"Do I look pathetic because always expect your love."
Sora meninggalkan gedung dengan perasaan campur aduk, dengan air mata yang saling berlomba turun wanita itu menyeret kakinya menuju sebuah taman yang tak jauh dari Agensi Yoongi.
Taman tersebut lumayan sepi, tidak ada aktifitas seperti taman pada umumnya di mana biasanya dijadikan sebagai tempat bermain anak-anak atau pasangan muda yang tengah memadu kasih. Ah tentu saja. Ini masih siang, tidak mungkin mereka panas-panasan disini. Hanya orang tidak waras saja yang melakukan hal itu.
Dan khusus untuk Sora, mungkin ia memang sudah gila. Namun tidak segila Min Yoongi yang tega melakukan hal seperti itu. Sora memaklumi hal itu, dan ia juga tidak bisa berbuat banyak. Tidak mungkin juga dia menuntut dan melapor pada polisi dengan kasus perselingkuhan. Yang benar saja? Negara terlalu sibuk hanya untuk membuat peraturan seperti itu.
Sora mendudukkan bokongnya di salah satu bangku tepat dibawah pohon rindang sehingga siapapun yang duduk di bawahnya tidak akan terkena paparan sinar matahari.
Sesaat wanita itu hanya diam, mungkin masih belum percaya dengan apa yang tadi ia lihat.
Hatinya seakan tidak menerima semua itu, namun pikirannya berkata bahwa mungkin ini sakit yang ia dapat saat memutuskan untuk Menerima tawaran Yoongi untuk menikah dengannya saat itu.
Sora tersenyum hambar. Tidak banyak hal yang Sora pikirkan saat ini. Tapi yang perlu diketahui, seluruh isi kepala Sora hanya di bayangi dengan pelukan hangat yang seharusnya Sora dapatkan dari Yoongi, bukan malah wanita bermarga Park itu.
Sora tahu seberapa besar pengaruh seorang Park Ye Seul di kehidupan Yoongi saat itu. Sora juga tahu hubungan seperti apa yang terjadi antara Ye Seul dengan Yoongi dulu. Tapi itu dulu, sekarang situasinya berbeda. Yoongi bukan lagi bagian dari kehidupan wanita itu, seharusnya pria itu sadar dan mampu membedakan mana yang patut di kenang dan mana yang patut di pertahankan.
Tapi kembali lagi pada pribadi masing-masing. Semua orang tahu cara pikir setiap orang berbeda. Begitu juga dengan Yoongi. Mungkin menurut pria itu masa lalu tidak selamanya menjadi kenangan, memilih untuk mempertahankan apa yang dulu sempat ia genggam meskipun itu tinggi daripada meraih apa yang ada di depannya.
Sora kembali menitikkan air mata, pipinya semakin basah. Riasan yang sempat menjadi harapan Sora agar Yoongi memujinya kini memudar, sama hancurnya seperti hati Sora.
Ye Seul wanita yang sangat kuat. Daya tarik yang ia miliki selalu mampu memikat pria lain. Kesederhanaannya lah yang terkadang membuat Sora merasa rendah jika bertemu dengan wanita itu. Terlebih gaya bicaranya yang santai mampu membuat orang lain merasa nyaman disekitarnya.
Sora rasa itulah alasan mengapa Yoongi masih menempatkan wanita itu di hatinya.
"Kau menang Ye Seul, dan aku selalu kalah bahkan saat permainan belum di mulai." Gumam Sora, penuh kepasrahan yang nyaris tak terdengar.
Sora memejamkan mata tatkala hembusan angin menerpa wajahnya, menyapu rambutnya yang sedikit berantakan berayun mengikuti arah angin.
Rasanya sedikit tenang. Namun tetap tidak bisa mengangkat masalah Sora saat ini. Biarkan saja. Biarkan waktu yang akan menentukan seperti apa ke depannya nanti. Sedangkan Sora hanya akan mengikuti ke mana arus kehidupan akan membawanya.
"Sora Noona?" wanita itu terperanjat saat mendengar seseorang baru saja memanggil namanya.
Jika di dengar dari suaranya, sepertinya Sora kenal siapa orang itu.
Dan benar saja, begitu wanita itu menolehkan kepalanya ia dikejutkan dengan sosok pria yang berdiri dengan tubuh yang sedikit membungkuk kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN || MYG
Fanfic[COMPLETED] Lagi. Lagi. Dan lagi laki-laki itu membuat kesalahan. Kali ini tidak main-main, ia membiarkan wanita yang telah dengan tulus mencintainya pergi begitu saja. Bahkan hari terakhir dimana mereka bertemu ia masih sempat memberikan kesan b...