dan menangis.

Si cerewet Jaemin yang biasanya tidak bisa diam, kini hanya bisa diam mengunci mulutnya. Tak bisa mengatakan apapun dengan keadaan Renjun saat ini.

Ini pertama kalinya ia melihat Renjun yang menangis tersedu-sedu seperti ini. Dan yang bisa Jaemin lakukan adalah mencoba memberikan tempat yang paling nyaman sebagai seorang teman baik.

..
.

Jaemin memberikan tatapan lembut pada Renjun yang kini sudah lebih tenang. Tak lagi menangis tersedu-sedu seperti sebelumnya.

“Kau lebih baik?” tanya Jaemin membawa telapak tangan Renjun kedalam genggamannya. Jaemin tersenyum. Memberikan senyuman termanisnya untuk menghibur teman baiknya itu.

“Jika itu terasa sangat sulit untuk bicara denganku, tak apa jika tak mau berbagi” Jaemin kembali tersenyum. Berusaha membuat Renjun tak terbebani apapun. “Yang perlu kau tahu, aku adalah teman baikmu yang akan selalu ada bersamamu.. Ok?!”

Renjun menatap Jaemin haru.

Tak menyangkan kalau ia akan memiliki teman sebaik Jaemin.

Jaemin benar-benar luar bisa diamata Renjun. Kebaikannya. Ketulusannya. Membuat Renjun sangat bersyukur karena memiliki Jaemin sebagia teman baiknya.

“Sudah, jangan menangis lagi!” seru Jaemin dengan lembut.

Jaemin sebenarnya penasaran dengan apa yang terjadi pada Renjun, tapi Jaemin bukanlah teman yang sok ingin tahu. Jika Renjun diam, maka Jaemin akan diam dan menunggu Renjun untuk membuka mulutnya. Mengatakan segala kerisauan dalam hatinya yang membuatnya menangis seperit itu.

“Oh ya.. jangan terlalu banyak menangis. kau terlihat aneh dengan mata benggak begitu” goda Jaemin mencoba menghibur Renjun.

“Tapi Tak apa!” seru Jaemin tiba-tiba berdiri dari duduknya. “Kita akan tetap cantik, kalau kita ke Salon sekarang” Jaemin langsung menarik Renjun pergi.

“Tunggu. Aku ada kelas nanti” ujar Renjun.

“Harga diri kita akan hancur sebagai seroang yeoja bila tidak terlihat cantik. Tak masalah jika ada kelas. Masih ada besok. Kita harus mempercantik diri dulu” kata Jaemin dengan ajaibnya.

Begitu mudah mengesampingkan kelas demi mempercantik diri.

Tapi, tak apa. Untuk saat ini Renjun akan menikmatinya.

Hidup seperti Jaemin yang mengesampingkan kelasnya dan memanjakan dirinya dengan mempercantik diri.

Renjun tersenyum kemudian dan Jaemin lega melihatnya.

“Bagus Injun_ah. Itulah yang harus kita lakukan sekarang...” girang Jaemin kembali menarik tangan Renjun.

Fireflies [MarkRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang