Janji ini chapter yang terakhir. Abis itu udahan. HeheheheIni benar-benar suasana yang aneh untuk keduanya, terlebih untuk Min Yoongi yang masih tidak percaya akan semuanya.
Sulit bagi Yoongi untuk memahami sutuasi saat ini. Keraguan akan sosok wanita itu yang tiba-tiba saja datang, membuat sejumlah rasa penasaran Yoongi akan apa yang sebenarnya terjadi.
Yoongi hampir hilang akal. Ia merasa seperti pria bodoh yang kini tengah di permainkan oleh takdirnya sendiri. Yoongi memang masih belum ikhlas akan kepergiaan wanita itu. Meskipun terbilang sudah hampir beberapa bulan ini, tetap saja hampir setiap malam pria itu terjaga hanya untuk melihat Ye Seul yang selalu datang menghampirinya.
Dan biar begitu, Yoongi tidak pernah sedikitpun terbesit dalam pikirannya untuk mengharapkan sebuah keajaiban. Berharap bahwa wanita itu datang kembali ke dalam hidupnya. Bukan semata halusinasi atau mimpinya, melainkan dalam kehidupan yang sebenarnya.
Itu sama sekali tidak benar.
Bagi Yoongi, semua itu sudah berakhir. Yang pergi tidak akan kembali. Yoongi hanya perlu menyusun ulang kerangka kehidupannya bersama keluarga kecilnya, Sean dan Ay Ra. Bagi Yoongi itu saja sudah cukup.
Tapi sialnya, saat Yoongi sudah siap untuk melepaskan semuanya, wanita itu justru masuk kembali ke dalam kehidupannya. Membuat Yoongi sulit untuk menerima kenyataan yang bahkan dia sendiri masih belum tahu.
Dan anehnya meskipun begitu, Yoongi tetap tidak bisa menahan diri untuk membiarkan Ye Seul lari darinya untuk malam ini.
Pria itu mengurung Ye Seul, menghukum wanita itu dengan caranya sendiri. Yoongi tidak mau membuang-buang kesempatan itu. Anggap saja ini balasan untuk Ye Seul karena telah mempermainkan seorang Min Yoongi.
Biarlah ia di-cap sebagai pria gila karna memeluk wanita yang sudah jelas-jelas telah tiada, asal saat ini Yoongi bisa melepas rindu pada wanita itu.
Sean sudah berada di kamarnya, sejak dimana Yoongi mengira bahwa wanita itu akan membawa Sean pergi, pria itu buru-buru mengambil alih Sean dan segera memindahkannya ke kamar sang anak sendiri. Ya tentunya tanpa memperdulikan bagaimana perasaan Ye Seul kala itu.
"ada apa denganmu hm?" tanya Ye Seul penarasan, suaranya tidak begitu terdengar jelas sebab Yoongi memeluknya cukup erat di sana. Membuat Ye Seul sulit untuk bernapas bebas.
Itu hukuman dari Yoongi untuk Ye Seul.
Yoongi hanya diam, dagunya kini berada di atas kepala Ye Seul. Sementara kedua tangannya melingkar erat pada tubuh Ye Seul. Pria itu tidak sedang tuli. Yoongi hanya ingin memastikan apakah suara yang dengar saat ini akan hilang seiring malam yang kian larut, atau tetap seperti itu hingga fajar menjemput.
"Yoon..." panggil Ye Seul sebab tidak juga mendapat jawaban dari pria Min itu.
"bisakah kau diam? Biarkan seperti ini sebentar saja sebelum kau pergi lagi." ucap Yoongi serak tanpa memperdulikan Ye Seul yang nampak kesulitan untuk bergerak.
Kening Ye Seul mengerut, sebisanya ia mendongakkan kepalanya menatap pria Min itu yang kini tengah memejamkan matanya.
"kenapa kau bicara seperti itu?" Ye Seul sedikit tidak suka pada perkataan Yoongi barusan.
Yoongi pun membuka matanya perlahan, netranya ia sempatkan untuk menatap wanita yang kini berada dalam kurungannya.
"aku tidak tahu," Yoongi membuang napas pelan. Kembali ia memandang kearah jendela yang menyuguhkan pemandangan bulan yang bulat sempurna di atas langit malam. "terkadang aku sulit membedakan mana kenyataan dan mana banyangan. Dirimu saat ini.... Aku masih tidak bisa mempercayainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN || MYG
Fanfiction[COMPLETED] Lagi. Lagi. Dan lagi laki-laki itu membuat kesalahan. Kali ini tidak main-main, ia membiarkan wanita yang telah dengan tulus mencintainya pergi begitu saja. Bahkan hari terakhir dimana mereka bertemu ia masih sempat memberikan kesan b...