Chapter XXX

3.3K 274 18
                                    

SEOKJIN


Aku menenggak segelas alkohol hingga habis lalu meringis merasakan panas di tenggorokanku.

Tapi hal itu tak menjadi halangan, kutuang lagi minuman ke gelasku dan kuulangi hal yang sama. Tak terasa, ini sudah gelas kelima ku. Diantara semua memberku, toleransi alkoholku adalah yang tertinggi. Jadi minum seperti ini tak akan membuatku mabuk.

“Hyung.. berhentilah.” Kata Suga.

Aku menoleh ke arahnya, “Aku tak akan mabuk.”

“Bukan masalah mabuknya. Tapi bukannya itu membakar tenggorokanmu?” Suga melihat jenis minuman yang kupilih untuk menemani malamku.

“Justru itu. Aku membutuhkannya.” Kataku

Aku bersama member ku sedang bersantai di rooftop rumah kami malam ini. Pikiranku sedang ruwet dan aku tak ingin sendirian.

“Jadi bagaimana dengan Sana ssi? Kau sudah bertemu lagi dengannya?” tanya Namjoon tiba-tiba.

Aku menggelengkan kepala. “lebih baik begini dulu. Aku tak tahu harus bagaimana kalau bertemu dengannya.”

Aku teringat kejadian malam itu, aku menemui Sana yang terlihat khawatir di restauran bibi ku. Tapi dia tak pergi, dia menungguku dan memelukku seolah tahu aku lelah sekali malam itu. Dia mendengarkan ceritaku dengan tenang, lalu dia menanyakan apakah aku masih mencintai Joohyun. Aku ingat dengan jelas raut wajahnya saat bertanya hal itu.. dia menahan tangis.

“Hyung sudah putus dengannya?” tanya Taehyung

Aku menggeleng, “Apa menurutmu aku harus putus?”

Aku melihat beberapa memberku memutar bola matanya, “Kau saja tidak bisa jawab waktu ditanya apa masih suka dengan Irene noona. Berarti kan kau ragu.” Jawab Hobi.

“Tapi Sana pacarku.”

“Tapi apa kau mencin.. astaga, kenapa aku harus bicara omongan seperti ini.” Suga menghela nafas. Dia paling tak suka membahas hal-hal yang melankolis begini.

“Aku ingin bertemu Joohyun.” Desisku.

Jimin menggaruk kepalanya sebagai tanda frustasi. “Katanya pacarmu Sana, ini kau malah mau bertemu Irene noona.”

Aku tak menghiraukan sindirannya, “kau tahu.. ini pertama kalinya dia mempertahankanku. Selama ini dia menyuruhku untuk melepasnya, menyuruhku untuk menyerah, menyuruhku untuk..”

“Hyung, kau ini pacarnya atau pembantunya? Kenapa disuruh-suruh terus?” potong Jungkook.

Aku hanya tertawa, “Sial kau. Tapi yaaaa.. begitulah hubungan kami. Dia selalu menentukan semuanya sendiri dan tak memikirkanku. Maka itu, aku bilang padanya kalau aku tak akan kembali padanya sampai dia yang datang padaku dan menyadari kalau dia tak bisa bahagia tanpaku. Itulah juga sebabnya aku mendekati Sana. Untuk memancing Joohyun bereaksi. Tapi ternyata Sana bisa juga masuk ke hidupku.”

“Hyung.. pernahkah kau berpikir bahwa Irene noona melakukan ini semua untukmu?” tanya Jimin lagi.

Aku menggeleng. “Dia melakukan ini semua untuk membernya. Untuk karirnya. Dia sendiri yang bilang kalau dia bertanggung jawab atas semuanya. Aku kenal bagaimana Joohyun. Dia pasti merasa bersalah jika terjadi apa-apa ppada red velvet. Karena itu aku putus dengannya. Aku tak pernah jadi prioritasnya. Aku tak pernah jadi pilihannya.”

“Kalau begitu, tinggalkan saja.” Kata Suga.

“Berarti kan dia tidak mencintaimu hyung.”

“Dia mencintaiku.” Jawabku. “Hanya saja dia tak cukup berani untuk memperjuangkan cinta kami. Dia merasa dia cukup kuat untuk menanggung semuanya asalkan membernya bahagia. Dia lupa.. dia mengorbankan aku. Dipikirnya aku bisa dengan gampang melupakannya dan berpaling ke yang lain. Dipikirnya hatiku tak akan hancur.”

“Tapi kau kan benar sudah move on dengan Sana ssi.” Kata Namjoon.

“Ya.. aku salah perkiraan. Aku pikir Sana bisa membuat Joohyun cemburu. Tapi ternyata aku juga nyaman bersamanya. Baru saja aku berpikir untuk melupakan Joohyun, eh dia muncul tiba-tiba. Mengacaukan hidupku saja.”

“Jadi intinya, hyung masih mencintai Irene noona kan? Buktinya baru ketemu sekali saja langsung bingung begini.” Kata Taehyung.

“Yasudah putuskan saja Sana.. kembali bersama Irene noona.” Kata Jungkook.

“Tidak semudah itu. Kau pikir gampang menjalani hubungan dengan orang yang tidak bisa memberikan 100% dirinya? Aku bisa menerima syarat dari dia macam-macam. Tapi kalau dia bolak balik tidak bisa mempertahankanku buat apa?”

“Jadi hyung akan memilih Sana?” tanya Jimin.

“Sepertinya begitu. Dia mencintaiku, bersedia meresikokan semuanya untuk hubungan kami, selalu apa adanya denganku dan tidak menyimpan pikirannya sendiri. Hidupku tampaknya akan jauh lebih mudah.” Jawabku.

“Ya terserahmu, hyung.. yang pasti kau tak boleh menyakiti hati perempuan. Siapapun yang kau pilih.. kau harus melepaskan yang satunya. Mengerti?” tanya Namjoon.

Aku hanya terdiam.. Bisakah aku mencintai Sana tanpa mengingat Joohyun lagi?



IRENE


“Bodoh! Bodoh! Bodoh!” Irene menjatuhkan wajahnya berkali-kali ke bantal. Dia sedang bercerita dengan member-nya mengenai kejadian dia ditolak Seokjin. “Kenapa aku harus menahannya.. kenapaaa.. sekarang mau ditaruh dimana muka ku kalau bertemu dengannya atau Sana ssi?”

“Ya taruh saja disitu. Mau dikemanakan lagi!” Sahut Joy kesal.

Aku melirik ke arahnya, “Kau kenapa sih? Bukannya prihatin dengan kondisiku.”

Joy memutar bola matanya, “Jelas saja aku kesal dengan unnie? Apa kau sadar, kau egois sekali.”

Aku memandang Joy dengan heran.
“Kau tahu kan kau sudah meminta banyak pada Jin oppa?” tanya Joy

“Sejak kapan kau memanggilnya oppa?” tanya ku.

“Sejak kalian mulai berpacaran. Berarti kan dia oppa kami.” Jawab Joy ngawur disambut anggukan Yeri.

“Betul unnie, kau sudah jahat ke Jin oppa. Padahal dia berbuat banyak untukmu.” Sambar Yeri.

Aku menelan ludah. Apa-apaan ini, kenapa mereka semua memihaknya?

“Sebenarnya unnie, kami semua sudah sering membicarakan ini..” kata Seulgi kepadaku. “Kami merasa kau terlalu berlebihan menjaga kami.”

“Apa maksudmu? Aku kan unnie kalian dan aku juga leader kalian. Wajar kalau aku ingin melindungi kalian. Kalian bukan sekedar member untukku, tapi kalian adalah keluargaku. Apa kalian tak suka aku begini?”

“Bukan begitu.. tapi kau sampai tak memikirkan dirimu sendiri. Dan juga melukai orang yang kau cintai.” Lanjut Seulgi.

“Memang sudah seharusnya aku tak memikirkan diriku sendiri.” Kataku. Aku tak mengerti maksud mereka, kenapa bicara seperti ini.

“Dengarkan aku.. kami sudah dewasa. Unnie tak perlu mengorbankan hati unnie untuk kami. Bagaimana dengan janji untuk selalu membicarakan semua hal bersama-sama?” tanya Wendy.

“Aku memberitahukan semua kepada kalian. Apa yang kututupi coba?” tanyaku.

“Perasaan unnie.” Jawab Joy.

Aku terdiam mendengar Joy bicara.

“Dengar, unnie memang memberitahu semua ke kami.. tapi semua sudah kau putuskan sendiri. Kami hanya bisa terima saja. Darimana itu disebut membicarakan hal bersama?” tanya Joy.

“Dan unnie selalu saja mengesampingkan perasaanmu. Aku suka mendengar kau menangis malam-malam waktu putus dari Jin oppa. Tapi di depan kami, kau bersikap seolah tak apa-apa. Hanya sekali kau menangis di depan kami, sewaktu Jin oppa sudah bersama Sana ssi.” Kata Seulgi.

“Kalau unnie memang menganggap kami keluarga.. keluarkan saja semua perasaanmu. Jangan kau simpan sendiri susahmu. Unnie tahu kan kami menyayangimu lebih dari apapun..” Kata Wendy.

Aku menitikkan air mata. Ternyata yang tidak dewasa selama ini aku. Mereka bahkan lebih mengerti bagaimana harus bersikap. Kenapa aku ngotot melindungi mereka, kalau merekalah yang akan melindungiku juga.. bodoh sekali aku ini.

“Unnie.. dengarkan kami.. kalau kau cinta Jin oppa dan bahagia dengannya, kejarlah..” kata Yeri.

Aku menggeleng.. “Kalian benar. Aku sudah egois sekali dengan Seokjin. Dia selalu menuruti mau ku. Selalu mencoba memahami ku, dan berkorban untukku. Aku tak pernah membalas perbuatannya padaku. Aku tak pantas untuknya. Sekarang dia punya Sana. Dia sendiri yang bilang, kalau bersama Sana, hidupnya lebih mudah. Dia sudah pernah memohon padaku untuk tetap bersama, tapi aku tolak. Apakah akan lebih egois lagi kalau saat dia sudah bahagia dengan yang lain.. aku datang lagi?”

“Tentu saja itu egois dan menyebalkan sekali.” Sahut Joy, “Tapi kau akan menyesal kalau tak kau lakukan.”

“Iya unnie. Semua orang pernnah buat salah. Sekarang lebih baik kau fokus memperbaikinys.” Tambah Wendy.

“Tapi.. apa dia masih mau menerimaku lagi?” bisikku tak yakin.

“Yang penting unnie sudah berusaha. Kalau memang Jin oppa memilih Sana ssi.. ya sudah, berarti kalian memang tidak ditakdirkan bersama.” Jawab Seulgi.

Aku menghela nafas, “Pertama-tama.. aku harus meluruskan 1 hal dulu. Hubungan palsu ku dengan Suho.” Aku melihat memberku satu persatu, “Apa kalian yakin aku bisa melakukan ini?”

“Tentu saja!” jawab Yeri.

“Kalian tidak akan marah kalau karir kita sampai tertunda karena aku?”

Yeri memutar bola matanya, “tenang saja.. aku yakin kita akan baik-baik saja. Kalau unnie saja tak bahagia, apa kau pikir karir kita juga tidak akan tertunda?”

Tiba-tiba aku merasa pundak dan hatiku begitu ringan. Aku tersenyum melihat member ku dan kami berpelukan. Aku akan membenahi kesalahanku satu persatu. Dimulai dari Sajangnim..





New chapter is here. Enjoy!

Vote amd comment jangan lupa 💜

Serendipity (JINRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang