"Let’s laughed and cried
together."
Pukul tiga sore, Ye Seul sudah siap dengan pakaian rapinya. Sangat simpel, hanya kaos kebesaran dipadukan coat cream kesukaannya dan celana panjang hitam. Sedangkan rambutnya diikat menjuntai keatas menyisakan sebagian anak rambut yang tidak ikut terikat.
Menenteng tas putih miliknya, wanita itu berjalan santai menghampiri bibi Shin yang tengah menyiram tanaman di halaman belakang rumahnya. Rumah Ye Seul memang bisa dibilang sangat indah. Selain Bangunannya yang bergaya modern, rumah tersebut juga dilengkapi dengan sebuah kebun kecil di halaman belakang. Banyak macam-macam tanaman yang tumbuh di sana, dan salah satunya bunga Edeelweis yang merupakan bunga kesukaan Ye Seul.
Nampak dari belakang bibi Shin begitu telaten menyirami tanaman di sana, terlebih pada saat bagian bunga Edeelweis. Bibi Shin hanya tidak mau sampai merusak bunga tersebut karna biasanya jika terlalu sering disiram bunga itu justru menjadi layu dan mati. Dan tentu itu bisa membuat Ye Seul sedih, karna setau bibi Shin untuk membeli bunga itu cukup jauh tempatnya.
"bibi...."
Bibi shin langsung menoleh, mendapati tubuh Ye Seul yang berdiri dibelakangnya membuat bibi Shin menyudahi kegiatannya. Buru-buru Ia meletakkan watering can di bawah, lantas memutar tubuhnya menghadap Ye Seul memandang penampilan Ye Seul saat ini dari bawah hingga atas nampak seperti ada yang berbeda dari Ye Seul.
"Ada apa bi?" Suara Ye Seul berhasil menyadarkan bibi Shin kala itu.
"Ah tidak, hanya saja nyonya sedikit berbeda hari ini." Kata bibi Shin.
Ye Seul tersenyum malu, ia menunduk kembali melihat penampilannya. Apa yang berbeda, karna setahunya ini sama saja. Tidak ada yang beda. Hanya saja kali ini Ye Seul sedikit memakai riasan di wajahnya. Jika bukan karna acara adiknya itu, mungkin Ye Seul tidak akan berhias seperti ini.
"Nyonya akan pergi?"
Ye Seul mengangguk, "Aku harus menghadiri acara adikku."
"Nyonya tidak melupakan obatnya lagi bukan?" Bibi Shin mengingatkan Ye Seul.
"Bibi itu bukan obat, itu hanya vitamin." Ralat Ye Seul terkekeh pelan.
"Aish apanya yang beda, bentuknya sama saja bulat."
Ye Seul memilih mengalah daripada ia harus terus berdebat yang tidak ada unjungnya. Yang ada nanti Ye Seul terlambat untuk sampai sana.
"Baiklah terserah bibi saja, kalau begitu aku pergi dulu aku takut terlambat." Ye Seul mengecek jam rolex yang melingkar di pergelangan tangannya kirinya. Bibi Shin mengangguk, "Jaga bunga-bungaku bi," Katanya.
"siap nyonya!" Ucap bibi Shin semangat.
***
Selama hampir tiga puluh menit perjalanan yang Ye Seul tempuh untuk sampai di sebuah gedung yang dimaksud adiknya itu. Ye Seul masih berdiam diri di dalam mobil, sedikit mengatur rasa gugupnya karna untuk pertama kalinya lagi ia akan bertemu dengan banyak orang nanti.
Dirasa sudah lebih tenang, Ye Seul keluar dari mobil. Mengatakan pada paman Lee untuk segera meninggalkannya sementara Ye Seul akan menunggu seseorang yang katanya akan menjemputnya.
Ye Seul kebingungan, ia pun memilih duduk di sebuah bangku tak jauh dari gedung. Tangannya memegang ponsel berharap bahwa adiknya membalas pesannya. Padahal Ye Seul sudah mengirim puluhan pesan padanya, namun hanya satu yang dibalas itupun sangat singkat dan tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN || MYG
Fanfiction[COMPLETED] Lagi. Lagi. Dan lagi laki-laki itu membuat kesalahan. Kali ini tidak main-main, ia membiarkan wanita yang telah dengan tulus mencintainya pergi begitu saja. Bahkan hari terakhir dimana mereka bertemu ia masih sempat memberikan kesan b...