Chapter XXI

3.7K 304 15
                                    

JIN



Aku terkekeh melihat foto yang Joohyun kirim padaku. Fotonya sedang sarapan di hotel tempat dia dan membernya yang lain akan melangsungkan konser di Singapore.

Aku rindu sekali padanya. Semenjak malam itu, malam kami sepakat akan menjalin hubungan backstreet ini, aku tak pernah bertemu dengannya lagi. Kami sibuk dengan jadwal masing-masing.

Sesekali aku melihatnya dengan Suho hyung di sosial media. Entah hanya makan malam biasa atau Suho hyung mengantarnya ke acara yang harus dihadiri Joohyun.

AKU IRI SEKALI.

Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. Tentu saja Joohyun bilang padaku mengenai semua itu. Tapi tetap saja. Siapa laki-laki yang rela wanitanya digandeng oleh laki-laki lain. Kalau saja aku boleh bertindak, aku akan mendatangi agensi Joohyun dan memintanya untuk menyudahi kontrak sialan itu. Tapi sehabis itu pasti nasib Joohyun dan member nya yang terancam.

Aku memutuskan untuk meneleponnya.

“Beautiful as always, Joohyun ah. Did you rest well?” tanyaku begitu teleponnya diangkat oleh Joohyun.

“I did. I feel so fresh today. Sepertinya akan jadi malam yang menyenangkan. Kau sedang apa?”

“Memikirkanmu.”

Suara tawa Joohyun memenuhi telingaku. “Apa kau sedang menggombaliku  Kim Seokjin?”

“Eeeyy.. mana pernah aku menggombalimu.” Aku membayangkan wajah cemberutnya.

“Joohyun ah.. apa aku perlu kesana?”

“Maksudmu?”

“Ke konser mu.”

“Kim Seokjin.. kita sudah membicarakan ini.. apa jadinya kalau kau tertangkap kamera kalau sedang menonton konser kami.”

“So what?”

“Kedua.. tiket konser kami sudah sold out.”

“Itu perkara gampang Joohyun. Aku bisa cari tiketku sendiri. Bolehkah aku datang?”

Joohyun terdiam.

“Kalau tak boleh ya sudah. Aku akan menunggumu pulang ke Korea.” Jawabku pasrah. Lalu aku teringat sesuatu. “apakah Suho hyung datang?”

“Mmm… sudahlah tak usah dibahas.”

Mood ku langsung turun, “dia datang kan?”

“Jinniee yah.. dia kan..”

“Pacarmu?!” Sambarku kesal.

“Yah! Tak bisa kah kita tak bertengkar hari ini saja? Aku mau ada konser malam ini.”

“Baiklah! Silahkan saja kau konser ditonton oleh pacarmu. Aku akan menunggu disini sampai kau punya waktu untukku.” Kataku dengan nada memelas.

“Yah Kim Seokjin! Apa kau mau menyiksaku? Jangan sok memelas. Aku juga kangen padamu. Bukan kau saja yang ingin bertemu.”

Aku terkekeh mendengarnya marah-marah.

“Dasar menyebalkan.” Joohyun masih memarahiku.

“Jadi bisakah aku kesana?” pinta ku.

Kebetulan BTS ada waktu senggang 2 hari. Aku bisa berangkat hari ini dan pulang besok malam. Melelahkan aku tahu. Tapi aku sungguh ingin bertemu dengannya. Plus, aku tak rela hanya Suho hyung yang melihatnya konser.

“Baiklah..” desis Joohyun.

“YESS!” teriakku.

Joohyun terkikik, “sampai bertemu nanti Kim Seokjin.”

Begitu telepon ditutup, aku langsung berteriak memanggil JHope untuk mencarikanku tiket konser dan pesawat. Dia paling jago kalo soal seperti ini.



Aku sudah mendarat di Singapore sejak pukul 3.00 PM. Pesawatku berangkat jam 9.00 AM dari Seoul dan konser Red Velvet baru akan mulai pukul 7.00 PM nanti.

Jadi aku masih punya waktu untuk ke hotel dan beres-beres terlebih dulu. Tiket konser sudah dititipkan di resepsionis hotel, jadi tadi pada saat check in aku sudah mengambilnya.

Aku tak tahu bagaimana JHope bisa mengurus semuanya. Tapi dia adalah member yang paling bisa diandalkan soal urusan ‘melarikan diri’ seperti ini.

Tak bisa dipungkiri, hidup sebagai member BTS adalah hadiah sekali seumur hidup dari Tuhan. Aku sangat bahagia dan bersyukur. Tapi sebagai manusia, ada kalanya kami merasa under pressured, lelah dan stress.

Di saat-saat seperti itulah kami akan melakukan hal-hal yang menurut kami bisa mengembalikan semangat dan akal sehat kami lagi sehingga bisa berkarya dan menunjukkan yang terbaik pada fans kami.

Salah satu contoh ‘melarikan diri’ kami adalah pergi liburan tanpa diikuti oleh manager. Seperti aku saat ini. Yang penting agensi tahu kemana kami pergi. Dan akan kembali disaat yang sudah ditentukan. Tentu saja kami tak akan meninggalkan kewajiban kami.

Aku merebahkan diri ke kasur kamar hotel. Kembali lagi ke JHope, aku harus membelikannya oleh-oleh double. Kami selalu mengandalkan JHope pada saat-saat seperti ini dan dia tak pernah mengecewakan.

Entah  bagaimana caranya, aku tak mau ambil pusing. Yang penting malam ini aku bisa melihat pacarku. Dan mungkin berkencan sebentar. Sebelum besok paginya aku kembali ke Seoul.


Hp ku berbunyi. Ada telepon masuk dari Joohyun.

“Jin.. apakah kau sudah di hotel?” Tanya Joohyun

“Hai.. aku akan beberes terlebih dulu sebelum ke konsermu.”

“Kau benar mendapatkan tiket?”

“Tentu saja. Kau jangan pernah meremehkan Hobi. Dia bisa mengatur semua dengan rapi. Tapi aku tak bisa mendapat front row atau VIP. Tak apa ya.. kau pasti sulit menemukanku.”

“Aku sudah senang kau mau cape-cape kesini. Lagipula bagus kau tak di VIP. Nanti Suho akan melihatmu.”

Jin mengerang.. “enak sekali jadi dia. Bisa dengan jelas melihatmu tanpa harus sembunyi-sembunyi.”

“Hehe.. sabar ya.. nanti kita bertemu sehabis konser.”

“Baik Bae Joohyun. Akan kutunggu.” Aku tersenyum memikirkan akan bertemu dengannya.



Malam harinya..

Aku sudah duduk bersama penggemar Red Velvet yang lainnya. Aku harap penyamaranku sempurna dan tidak ada yang mengenaliku. Aku memakai jaket, topi, masker dan kacamata. Sengaja aku datang agak belakangan agar tidak perlu ikut mengantri. Aku melihat lightstick di tanganku sambil tersenyum. Tak sabar ingin segera melihat Joohyun.

Saat lampu dimatikan, semuanya berteriak. Adrenalinku ikut terpancing saat melihat 5 wanita di atas panggung lewat bigscreen. Mataku tak lepas dari seseorang dan aku tersenyum lebar bagaikan idiot.


2 jam kemudian setelah konser selesai, aku menunggu di tempat parkir. Aku dan Joohyun sudah janjian untuk bertemu. Dia akan membuat alasan pada manager nya agar bisa keluar dan biar nanti member nya yang akan mem back up alasannya.

Jangan heran aku bisa dapat mobil sewaan. Lagi-lagi semua thanks to Hobi.

Aku melihat hp ku. Belum ada tanda-tanda pesan dari Joohyun. Sudah sekitar 20 menit aku menunggu. Aku mengiriminya pesan.

“Joohyun ah.. apakah semua baik-baik saja?”

Pesan ku tidak dibalas. Dibaca saja tidak.

“Joohyun.. kau membuatku khawatir.” Aku menelungkupkan kepala di setir sambil menunggu balasan darinya.

Tok tok.. tiba-tiba kaca mobilku sebelah kiri diketuk. Saat aku menoleh, dia yang kutunggu-tunggu tersenyum sambil tersenyum.

Seketika semua lelahku hilang.



Maafkaan.. lama ga update. Kerjaan lagi krezziii banget minggu ini 😣😣
Semoga mulai bisa update rutin lagi yaa..

Ditunggu comment dan vote nya seperti biasa 💜

Serendipity (JINRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang