JIN
“Sepertinya.. aku terlalu cepat ya?” tanyaku ke Suga dan Jungkook.
“Yah! Hyung.. ternyata kau bodoh sekali ya kalau urusan perempuan.” Kata Jungkook
“Memangnya kau berpengalaman?” Sungutku. “Aku bercerita pada kalian, karena kalian adalah orang yang tidak menahan omongan. Bukan karena kalian yang paling berpengalaman.”
Jungkook dan Suga tak menggubrisku.
“Setelah itu, apa yang kalian lakukan?” tanya Suga.
Aku mengingat lagi peristiwa 1 minggu lalu.
Flashback
“Kita ini apa?” tanyaku ke Joohyun.
Dia terdiam. Lama. Aku melihat keraguan di matanya. Lalu dia berdehem, “tentu saja kita teman. Memangnya apa lagi?”
Aku menatapnya lama. Pertanyaannya benar juga. Memangnya apa lagi? Aku yang lama naksir padanya. Kita kenal juga belum lama. Dan dia mengakui bahwa dia tidak terbiasa ada laki-laki di hidupnya. Lebih baik take things slow.. Aku masih punya waktu. Benar kan?
“Makan Joohyun. Habiskan semua yang di piringmu.” Kataku.
Kali ini dia menurut. Setelah itu, aku mengantarnya pulang ke rumah. Waktu sudah menunjukkan pukul 01.50 AM.
“Terima kasih atas malam ini. Perutku kenyang.” Katanya sebelum keluar dari mobil.
“Ya. Kau istirahatlah.”
“Kau tidak mengantuk kan? Jangan menyetir kalau mengantuk.”
“Lalu apakah aku harus tidur disini saja?”
“Bukan begitu maksudku..” kulihat Joohyun menghela nafas sudah tak sabar dengan bercandaanku.
“Iya-iya. Aku akan hati-hati.” Kataku. “Sana masuk.”
“Baik..” Joohyun sudah akan keluar dari mobil sewaktu aku menarik tangannya. Kini dia menghadap ke arahku. Wajahnya sangat terkejut. Ada rona merah di pipinya. Dia terlihat cantik sekali. “Jin..”
“Aku mau lebih.” Kataku.
“A.. Apa?”
“Aku mau lebih dari teman.” Aku menggenggam tangannya.
“Ta.. tapii..” dia terlihat sangat bingung.
“Aku tau.. kau tidak siap. Aku juga tidak mau memaksamu. Semua ini terasa baru buatmu kan? Maka itu.. tidak usah menjawab apa-apa. Aku hanya ingin kau tahu.. aku suka!”
Aku bersumpah.. warna muka Joohyun berubah menjadi merah semua. Jantungku juga sepertinya akan meledak. Kalau aku tidak menahan diri, mungkin dia sudah kupeluk. Tangannya masih di genggamanku. Aku mengusapnya perlahan dan dia tersentak.
Aku tersenyum menatap tangan kami. Lalu berpaling ke wajahnya.
“Pikirkan saja aku. Jangan menjauhiku. Jangan coba-coba menjauhiku.” Tekanku.
Sudah kuduga, dia akan cemberut.. “kau aneh. Ini namanya pemaksaan.”
“Aku tidak memaksa. Sudah ku bilang.. kau tak perlu jawab apa-apa. Aku akan menunggumu. Sebagai temanmu. Kalau nanti kau sudah yakin, kau yang bicara.. apakah aku harus menyerah atau boleh menjadi pacar seorang Bae Joohyun.”
Dia tersenyum kecil. “lepaskan tanganku.”
“Sebentar lagi. Kalau kulepas sekarang, kau akan kabur.”
“Yah! Kim Seokjin!”
Aku tertawa lalu melepas tangannya. “Sana masuk. Aku akan pulang sekarang.”
Dia membuka pintu mobil. “hati-hati di jalan.”
“Ok.”
Dia menoleh sekali lagi. “Dan langsung kabari aku begitu sampai.” Katanya sebelum benar-benar keluar dari mobil dan berlari kecil masuk ke rumahnya.
Aku tersenyum lebar sekali seperti orang idiot.
End of Flashback
“Bagaimana?” tanyaku padaku Jungkook dan Suga.
Mereka berpandangan.. “sepertinya kau tidak ditolak.” Kata Suga.
“Tentu saja. Tapi bagaimana kalau dia berubah pikiran? Ini sudah 1 minggu sejak pengakuanku. Pesanku tak dibalas sejak 3 hari yang lalu.”
“Mungkin saja. Mungkin dia sudah sadar kalau kau aneh. Kenapa tiba-tiba kau menyatakan cinta!” sungut Jungkook. “Dia kan sudah bilang kalau kalian berteman. Kenapa tak kau tahan dulu?”
“Yah! Aku tak tau.. aku tak mau dia kabur. Itu saja.” Kataku lemas.
“Yasudah hyung. Sudah terlanjur. Sekarang kau tunggu saja. Mungkin dia sedang sibuk.” Kata Suga.
IRENE
Aku ingin sekali menemuinya. Aku ingin melihat wajah menyebalkannya. Aku menjatuhkan diri di kursi mobil belakang. Kami baru saja selesai menyelesaikan syuting di luar negeri. Jadwal ini mendadak karena tadinya bukan kami yang harus pergi, tapi last minute management memutuskan kami. 3 hari di Jepang dengan jadwal yang padat. Badanku remuk sepertinya.
“Unnie.. apakah kau akan bertemu Jin sunbaenim?” bisik Seulgi.
Aku menaruh jari di bibirku, menyuruhnya diam. Nanti kalau ketahuan manager kami, bagaimana nasibku? Well.. aku juga tidak pacaran dengannya sih. Kami hanya berteman. Tapi dia yang naksir aku. Aku tersenyum sendiri sebelum disikut oleh Seulgi.
“Unniee.. kenapa senyum-senyum sendiri? Pasti sedang memikirkan pacarmu ya?”
“Yah! Bisa diam tidak?” seruku. “lagipula dia bukan pacarku. Kami hanya berteman.”
Memberku sudah tau ceritaku dan Seokjin. Sewaktu aku pulang dari makan bersamanya, termyata memberku sudah menungguku di ruang tamu. Mereka bingung kenapa aku tidak ada di kamarku dan tidak memberi kabar.
Aku beruntung mereka tidak menelepon manager kami. Tapi yaa begitu, aku harus cerita ke mereka. Lagipula.. aku juga tak tahan menyimpannya sendiri. Aku kan belum berpengalaman. Aku bingung juga.
Memang banyak lelaki yang suka padaku. Tapi tidak semua berani menyatakan perasaan padaku. Dan dari yang menyatakan perasaannya padaku, tak ada yang membuatku kesal seperti Kim Seokjin.
Reaksi memberku beragam. Seulgi dan Wendy tidak terlalu kaget karena menurut mereka, aku dan Jin memiliki chemistry yang kuat. Tau darimana mereka. Tapi aku tak menyanggahnya.
Joy dan Yeri berteriak dan melonjak-lonjak. Katanya sih mereka sudah menduga nya tapi mereka kesal karena aku keras kepala. Aku tak mendengarkan ocehan anak kecil itu.
Aku baru teringat sesuatu.
“Noona.. apakah hp ku sudah selesai di service?” tanyaku ke manager noona
“Sudah. Sudah ditaruh di kamarmu juga.” Katanya
“Akhirnyaaa..” aku tersenyum lebar. Sial sekali aku, malam sebelum berangkat ke Jepang, hp ku jatuh dan tidak bisa hidup. Terpaksa kutinggal saja sembari di service.
“Cieee.. akhirnya bisa telepon-telepon an sama pacaarr..” bisik Joy
Aku hanya tersenyum. “kira-kira dia mencariku tidak ya? Aku tidak mengabarinya selama 3 hari.” Tanyaku.
“Entahlah. Mungkin juga dia sudah kabur dengan perempuan lain.” Jawab Joy sekenanya.
Aku cemberut, “yasudah kalau begitu. Aku tak apa-apa.”
“Apa unnie yakin?” tanya Joy menggodaku.
Aku tak menjawab. Lama sekali managerku menyetir. Aku mau buru-buru lihat hp ku.
Setelah tiba di kamar, aku langsung buru-buru mengambil hp ku yang ada di atas meja samping kasur. Kubuka hp ku dan kulihat ada beberapa pesan masuk. Salah satunya dari Seokjin.
Tertanggal 3 hari yang lalu.
09.10 PM
“Joohyun ah.. apakah kau sibuk? Mau menemaniku makan tidak?”
Aku tersenyum membacanya.
09.40 PM
“Apakah kau sudah tidur?”
10.20 PM
“Baiklah kalau kau sudah tidur. Aku akan mengajak Jimin saja. Sepertinya dia belum tidur.”
2 hari yang lalu.
“Joohyun ah.. apa kau masih sibuk juga? Kau tak membalas pesanku..”
Setelah itu tak ada pesan lagi. Aku terkekeh. Dia pasti berpikiran aku sengaja tak membalasnya.
Aku mengetik pesan untuknya..
“Anyeoong Jin..”
“Yah! Darimana saja kau?” balasan darinya datang cepat sekali
“Apa kau sedang tak sibuk? Kenapa cepat sekali membalas pesanku?”
“Aku baru bangun tidur dan sedang mengecek hp. Kenapa kau baru membalas pesanku?”
“Kau baru bangun jam 9 malam begini??”
“Aku di New York. Disini masih jam 7 pagi.”
Aku guling-guling di kasurku. Kenapa dia harus berada jauh sekaliii.. tiba-tiba hp ku bergetar. ‘Pria Menyebalkan’ tertera di layarnya.
“Yoboseyo..” jawabku
“Bae Joohyun. “ desisnya. “bisa-bisanya kau menyiksaku selama 3 hari ini.”
Aku tersenyum kecil, “kenapa aku menyiksamu? Aku tidak melakukan apa-apa.”
“Kemana saja kau?”
“Maaf.. aku dan member ku mendadak harus ke Jepang. Dan sialnya hp ku rusak sebelum berangkat. Jadi aku tak bisa memberi kabar. Apa kabarmu? Berapa lama di New York?”
Jin terdengar menghela nafas, “10 hari. Dan ini baru hari kedua.”
Aku cemberut. Masih lama sekali dia kembali ke Korea.
“Apa kau sedang cemberut?” tanya nya.
Bagaimana dia bisa tahu? “Tidak.”
“Kukira kau kangen.” Kata Jin pelan, seperti tidak percaya diri mengucapkannya.
“Apa kau kangen padaku?” Tanyaku
“Tentu saja. Aku kangen lihat wajah cemberutmu.”
Aku berguling-guling di kasur sambil senyum-senyum. “Aku juga ingin lihat wajah menyebalkanmu.”
Tidak ada balasan darinya. Apa dia ketiduran lagi?
“Yah.. Joohyun ah.. apakah kau baru saja bilang kalau kau kangen pada ku?”
“Kapan aku bilang begitu?” aku terkekeh membayangkan wajah kesalnya.
“Aargh siaal.. apa aku pulang saja ke Seoul sekarang?”
Kali ini aku tertawa membaca pesannya. Ada rasa hangat di hatiku.. “Kau focus saja dulu disana. Nanti pulang baru kita ketemu."
“Is that a promise, Bae Joohyun?”
“That’s a promise, Kim Seokjin.”Tahap PDKT emang paling manis ya guuuyss.. Susahnyaa pacaran orang yang jadwalnya sama-sama padat. Kira-kira pas mereka ketemu bagaimana yaa..
Don't forget vote dan comment nya yaa 💜
P.s.
I know it's sad BTS didn't get any Grammy nomination. But at least.. we got each others back 💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity (JINRENE)
RomanceJin "Hyung.. apakah kau menyukainya?" Tanya JHope padaku. Aku hanya menggeleng kecil sambil memainkan jariku. Benarkah aku tak menyukainya? Apakah ini hanya ketertarikan biasa? Atau.. Irene "Kenapa sih, dia bisa menyebalkan begitu? Kami baru beberap...