Chapter XXXVIII

4.3K 322 48
                                    

3rd POV

Dengan enggan Joohyun keluar dari mobil Hyun Ki. Pria itu menurunkan kaca mobil penumpangnya supaya Joohyun bisa melihatnya lagi. Sepertinya Hyun Ki tahu kalau Joohyun masih ingin ngobrol dengannya. Sang wanita membungkukkan tubuhnya sambil melongok di kaca mobil.
"Kita akan bertemu lagi kan?" Tanya nya.

"Hey.. bukan aku yang menjadi superstar. You know where to find me." Jawab Hyun Ki sambil tersenyum lebar.

Joohyun tersenyum kecut, "yeah right.." desisnya.

"Sudah sana masuk. Nanti ada yang diam-diam mengambil foto kita. Aku tak mau terlibat skandal denganmu Joohyun."

Joohyun terkekeh.. "hati-hati di jalan. Kabari aku kalau sudah sampai."

"Apa sekarang kau sudah menjadi posesif padaku."

Joohyun mengeluarkan lidahnya ke arah Hyun Ki, "you wish!"

Hyun Ki tertawa puas. "Byee Joohyun.."

Joohyun pun melambai padanya dan terus berdiri di tempat sampai mobilnya menghilang dari pandangan barulah Joohyun berbalik menuju pintu rumah.

"ASTAGA!" Joohyun terlonjak melihat Seokjin berdiri di teras sambil melipat tangannya di dada.

"Baru pulang?" Tanya Seokjin. Suaranya dingin. Apalagi tatapan matanya pada perempuan di depannya.

Joohyun sampai bergidik dan ingin buru-buru kabur darinya.

"Kau sudah lama disini? Kenapa tidak masuk? Tidak ada orang? Atau tidak ada yang bukakan pintu?" Joohyun nyerocos untuk meredakan aura hitam yang keluar dari Seokjin.

"Kemana saja kau sampai jam segini?"

"Akuu.. makan lalu jalan-jalan lalu.. makan.." Joohyun mengutuk dirinya sendiri, kenapa dia merasa seperti orang yang tertangkap basah. Dia kan tidak berbuat salah pada Seokjin. Tapi kenapa tatapan orang ini membuat Joohyun merasa bersalah?

Seokjin masih menatap Joohyun dengan tajam. Daritadi dia berdiri menunggu Joohyun dan harus melihat adegan perpisahannya dengan laki-laki lain. Seokjin tahu bahwa Joohyun enggan berpisah dari laki-laki itu. Dia hapal gerak gerik perempuan ini. Seokjin bahkan harus menahan dirinya untuk tidak menarik tangan Joohyun menjauhi mobil laki-laki itu.

"Kau mau masuk? Ini sudah malam.." akhirnya Joohyun memutus keheningan di antara mereka. Dia melihat jam tangannya dan waktu sudah menunjukkan hampir jam 12 malam.

"Masuklah. Aku pulang saja." Seokjin menghela nafas. Tidak mungkin dia memaksakan diri untuk bicara saat ini juga. Pertama, dia tak yakin dengan apa yang mau dibicarakannya. Kedua, ini benar-benar sudah larut malam. Ketiga, dia hanya ingin melihat wajah yang dirindukannya. Hanya ingin memeluk tubuhnya, menghirup aroma favorite nya dan melepaskan penat di hidupnya. Tapi yang dia dapat malam ini hanya menambah beban hatinya. Dia tak yakin akan bisa bicara baik-baik.

Joohyun jadi tak enak hati melihat wajah laki-laki di depannya berubah melembut, tak setajam tadi sewaktu awal bertemu. Apa dia melihat sewaktu aku berpisah dengan Hyun Ki? Joohyun jadi semakin merasa bersalah.

"Kau tak mau masuk dulu?" Tanya Joohyun, berharap laki-laki itu merubah rencana nya. "Kau terlihat lelah."

"Tak usah. Aku hanya ingin melihatmu dan sekarang aku sudah melihatmu." Seokjin memajukan langkahnya mendekati Joohyun dan menyentuh pipi perempuan itu.

Joohyun terjengit dan reflek mundur disambut ekspresi kaget Seokjin yang tak menyangka akan mendapat reaksi seperti itu dari Joohyun.

Sang wanita pun tak kalah kaget.. tapi alasannya lain. Hatinya berdetak begitu cepat begitu laki-laki ini menyentuhnya. Padahal hanya sentuhan di pipi saja tapi efeknya begitu dahsyat. Perasaan rindu yang dia tekan langsung membuncah dan membuatnya mundur beberapa langkah.

Serendipity (JINRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang