JIN
Aku tak tahu bagaimana melewati hari-hari setelah perpisahanku dengan Joohyun. Semua lewat begitu saja. 3 hari pertama aku tak ingat sama sekali. Kujalani hari-hati seperti robot. Bangun pagi, beraktifitas dan tidur di malam hari.
Lalu memberku mulai mengkhawatirkanku. Katanya aku mulai seperti tak bernyawa. Badanku ada disini tapi nyawaku melayang entah kemana. Jadi mereka selalu ada di dekatku.Taehyung dan Jungkook bahkan menemaniku tidur. Suga dan Jimin menemaniku minum alkohol. Jhope dan Namjoon tak berhenti-berhenti menyemangatiku dan menghiburku.
Tak terasa sudah hampir 1 bulan aku berusaha melupakan Joohyun. Melupakan senyumnya, perhatiannya, sentuhannya, melupakan waktu-waktu kami bersama dan yang pasti melupakan semua kata-katanya yang menyakitkanku.
Semuanya melarangku untuk melihat sosial media. Mereka tahu, aku akan mencarinya. Ini menyakitkan sekali karena aku rindu padanya walaupun dia telah menyakitiku. Aku ingin melihatnya.Bahkan setelah kurendahkan diriku di hadapannya dan dia tak bergeming. Aku masih ingin bersama nya.
Namjoon memberiku nasihat untuk melepasnya.. If it’s not meant to be, it won’t meant to be katanya. Sebaliknya, kalau memang takdirku bersamanya.. walaupun sekarang terlepas, nanti akan bersama kembali.Namjoon memang pintar berkata-kata. Aku merasa sedikit lega.. mungkin memang aku harus melepasnya.
Sedari awal hubungan ini terlalu banyak cela. Dia tak sendiri, tapi kami memaksakan untuk bersama. Dia juga yang bilang kalau dia tak bisa memilihku.Karirnya nomor 1. Kalau hanya aku yang bersedia mengorbankan karirku untuk kami.. mana mungkin akan berhasil?
Kurasa sudah waktunya aku moving on. Aku juga tak bisa terus-terusan menyusahkan Bangtan.Kalau tak ada mereka, mungkin aku sudah hancur. Ini saatnya aku kembali menjadi hyung mereka. Menjadi pelindung mereka dan bukan sebaliknya.
Jadi aku katakan pada member ku, kalau aku sudah siap untuk kembali menjadi Seokjin yang dulu. Kukatakan pada mereka untuk tak khawatir lagi padaku. Soal hatiku, biarlah menjadi rahasiaku. Biarlah hanya aku yang tahu seberapa hancur hatiku ini.
IRENE
Tidak ada yang berubah dari hari-hari ku setelah berpisah dengan Seokjin. Pagi tetap datang, schedule ku dengan Red Velvet tetap berjalan, dan malam tetap menghampiriku.Hanya saja aku tak pernah bisa tidur lama di malam hari. Saat itulah aku akan menangisi Seokjin. Menumpahkan isi hatiku yang kupendam selama seharian. Bahkan member ku tak tahu.
Mereka hanya tahu aku kembali menjadi Irene yang dulu. Yang tenang, dingin dan fokus. Sepertinya mereka juga tak berani menyebut nama Seokjin di depanku.Mungkin agar aku tidak kembali teringat padanya. Tapi bagaimana mungkin aku melupakan Seokjin? Melupakan senyumnya, pelukannya, perhatiannya.. juga humornya yang parah.
Aku sedikit tersenyum pahit. Mana mungkin aku melupakan cinta pertamaku??
Aku menatap pantulan diriku di kaca spion tengah mobil managerku. Tak ada yang berbeda. Stylist noona masih memujiku cantik dan coordi noona ku juga masih memakaikan baju-baju yang serasi di tubuhku.Hanya hatiku yang hancur dan tak terlihat siapapun. And I intend to keep it that way. Biarlah hanya aku saja yang tahu.
“Joohyun ssi.. kita akan bertemu Suho ssi di red carpet. Apakah kau sudah siap?” tanya managerku.
Aku akan menghadiri pembukaan store Gucci terbaru di Seoul. Mereka merenovasi store yang ada di mall dan membuka store sendiri di salah satu lokasi strategis pusat belanja di Seoul.Aku akan datang di red carpet bersama Suho. As a couple. Aku hanya mengangguk ke arah manager noona. Apa lagi opsi yang aku punya?
“Mmm.. Joohyun..” panggil managerku lagi.“Ya?”
“Apa kau tahu?”
“Tahu apa?”
“Kim Seokjin akan datang juga.”
Peganganku di kursi penumpang mengeras, “Apa? Katanya dia sedang di luar negeri.”
“Kata siapa?”
“Sajangnim. Sajangnim menyuruhku untuk datang bersama Suho. Dia bilang Seok.. dia sedang ada di luar negeri, jadi aku tak akan bertemu dengannya.” aku masih tak bisa menyebut namanya.
“Tapi.. dia dari awal ada di list undangan dan sudah menginformasikan untuk datang. Lagipula kalian berdua kan brand ambassador.. sudahlah.. apa kau baik-baik saja?”
Tentu tidak!!! Teriakku dalam hati. Mana mungkin aku akan baik-baik saja?! Aku tidak siap bertemu dengannya. “Mau bagaimana lagi. Aku akan baik-baik saja.” Kataku dingin.
“Maafkan aku. Kukira kau sudah tahu.” Kata managerku.
“Bukan salahmu noona. Sajangnim sepertinya memang ingin seperti ini. Aku jalani saja.” Kataku lelah. Apalagi yang direncanakan oleh Sajangnim.. apa tak sekalian saja dia menyuruhku menikah dengan Suho.
Tidak cukupkah dia melihatku putus dengannya? Apakah dia juga mau melihat Jin menderita?
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity (JINRENE)
RomanceJin "Hyung.. apakah kau menyukainya?" Tanya JHope padaku. Aku hanya menggeleng kecil sambil memainkan jariku. Benarkah aku tak menyukainya? Apakah ini hanya ketertarikan biasa? Atau.. Irene "Kenapa sih, dia bisa menyebalkan begitu? Kami baru beberap...