Curut liat update'an terbaru terkait virus corona yang udah merebak di negara kita. Dan jumlahnya semakin hari semakin meningkat.
So, buat kalian semua jaga kesehatan dan kebersihan diri kalian masing², jangan keluar rumah kalau nggak penting² banget, dan satu lagi kita berdoa sama-sama semoga virus ini cepet di temukan vaksinnya. Dan buat mereka baik yang terkena virus ini maupun penyakit lainnya segera di sembuhkan dan sehat.
Aamiin.
"how much more do I have to wait? how many more nights do
I have to stay up?
untill I can see You?
untill I can meet you?"
Suasana di kediaman rumah Ye Seul nampak gaduh tidak seperti biasanya dimana lebih terlihat tenang saat putra kecil Ye Seul yaitu Sean terus berteriak tidak ingin makan.
Duduk di tepi ranjang, seraya memeluk kedua lututnya Sean meringkuk cemberut. Tatapan anak itu lurus ke depan, mengabaikan suara lembut Bibi Shin yang memintanya untuk membuka mulut mengisi perut.
"ayo buka mulut Sean...." saat bibi Shin mencoba membujuk Sean dengan lembut, yang terjadi anak itu justru tanpa sengaja menyenggol tangan bibi Shin hingga akhirnya suara benda terjatuh menggema di kamar Sean.
Bibi Shin sedikit terkejut, sebisa mungkin ia tetap tenang. Wanita paruh baya itu lantas membungkuk dan memunguti sisa nasi yang sudah berceceran di karpet bulu dan meletakkannya di tisu. Ia memaklumi sikap Sean saat ini. Dirundu kesedihan juga kerinduan akan sosok sang ibu membuat Sean mengalami perubahaan sedikit. Anak itu lebih banyak diam, tidak banyak makan, bahkan saat Seokjin memberikan permen kesukaannya tidak ada tanda-tanda bahwa Sean senang seperti biasanya, anak itu hanya menunjukkan ekspresi datarnya.
Sean hanya menatapnya sekilas, lantas kembali memandang ke depan.
Matanya sudah memerah, bulir bening pun mulai terlihat di pelupuk matanya."tunggu disini ya, bibi akan ambilkan yang baru." ujar Bibi Shin berniat keluar kamar membuatkan makanan yang baru untuk Sean, namun suara Sean yang mengudara berhasil menghentikan langkah kaki bibi Shin kala itu.
"bibi...." panggilnya lirih,
Wanita paruh baya itu menoleh ke belakang, "ada apa hm?"
Detik selanjutnya Sean justru menangis. Bibi Shin yang melihat itu bergegas menghampiri Sean dengan raut wajah bingung. Anak itu langsung menghambur ke tubuh bibi Shin dan memeluknya disana.
"kenapa Sean menangis hm?"
Sean terisak, melingkarkan tangannya pada pinggang bibi Shin. "Sean ingin Mommy bi, Sean ingin bertemu Mommy." jawabnya terdengar pilu untuk Bibi Shin dengar.
Mendengar bagaimana ucapan anak itu, cukup mewakilkan perasaan Sean yang selama ini tahan. Anak yang genap berusia empat tahun itu, lagi lagi harus merasakan kurangnya kasih sayang saat sebuah insiden menyedihkan terjadi pada Ye Seul ---ibunya. Membuat Sean kini harus di urus oleh bibi Shin, dan juga Park Taejoon yang saat itu langsung terbang menuju Korea tepat dirinya mendengar kabar buruk mengenai putrinya itu. Ditambah Seokjin yang selalu menyempatkan diri untuk datang dan membawa Sean pergi untuk menghilangkan sedikit kesedihan agar tidak berlarut memikirkan sang ibu.
Tanpa sengaja wanita paruh baya itu pun ikut menitikkan disana. "Mommy Sean pasti baik-baik saja, Sean harus percaya itu." ujar Bibi Shin menenangkan, seraya mengelus punggung anak itu dengan lembut.
Lantas Bibi Shin memegang kedua bahu Sean, menatap anak itu dengan teduh. "dan lagi, selagi Mommy disana Sean harus menjadi anak yang baik. Sean tidak boleh menangis dan harus banyak makan, agar saat Mommy terbangun nanti... Mommy akan senang karna melihat malaikat kecilnya sudah tumbuh besar, mengerti?"
![](https://img.wattpad.com/cover/206078752-288-k883251.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN || MYG
Fanfiction[COMPLETED] Lagi. Lagi. Dan lagi laki-laki itu membuat kesalahan. Kali ini tidak main-main, ia membiarkan wanita yang telah dengan tulus mencintainya pergi begitu saja. Bahkan hari terakhir dimana mereka bertemu ia masih sempat memberikan kesan b...