EPILOG

6.6K 348 33
                                    

Omagaaad.. Serendipity hits 30k plus read!!Huhuhu.. ga nyangka dan happy banget.

Thank you.. thank youu buat yang sudah baca, sudah vote, dan sudah komentar. Mungkin ga aku balas satu-satu. Tapi aku selalu bacain kok komentar nya 😘😘😘

So this is an epilog for you guys. Enjoy!!
.
.
.
.
.

3rd POV

10 years later.

"Kim Seokjiiiiinnnn.." teriak Joohyun dari ruang makan.

Seokjin turun dengan santai tapi sudah rapi memakai kemeja kerja. Jas nya belum dipakai, hanya ditenteng bersama dengan dasi yang memang jatah dari Joohyun untuk memakaikannya setiap pagi di hari kerja seperti ini.

"Kenapa sudah teriak-teriak sih pagi-pagi?" Tanya Seokjin sambil berdiri di depan istri nya itu.

Ya, istri. Mereka sudah menikah selama 8 tahun sekarang. Dikaruniai 2 anak. Yang pertama anak laki-laki berusia 6 tahun bernama Kim Dae Hyun dan yang kedua anak perempuan berusia 2 tahun bernama Kim Soo Jin.

Seokjin sekarang menjadi full time business man. Dia sudah menjadi CEO di perusahaan yang dirintisnya sejak awal menikah dan masih menjadi anggota Bangtan. Jangan sedih, BTS tidak bubar. Mereka hanya hiatus sampai saat yang tidak ditentukan. Masing-masing sudah sibuk dengan kegiatan dan hidupnya  tapi masih berteman sangat baik dan lumayan sering bertemu.

Sedangkan Joohyun sekarang sibuk menjadi ibu rumah tangga. Red Velvet juga sudah hiatus sampai entah kapan karena beberapa member nya sudah menjadi istri dan ibu seperti dirinya namun ada juga yang masih berkarir di industri hiburan. Joohyun masih beberapa kali menerima endorse untuk produk kecantikan dan perhiasan.. tapi tak mengambil pekerjaan yang membuatnya lama jauh dari keluarga. Titah dari sang suami, Kim Seokjin.

Joohyun memakaikan dasi untuk suaminya itu sambil merengut.

"Kenapa pagi-pagi sudah merengut?" Tanya Seokjin dengan lembut, sambil membelai poni istrinya yang mulai panjang.

"Tak apa-apa." Joohyun masih cemberut.

"Apa karena aku telat bangun? Aku tak akan terlambat meeting, Joohyun ah.. mereka akan menungguku."

"Iya." Joohyun masih merengut lalu kembali ke dapur setelah selesai memakaikan dasi Seokjin.

"Dae Hyun.. selesaikan sarapanmu lalu berangkat ke sekolah." Kata Joohyun sambil membawa makanan untuk Seokjin yang sudah duduk di depan anak lelakinya.

"Apa aku tak bisa berangkat bersama appa?" Tanya Dae Hyun.

Seokjin melirik Joohyun yang masih saja cemberut. Sebenarnya kalau dia skip sarapan dan berangkat sekarang bersama anaknya, masih keburu. Tapi melihat raut wajah istrinya, sepertinya dia butuh waktu untuk mengorek kenapa mood wanita itu jelek pagi ini.

"Hmm.. hari ini appa ada urusan penting di kantor. Dae Hyun berangkat diantar driver dulu seperti biasa. Besok baru appa antar ke sekolah. Ok?"

"Janji?" Tanya Dae Hyun dengan mata berbinar-binar.

"Appa janji, sayang."

"Yeeaaayy okee..." Dae Hyun bersorak kegirangan membuat Seokjin tersenyum melihat anak laki-laki kebanggannya itu.

"Selesaikan sarapanmu dulu dan minum susu nya. Kau akan terlambat kalau terlalu lama." Joohyun mengurusi anak laki-laki nya itu.

"Baik eomma.." Dae Hyun menghabiskan sarapannya lalu pamit ke kedua orang tua nya.

Seokjin menoleh ke kursi kosong di sampingnya. "Apa Soo Jin belum bangun?"

Joohyun hanya mengangguk. "Semalam dia tidur terlalu malam karena menunggu mu. Tapi tidak bertemu appa nya juga." Sungut Joohyun sambil mengantar Dae Hyun ke depan rumah yang sudah ditunggu oleh supir keluarga. Seokjin mengekor di belakang istrinya. Mereka memeluk dan mencium pipi Dae Hyun sebelum anak itu masuk ke dalam mobil.

Serendipity (JINRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang