[LET GO]

23.7K 1.2K 59
                                    

[FOLLOW DAHULU JIKA BERKENAN]

Haaaiiii

Welcome to the world of Curut.

Btw ini FF pertama curut yang otomatis pasti masih banyak kesalahan entah itu ejaan, tanda baca, atau cerita yang bikin gak nyambung. Mohon maaf yaa... Dan yang terpenting tidak unsur plagiat apalagi copy paste disini. Ini resmi hasil pemikiran Curut sendiri.

Selain itu Curut juga masih dalam tahap belajar, untuk bisa menunjukkan hasil yang terbaik meskipun kayaknya cukup sulit. Gapapa yang penting usahanya :))

So, Curut harap kalian bisa hargai itu.

And, enjoy the story


***

"it's very difficult to say goodbye,
But there's no reason
to escape reality
I'm ready to let go."

Apa yang bisa diharapkan dari sebuah hubungan yang bahkan sudah melebur menyatu bersama kenangan?

Apa yang bisa dipertahankan lagi?

Apa alasannya?

Aku juga masih tidak mengerti untuk saat ini. Hidup terkadang terlalu mudah untuk dipermainkan, juga terlalu sulit dikendalikan untuk orang sepertiku. Mungkin karena aku terlalu lemah. Aku mudah menyerah.

Aku bahkan harus kehilangan seseorang untuk kedua kalinya. Aku terlalu mudah melepaskan apa yang aku punya, atau mungkin Tuhan masih belum bisa memberiku kepercayaan.

Cuaca yang indah untuk hari yang begitu berat. Hari ini benar-benar dingin. Hujan deras terus mengguyur kota Seoul sejak pagi tadi sampai siang ini. Aku bahkan harus memakai mantel juga syal yang melingkar di leherku guna menghangatkan tubuh, kemudian mengemudi di tengah-tengah rintikan hujan yang mulai mengguyur jalanan dan menepikan mobil di area lahan parkir tepat di sebuah Café.

Café yang sengaja di desain mengikuti gaya eropa, dengan ornamen-ornamen pendukung yang sejenis, tak lupa bagaimana tatanan meja-kursi yang tak kalah indah dengan café di luar negeri. Dan terakhir sajian musik klasik yang mengalun indah di penjuru tempat ini sekarang. Sangat cocok sekali.

Sudah dua puluh menit lamanya kami disini, ya kami. Aku dan dia. Kita Duduk saling berhadapan dengan ditemani dua cangkir kopi hangat, satu untukku dan satu untuknya. Juga satu porsi lava cake yang kupesan lima menit yang lalu.

Sejak aku datang sampai sekarang, tidak ada pembicaraan sama sekali selain bagaimana diriku yang lebih dulu menyapanya, menanyai kabarnya tepat saat ia baru tiba tadi. Selebihnya waktu tersebut kuhabiskan untuk sekedar menikmati aroma hujan bercampur tanah yang begitu khas juga suara samar air hujan dari balik kaca besar yang kini sudah dipenuhi embun membuat pandanganku kearah luar sedikit mengabur. Tapi tak masalah, aku masih bisa melihat bagaimana orang-orang diluar sana yang bersusah payah menghindari hujan.

Kuhitung sepertinya sudah ada dua lagu yang menemani waktu kami, dengan alunan piano putih yang begitu merdu meskipun tanpa ada penyanyi yang menyumbangkan suaranya. Dan sekarang adalah lagu ketiga yang dimainkan oleh seorang pianis di sebuah panggung kecil. Alunan musiknya yang mendayu semakin membuatku larut dalam kenangan yang selalu tersimpan jelas di memoriku.

Aku masih termenung dalam pikiranku. Masih mencoba merangkai kata demi kata yang akan aku ucapkan sebagai kalimat terakhirku untuk lelaki di hadapanku ini. Sangat sulit memang, bahkan duduk berdua dengannya sudah cukup membuat pikiranku kacau berantakan.

AGAIN || MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang