X [LIE]

3.2K 258 61
                                    

Eh curut balik lagi gaes.
Dengan cerita yang aneh ini. Hehehe

Jujur curut gatau sih
Ini cerita bagus atau nggak.
Tapi liat seberapa banyak dari kalian yang udah mampir ke cerita ini, bikin curut seneng dan jadi semangat. >_<

Thank you so much. <3



"lies that are too big, trying to swallow me up."






3 hari sudah Sean terbaring lemah di rumah sakit, dengan alat infuse yang masih merekat kuat di punggung tangannya yang pucat. Selama itu pula keadaan Sean berangsur baik, wajahnya yang semula terdapat ruam-ruam kemerahan kini tidak lagi muncul, hanya saja sesekali anak itu merasakan sesak napas di saat-saat tertentu. Nafsu makannya pun belum ada perubahan, masih sulit untuk makan jika tidak dibujuk dengan membawa embel-embel nama Seokjin.

"jika tidak mau makan, tidak ada Seokjin appa." ancam Ye Seul setiap kali membujuk anaknya agar mau makan.

Selama Sean dirawat, Ye Seul selalu setia menemani putera kecilnya itu. Ia bahkan harus meninggalkan tokonya dan membiarkan karyawannya yang mengurus semuanya. Sementara dia mengurus malaikat Sean disini.

Beberapa kali Jihoon juga mengunjungi Sean. Adik dari Ye Seul itu yang bisa dibilang sangat sibuk mengingat pekerjaannya sebagai seorang Idol masih menyempatkan waktunya untuk sekedar menemani Sean. Jihoon juga sering membawa sesuatu saat datang, dan terakhir kali pria itu datang dengan membawa robot-robotan yang cukup besar. Hal itu tentu membuat Sean sangat gembira.

"Mommy," Ye Seul yang saat itu sedang duduk di sofa, bergelut dengan berkas-berkas yang ada dimeja langsung menoleh saat mendengar racauan Sean.

Ye Seul langsung beranjak dari duduknya, menghampiri Sean yang terlihat gelisah dalam tidurnya.

"Mommy...." panggil anak itu. Matanya masih terpejam erat, tubuhnya bergerak gelisah dalam tidurnya. Sepertinya anak itu bermimpi buruk.

"Mommy disini, tenanglah." Ye Seul meraih tubuh sang anak. Ia pun menaiki bankar, mengambil posisi dan ikut berbaring disamping Sean. Memberikan pelukan hangat untuk anak itu.

Sean langsung melingkarkan tangannya pada leher Ye Seul,"bermimpi buruk hm?" Sean mengangguk pelan, tubuhnya semakin menelusuk mencari kehangatan.

"ada monster jelek yang mengejar Sean," ucap Anak itu dengan suara serak, "Sean takut." dapat Ye Seul rasakan tangan Sean yang semakin erat memeluk dirinya juga bagaimana suaranya yang kian lirih.

Ye Seul mengelus punggung Sean, mencium pucuk kepala anak itu, menunjukkan bahwa semua hanya sebatas mimpi yang tidak perlu ditakutkan. Namun yang terjadi justru Sean terisak dalam balutan pelukan Ye Seul.

Ye Seul mendadak bingung saat mendengar isakan Sean. "kenapa Sean menangis? Jagoan tidak boleh menangis ingat?" biasanya cara tersebut ampuh untuk menenangkan Sean saat anak itu menangis. Tapi yang terjadi justru tangisan Sean semakin menjadi-jadi. Pun kemeja yang Ye Seul pakai saat ini sudah basah dibanjiri air mata Sang Anak.

"baiklah-baiklah, mau minum dulu?" Ye Seul mencoba mengintip Sean yang tengah menyembunyikan wajahnya dibalik tubuhnya.

Tak menunggu waktu lama, anak itu perlahan melepas pelukannya dari Ye Seul. Ye Seul cukup terkejut melihat mata Sean yang memerah dengan wajah yang sudah dipenuhi air mata.

Ye Seul tentu sedih melihat sang anak yang begitu ketakutan karena mimpi yang menghampiri anak itu tadi. Seakan monster yang Sean maksud benar-benar ada, membuat Sean terisak ketakutan dalam mimpinya. Jika saja Ye Seul bisa, ia ingin masuk kedalam mimpi sang anak. Melihat seperti apa monster itu lalu memukulnya karna sudah berani masuk kedalam mimpi Sean.

AGAIN || MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang