T [COFFE]

3.9K 305 49
                                    

"The glass filled by the memories, became more bitter as I drank. But I think I know, why I still drink it."




Ini sudah dua bulan sejak dimana Daewon melaporkan masalah Cafe nya yang tidak kunjung selesai. Ye Seul hampir saja putus asa mendengar bagaimaan Daewon menceritakan secara singkat keadaan Cafe-nya saat ini yang sudah di ujung tanduk.

Tidak mau berlama-lama membiarkan hal ini terus terjadi, malam itu Ye Seul bersama Sean terbang langsung dari International Zürich Airport menuju Korea.

Tidak banyak barang yang Ye Seul bawa sebab ini merupakan perjalanan mendadak dirinya. Jika saja bukan karna laporan Daewon, mungkin Ye Seul tidak akan bela-bela melesat menuju Korea.

Perjalanan dari Swiss menuju Korea menghabiskan waktu sekitar sepuluh jam lamanya. Beruntung Sean tidak rewel, anak itu menikmati perjalanannya. Melihat melalui jendela kaca meskipun saat itu langit menunjukkan warna hitam gelapnya.

Sean bahkan terus mengoceh banyak hal, bermain dengan mainannya yang ia bawa, juga membuat daftar list kegiatan dirinya tentang apa saja yang akan dia lakukan nanti jika sudah bertemu Seokjin. Kemudian berakhir tidur di pelukan Ye Seul yang juga lelah terus menanggapi cerita Sean.

Pukul sembilan pagi, akhirnya Ye Seul dan Sean telah sampai di Incheon airport. Segerombolan orang berbondong-bondong keluar pintu utama, membawa koper-koper besar persis seperti orang yang baru saja pulang piknik. Ye Seul segera menggenggam erat tangan Sean takut jika anak itu tiba-tiba saja hilang dari jangkauannya sebab ini kali pertama Sean menginjakkan kaki disini.

Dengan kemeja longgar berwarna pastel, celana jogger hitamnya, juga masker yang menempel di dagunya, Sean berjalan sejajar dengan Ye Seul yang memakai dress merah selutut juga kacamata yang bertengger di hidungnya.

Terlihat seperti artis yang berjalan di red carpet dengan membawa sang buah hati disebelahnya.

"mommy, Mommy..." panggil Sean, menarik ujung dress Ye Seul.

"hm?"

"apa ini Korea?" tanya Sean menatap ke sekitarnya yang sangat asing di matanya.

"menurut Sean?"

Sean menaikkan bahunya. Dia juga tidak tahu, itu sebabnya dirinya bertanya pada sang Ibu. Tapi Ye Seul justru balik bertanya. "tidak tahu,"

Ye Seul menarik kedua sudut bibirnya membentuk lengkungan kecil. Tersenyum tipis melihat Sean dengan wajah ketidaktahuannya.

Lalu seketika langkah Sean terhenti, matanya membulat sempurna. Dan detik berikutnya pekikkan terdengar jelas saat bagaimana netra Sean melihat sosok pria berdiri dengan bersandar pada badan mobil.

"UNCLE!!"

Kacamata juga topi hitamnya melekat hampir menutupi seluruh wajahnya, namun tidak membuat Sean tidak mengenali lelaki yang ia panggil Uncle itu.

"JIHOON UNCLE!" anak itu melepas genggamannya dari tangan Ye Seul, berlari dan langsung menghambur ke pelukan Jihoon saat pria itu sudah merentangkan tangannya.

"hey jagoan kecil uncle, how'are you hm?" Jihoon mendekap tubuh mungil keponakannya yang semakin besar saja. Dan sepertinya Jihoon memiliki saingan baru melihat bagaimana anak itu tumbuh semakin tampan dan pintar.

"so happy after see you, uncle."

Mereka melepas pelukannya. Jihoon menatap lembut Sean. "jadi, Sean rindu uncle?"

"sangat, uncle jadi mentraktir Sean permen warna-warni bukan?" Sean menagih janji Jihoon jika dirinya datang ke Korea, Jihoon akan mentraktir Sean membeli permen sepuasnya.

AGAIN || MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang