Chapter V

4.3K 376 22
                                    

Pertemuan

Jin berjalan mondar mandir dengan gelisah. Dia sudah berada di lokasi pemotretan. Hanya saja, Irene belum tiba. Dia membuka hp nya. Berpikir apakah harus menghubungi Irene atau tidak.

Terakhir kali mereka texting, tidak terlalu lancar. Karena kesibukannya.. dia lama membalas pesan Irene. Dan entah apa yang dia pikirkan sampai dia berani meneleponnya. Tapi dorongan hatinya begitu kuat untuk menjelaskan semua ini.

Jidatnya mengernyit, "memangnya apa yang harus dijelaskan? Harusnya Irene juga sudah mendapat penjelasan dari management nya. Lalu apa lagi yang harus dijelaskan? Soal tabrakan waktu itu?" Batinnya.

Anyway.. karena kesibukan mereka.. komunikasi yang kemarin terjadi sepertinya tidak lancar dan menggantung begitu saja.

"Jin"

Jin menoleh, melihat managernya yang bernama Sejin bersama seseorang. Tampaknya itu adalah fotografer mereka. Jin menghampirinya dan mengobrol. Ruangan untuk photoshoot sudah cukup ramai. Ada perwakilan dari gucci dari majalah 1st look dan staff yyang lainnya.

"Anyeoong.. Maaf terlambat." Seru seseorang.

Semua mata menoleh. Termasuk Jin.

Irene berjalan masuk bersama dengan manager nya.

Lagi-lagi nafas Jin seperti berhenti. Irene terlihat cantik dengan pakaian casual. Hanya oversized sweater, celana jeans warna biru dan sneakers.

"Ehem.."

Jin menoleh dan melihat fotografer mereka tersenyum

"I hope I can get those look selama photoshoot nanti ya."

"What look?" tanya Jin. Tapi fotografer itu hanya tertawa dan melambai ke arah manager Irene.

"Maaf sekali kami terlambat. Sajangnim memanggil kami sebelum pergi kesini." Terang manager Irene kepada Jin, manager Jin dan fotografer.

"No worry." Sahut Sejin. "kami juga belum lama disini. Anyeong Irene ssi." Sejin membungkuk.

"Anyeong.." balas Irene dan dia menyapa semuanya.

Jin hanya membungkuk. Dia seperti tak tahu harus bicara apa. Apalagi Irene juga acuh tak acuh kepadanya.

Setelah selesai berbasa basi, fotografer meminta semua bersiap-siap. Jin dan Irene menuju tempat make up. Mereka duduk berdampingan sambil di makeup dan ditata rambutnya.

Irene dan Jin hanya berdiam diri. Jin bolak balik melirik Irene. Tapi yang dilirik tampak santai. Irene hanya mengecek Hp dan ngobrol dengan MUA nya.

"Irene ssi.." panggil Jin

Irene menoleh. "yes, sunbaenim?" tanya Irene dengan tingkat kesopanan 100%

"Hmm.. apa kamu masih marah?"

Irene mengernyitkan kening, "marah? Marah kenapa, sunbaenim?"

"Soal aku menubruk mu."

"Ha! Jadi dia mengaku menubrukku." Batin Irene. Tapi dia hanya tersenyum sopan. "Aku tidak marah, sunbaenim"

"Tapi.."

"Tapi apa?" sambar Irene

"Wajahmu.."

"Kenapa wajahku?" sambar Irene lagi

"Cemberut.." jawab Jin disambut tertawa kecil kedua stylist mereka.

"Aku tidak cemberut." Protes Irene. Seperti hendak menjelaskan kepada dua orang yang tertawa tadi. Dia adalah Idol yang terkenal dengan self control yang tinggi, jadi dia harus menjelaskan kalau dia tidak marah pada malam itu.

Serendipity (JINRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang