Chapter XXXI

3.2K 286 30
                                    

IRENE



Aku menatap mata Lee Soo Man Sajangnim tanpa ragu. Sudah kuutarakan keinginanku padanya. Aku ingin mengakhiri kontrak berpacaran dengan Suho. Aku tak bisa lagi memainkan peran seperti yang dia mau. Kalau alasannya hanya ingin menaikkan nilai SM di dunia bisnis, kurasa sudah kulakukan. I’ve done my part. Sekarang aku mau dia menyudahi kontrak sialan itu.

“Apa ini ada hubungannya dengan BTS Kim Seokjin?” tanya Sajangnim.

Aku mengangguk tanpa takut. Sudah kubulatkan tekadku, apapun yang nanti akan terjadi aku terima. "Salah satunya." Jawabku.

“Kau ingin berpacaran lagi dengannya?”

“Aku tak tahu, Sajangnim. Aku sudah menyakiti hatinya dan dia sudah ada penggantiku, jadi aku tak tahu apakah aku akan kembali dengannya. Yang pasti, aku sudah tak ingin ada beban lagi di hidupku. Sajangnim.. aku sangat mencintai Red Velvet. Aku akan bekerja keras membesarkan nama Red Velvet dan melindungi member ku. Tapi untuk itu, aku harus bahagia. Dan semua ini..” aku menghela nafas, “semua ini tak membuatku bahagia.”

Sajangnim menatapku tajam. Aku tak bisa mengartikan tatapannya. Apakah dia akan memecatku? Memakiku? Terserahlah.. aku sudah pasrah saja.

“Kim Seokjin membuatmu bahagia?”

Aku terkejut mendengar pertanyaannya.

“Jawab Joohyun. Apakah dia membuatmu bahagia?”

Aku menarik nafas.. “Ya Sajangnim. Dia membuatku bahagia.”

Sajangnim menyenderkan diri di kursinya, “Kau tahu kan, Suho menyukaimu?”

Aku mengangguk dengan bingung, kenapa Sajangnim jadi membicarakan hal seperti ini.. apa dia tak akan membicarakan karirku dengan Red Velvet? Kenapa malah membicarakan masalah pribadiku?

“Aku lebih suka kau dengannya.”

“Tapi Sajangnim..”

“Itu lebih menguntungkan buatku.”

“Tapi..”

“Tapi itu tidak membuatmu bahagia?” potongnya.

Aku mengangguk pelan. “Kalaupun itu berarti kau akan memecatku, silahkan saja. Tapi jangan bawa-bawa member yang lain. Ini adalah tanggung jawabku.”

“Apa kau sudah siap kehilangan ini semua? Hanya demi seorang Kim Seokjin?”

“Bukan hanya demi dia. Seseorang pernah bilang padaku.. kejujuran dan ketulusan adalah yang terpenting di dunia ini. Aku seharusnya mendengarkan dia dari awal dan berani menolak semua ini. Tapi kepalaku terlalu penuh dengan pikiran-pikiranku sendiri. Aku tak jujur padanya, tak jujur pada member ku yang lain, dan juga tak jujur pada diriku sendiri. Kupikir ini jalan yang terbaik. Tapi aku salah. Aku malah menyakiti mereka semua. Jika Sajangnim bilang ini hanya demi Kim Seokjin, kau salah. Ini demi orang-orang di sekelilingku dan terutama demi diriku sendiri. Aku sudah tak bisa dan tak mau meneruskan ini lagi.” Aku berdiri. “Kurasa aku sudah selesai disini. Apapun keputusanmu.. aku akan terima. Tapi tolong.. jangan libatkan member yang lain.” Aku membungkuk dan berbalik menuju pintu untuk keluar.

“Kau tahu, kau orang kedua yang bicara panjang lebar mengenai kejujuran dan ketulusan di depan mukaku.”

Aku berbalik menatap Sajangnim lagi.

“Orang yang pertama, baru saja keluar dari pintu itu 30 menit yang lalu. Apa aku terlihat seperti seorang monster, diceramahi 2 anak mengenai moral?”

Aku mengernyit, memikirkan siapa yang dia maksud.. lalu tiba-tiba mataku melotot. “NO WAY!” Kataku lalu menutup mulutku..

“Ya. Kim Seokjin dari BTS masuk kesini dan menceramahiku soal moral. Aku tak tahu, apa yang harus kulakukan pada kalian.”

Seketika itu juga, aku merinding membayangkan dia menceramahi Sajangnim di kantor ini dan apa saja yang dia katakan? Kuharap dia tidak bicara macam-macam. Kalau tidak.. aku tak bisa membayangkan bagaimana jadinya karirnya di industri ini karena melawan Lee Soo Man.

Kim freakin’ Seokjin!



SEOKJIN



Aku menghempaskan diri di kursi mobilku sambil menenangkan diri sebelum mulai menjalankan mobil keluar dari gedung SM.

Aku baru saja bertemu dengan the mighty Lee Soo Man dan mengeluarkan uneg-uneg ku. Hal yang seharusnya sudah kulakukan dari beberapa waktu yang lalu. Kalau orang bilang karirku akan tamat jika menentang Lee Soo Man, aku tak takut. Akan kulawan.

Serendipity (JINRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang