Chapter XX

4.7K 361 48
                                    

Thank youuu for more than 1K reads. Huhu.. terharuu..
This chapter dedicated for you all *flying kiss from Jin* ;)

WARNING !!!

READ AT YOUR OWN RISK.

Aku masukin adegan 18+ di Chapter ini. Dipilih dan tanggung jawab sendiri yaa yang mau dibaca yang mana. Hehe ;)

Btw, have you seen Seokjin at Gimpo Airport kemarinan itu? Asdfgdhjfkfll! Mau cry banget saking GANTENG nya 💜💜

Yoweess.. here goes. Happy reading :)


3rd POV

Seokjin menarik Irene menuju mobil managernya yang tadi dipakai oleh BTS ke restauran. Dia membukakan pintu penumpang depan, “masuk!” perintahnya.

“Kau membuatku kaget setengah mati!” protes Irene.

“Masuk ku bilang. Sebelum ada orang yang mulai sadar kalau kau berkeliaran di jalanan malam-malam bersamaku.”

Irene menurut. Dia tersadar dengan kata-kata Jin yang seolah menempatkan Jin sebagai orang ketiga lagi.

Jin tak lama sudah masuk dan mulai menjalankan mobilnya. Hening. Tangan Jin memegang setir dengan kencang. Dia marah sekali pada wanita di sampingnya.

Sedangkan Irene bersidekap dan menoleh ke jendela. Tak mau melihat sang pria.

“Apa yang kau pikirkan, berkeliaran sendirian setengah mabuk begini?” tanya Jin.

“Bukan urusanmu.” Jawab Irene.

“Apa kau sadar kalau kau mabuk?”

“Aku tidak mabuk. Aku masih bisa jalan memesan taksi.” Kata Irene dengan tegas. Masih tak memandang Jin.

“Apa yang kau lakukan disana? Apa kau menungguku?” tanya Seokjin

Irene mendengus kencang lalu menoleh ke Jin  “Jangan salah sangka Kim Seokjin. Aku kesana karena aku tak tahu harus cari makan dimana lagi. Aku tidak sama sekali menunggumu. Bukankah kau seharusnya masih di luar negeri?”

“Kau bahkan tak menyentuh makananmu.” Kata Jin seolah tak mendengarkan bantahan Irene.

“Aku memakannya. Jangan sok tahu.”

“Apa kau masih lapar? Kita cari makan dulu, mau?” tanya Jin dengan nada lebih lembut.

“Apa pedulimu? Jangan sok peduli padaku. Turunkan aku di depan. Aku bisa naik taksi.” Ketus Irene.

“Joohyun ah..”

“Stop memanggilku seperti itu! Kau tidak punya hak memanggilku begitu. Aku tidak mengijinkanmu.”

Seokjin memacu mobilnya lebih cepat dan berhenti di parkiran taman yang hampir kosong karena hari sudah mulai malam.
“Apa sekarang kau marah padaku?” tanya Jin sambil menoleh ke Irene.

“Ya aku marah padamu. Kau mencampakkanku.” Teriak Irene

“Astaga Joohyun! Kau bahkan tak pernah jadi milikku. Bagaimana mungkin aku bisa mencampakkanmu?” Tanya Jin frustasi.

Serendipity (JINRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang