Eh ya ampun, gak kerasa
Cerita ini hampir mendekati ending.Hehehehehe :))
Eh tapi btw, kalo Curut perhatiin kalian pada gercep sekali ya para pembaca misterius 😂
"I still Don't believe it
it all seems like a dream
please don't disappear."Semenjak kejadian yang tidak pernah terlupakan itu, Yoongi mendadak menjadi sosok yang berbeda. Rasanya seperti ada yang hilang, tidak ada semangat lagi dalam hidupnya. Bahkan hanya untuk bernapas saja rasanya sulit.
Jika di ibaratkan, Yoongi kehilangan satu kakinya yang amat berharga. Berjalan dengan tidak seimbang, berkali-kali terjatuh lalu bangkit. Menjalani hidup dengan datar.
Ini bukan pasal dia yang kehilangan.
Tapi ini tentang Yoongi yang belum siap untuk kehilangan.
Usaha tentu selalu ia kobarkan selama ini, tapi ia bisa apa jika Tuhan sudah berkehendak. Yoongi tidak bisa protes, sekalipun pria itu memohon untuk membawanya pergi bersama, Yoongi yakin Tuhan tidak mau menerima pria seperti Yoongi yang sudah membuat banyak luka.
Dengan satu tarikan napas, sedikit gelisah, Yoongi tetap memaksakan diri untuk keluar dari mobil dengan mengenakan pakaian formal berupa jas hitam dan kemeja putih di dalamnya.
Menyambar sebucket bunga edelweiss di jok sampingnya lantas ia menata rambut hitamnya untuk lebih rapi, sebelum akhirnya kedua tungkainya berhasil mendarat di tanah.
Hembusan angin yang begitu dingin menerpa wajah Yoongi yang kini dirundung kesedihan. Awan mulai menunjukkan tanda akan hujan, tapi tidak mengurungkan niat Yoongi untuk kembali. Tentu saja, dia bahkan belum sempat meletakan bunga yang baru saja ia beli. Mana mungkin harus pulang begitu saja. Yoongi tidak mau usahanya kali ini sia-sia. Dan lagi, ada banyak hal yang Yoongi ceritakan pada seseorang disana.
Perlahan tapi pasti, Yoongi melangkah. Beberapa kali rambutnya tersapu angin. Langkahnya semakin berat saat dirinya hampir sampai di tempat tujuan.
Kini Yoongi berdiri di sebuah pusara. Melihat bunga-bunga yang begitu segar bertaburan di atas gundukan tanah membuat Yoongi merasa senang tapi sekaligus sedih. Sedih sebab bukan dirinya yang melakukan itu.
Pria itu bersimpuh di tanah, meletakkan bunga yang ia bawa di dekat batu nisan yang terukir sebuah nama disana.
"maaf, baru menemuimu lagi Eommonim..." ujar Yoongi lirih, tatapannya menunduk kebawah.
Ya dia Choi Min Young. Ibu kandung dari Park Ye Seul yang telah lebih dulu beristirahat dengan tenang. Meninggalkan puteri serta adik dari Ye Seul saat sang anak sulung menginjak usia lima belas tahun dengan kematian yang sulit untuk dijelaskan.
Rasanya sudah sangat lama pria itu tidak kesini. Terakhir kali dia berkunjung saat dirinya baru saja di hadapi oleh masalah perceraiannya dengan Ye Seul. Dan Yoongi malu pada dirinya sendiri karna baru mengunjungi wanita itu dengan membawa berita yang pasti akan membuatnya kecewa, lagi.
"ini sudah sangat lama sejak dimana terakhir kali aku menemuimu."
"jujur aku sangat malu bertemu denganmu, Eommonim. Setiap kali aku kemari, aku selalu memberikan kabar buruk padamu yang pasti akan membuatmu marah jika mendengarnya."
"dan lagi, aku kesini untuk meminta maaf pada Eommonim. Aku minta maaf karna sekali lagi, aku tidak menjaga puterimu dengan baik."
"aku kembali menyakitinya karna sikapku. Dan sekarang---- dia, Ye Seul tengah berjuang keras melawan rasa sakitnya." air mata Yoongi menetes saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN || MYG
Fanfiction[COMPLETED] Lagi. Lagi. Dan lagi laki-laki itu membuat kesalahan. Kali ini tidak main-main, ia membiarkan wanita yang telah dengan tulus mencintainya pergi begitu saja. Bahkan hari terakhir dimana mereka bertemu ia masih sempat memberikan kesan b...