IRENE
“Unnieeeee….” Teriak Seulgi sambil setengah berlari menuruni tangga. Aku yang baru saja masuk rumah sehabis pemotretan sebuah majalah fashion menutup kupingku karena suara teriakan itu.
“Unniieee.. apa hp mu mati atau bagaimana? Kenapa tak bisa kuhubungi?” Seulgi sekarang sudah ada di depanku yang masih menatapnya terheran-heran.Kurogoh saku jaketku dan mendapati hp ku yang mati, tapi memang sengaja kumatikan agar konsentrasiku penuh saat pemotretan.
“Lupa kunyalakan lagi. Kenapa sih kau heboh begini?” aku menyalakan hp ku sambil nyelonong masuk langsung ke dapur untuk mengambil air minum.
“Unniee.. jadi kau belum melihat berita?” Seulgi mengekoriku ke dapur.
Aku membuka kulkas lalu mengambil sebotol yoghurt kesukaanku. Aku menatap Seulgi sambil membuka botolnya. “Berita apa?” Aku penasaran juga rasanya. Setelah hp ku sudah nyala sepenuhnya, aku membuka sosial media. Tempat paling tepat untuk mencari berita paling hot sekarang ini.
“Seokjin oppa jatuh pingsan saat latihan.” kata Seulgi.
Botol yoghurtku jatuh terlepas dari genggamanku. Untung saja botolnya plastik, jadi tidak pecah. Hanya isinya saja yang berhamburan di lantai dapur.
“Apa?? Kenapa? Seulgi, kenapa dengan Seokjin? Apakah parah?”
Seulgi menggeleng, “aku juga tak tahu. Jimin hanya memberitahuku sedikit.”
“Kalau begitu tanya lagi!” kataku panik.
“Belum ada kabar lagi. Dia sudah dibawa ke rumah sakit dan dokter belum ada penjelasan lebih lanjut."
“Ya Tuhan.. bagaimana ini.. apa yang harus kulakukan?” Aku melihat lantai dapurku basah dan itu harus segera dibersihkan tapi kepalaku penuh dengan Seokjin. Kenapa dia bisa pingsan tiba-tiba. Apakah dia kelelahan? Apa dia ada penyakit yang lain? “Sudah berapa lama kau dapat kabar ini?”
“Sekitar 3 jam yang lalu.”
“Seulgi, bisakah kau tolong bersihkan ini untukku?” tunjukku ke lantai dapur. “Aku harus menemuinya.” Aku buru-buru naik ke atas, ke kamarku. Meninggalkan Seulgi yang melongo.."Kenapa jadi aku yang beresin?" Bisik Seulgi. Aku masih bisa mendengarnya.
Kalau ingin menemuinya aku harus berganti pakaian. Aku mencoba berpikir dengan tenang, apa yang harus aku lakukan walaupun sebenarnya pikiranku kalut bukan main.
Sesampainya di kamar, ternyata Joy sudah ada disana. Dia menatapku dengan pandangan bertanya-tanya..
“Apa?” kataku.
“Jadi apa yang akan unnie lakukan? Aku melihat beritanya dan langsung menyuruh Seulgi unnie menanyakan pada Jimin oppa.” Terang Joy menggebu-gebu.
“Bagaimana bisa beritanya sampai ke media?” tanyaku bingung.
Joy mengedikkan bahu.. “kurasa apapun akan jadi kehebohan kalau menyangkut BTS.”
She’s got the point. Aku masuk kamar mandi untuk membersihkan diri seadanya. Saat aku keluar kamar mandi, Seulgi dan joy sudah duduk manis di kasurku.
“Kemana Wendy dan Yeri?” tanyaku.
“Wendy ada rekaman di studio dan Yeri bertemu dengan temannya. Tadi kan dia pergi denganmu. “ Jawab Seulgi.
“Oh iya..” otakku belum berfungsi dengan normal sepertinya. “Apa sudah ada kabar dari Jimin?”
Seulgi menggeleng. “Kalau aku lihat berita, katanya Seokjin oppa dirawat di ruang intensif.”
Tanganku bergetar mengambil kaos dan sweater ber hoodie ku. “Ruang intensif? Apa yang terjadi dengannya?”
“Unnie.. kau mau ke RS?” tanya Joy. “Disana banyak sekali fans dan wartawan.” Joy mencari info lewat sosial media. Dia menunjukkan foto terkini yang beredar.
“Aku akan coba telepon manager unnie dulu.” Aku mengambil hp dan menekan speed dial nomor 8.Setelah peristiwa aku diomeli Lee Soo Man akibat Seokjin, aku tidak pernah absen memberi tahu manager ku kemana aku pergi dan bersama siapa. Aku seharusnya melakukannya sedari dulu, karena dia juga bagian dari keluarga Red Velvet ku.
“Ya Joohyun?” jawab managerku.
“Unnie.. aku ingin menemui Seokjin. Apa kau bisa mencari tahu apakah aku bisa menemuinya?”
Terdengar helaan nafas di seberang. Dia pasti sudah tahu berita ini.“Tak bisa kah kau menunggu sampai agak reda?” tanya nya.
“Tidak bisa. Aku khawatir setengah mati.”
“Baiklah Joohyun. Kau tunggu dulu kabar dariku. Jangan pergi sebelum aku mengabarimu. Kau mengerti kan?”
“Iya unnie, aku mengerti.” Aku memutus sambungan telepon itu lalu kembali bersiap-siap, jadi kalau managerku sudah memberi lampu hijau.. aku bisa langsung pergi.
15 menit berlalu, aku mulai resah dan berjalan mondar mandir di kamarku. Seulgi dan Joy hanya melihatku dengan khawatir. Aku tahu, mereka pasti memikirkan bagaimana kalau aku terlihat wartawan ada di sana. Pasti akan ada skandal jika aku tertangkap kamera menjenguk Jin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity (JINRENE)
RomanceJin "Hyung.. apakah kau menyukainya?" Tanya JHope padaku. Aku hanya menggeleng kecil sambil memainkan jariku. Benarkah aku tak menyukainya? Apakah ini hanya ketertarikan biasa? Atau.. Irene "Kenapa sih, dia bisa menyebalkan begitu? Kami baru beberap...