12 tahun kemudian.
"Lintang, Arsyad sudah bangun?" tanya Eli ketika melihat anak bungsunya menuruni tangga dan ia sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya.
"sudah ma, bentar lagi turun kok"balas Lintang menghampiri ibunya dan mencium pipi ibunya,seperti biasa.
"kamu yakin?" tanya Eli sekali lagi, Lintang mengangguk yakin dan menduduki kursi yang biasa ia gunakan "yakin sekali, dia akan bangun kalo aku yang bangunkan enggak kayak mas Bintang, tidur bareng deh ending nya kalau mereka"sahut Lintang.
Eli hanya terkekeh mendengar jawaban anak nya itu dan kembali berkutat dengan aktivitas paginya seperti biasa.
"pagi pa!" sapa Lintang melihat papa nya berjalan menghampiri meja makan, Danu tersenyum dan mengusak rambut Lintang sayang "pagi juga,mana adik dan mas mu?" tanya Danu seraya duduk di kursi yang biasa digunakan nya dan membuka koran paginya ketika anak dan ponakan nya belum terlihat.
"Arsyad lagi mandi, mungkin dah selesai Mas Bintang masih tidur semalam pulang jam 3"balas Lintang tanpa mengalihkan pandangannya dari game diponsel nya.
"gak sopan seperti itu Lintang, kalo ngomong tatap orang itu." Lintang seketika mematikan ponsel nya dan menyengir pada papa nya "maaf." ucapnya, dan Danu hanya menggeleng melihat kelakuan anak nya yang satu itu.
Tak lama Arsyad datang mengenakan seragam yang sama dengan milik Lintang "pagi pakde"sapa anak itu ketika sampai di meja makan.
"pagi nak, bagaimana tidurnya? Nyenyak?" tanya Danu ketika Arsyad duduk di kursinya.
Arsyad mengangguk dan tersenyum tipis, tak lama Eli datang dengan nasi goreng yang mengepul dan juga ayam tepung kesukaan Lintang dan ceplok setengah matang favorit keponakan nya.
"nah matang, ayo kita sarapan"seru Eli dan menyendokan kepada semua anggota keluarganya "untuk Arsyad, makan yang banyak kamu makin kurus sayang." ujar Eli menyerahkan sepiring nasi goreng pada Arsyad dan mengusak rambutnya.
Arsyad hanya tersenyum tipis, tapi gerakan Eli berhenti dan raut wajahnya berubah serius, ia berjalan mendekati Arsyad dan langsung meletakkan tangannya di dahi Arsyad.
"kamu demam? Kenapa tidak bilang mas Lintang?" Arsyad melepaskan tangan Eli dan menggenggam nya "aku gak papa bude, aku emang kayak gini sekarang bude sarapan deh." balas Arsyad menenangkan Bude nya.
"kamu beneran gak papa?" Arsyad mengangguk dan tersenyum lebar menjawab pertanyaan pak de nya.
"tapi kalo semakin panas bilang ya? Mas Lintang yang bakal awasin kamu." Arsyad lagi-lagi hanya mengangguk sebagai jawaban.
Akhirnya Arsyad mulai menyendok kan nasi goreng buatan Eli tersebut dan terdiam sejenak saat merasa ada bau janggal dari nasi goreng tersebut dan berbeda dengan biasa Eli buat, namun anak itu tak urung mencoba menepis pikiran nya dan memakan nasi goreng tersebut dengan diam dan nikmat.
Kemudian pagi itu keluarga Danu sarapan dengan khidmat bersama dilanjutkan dengan aktivitas mereka selanjutnya.
Seperti Lintang dan Arsyad kini keduanya sudah ada dimobil Danu yang biasa mengantar mereka, biasanya Lintang sendiri yang akan membawa mobil dengan Arsyad atau biasa diantar oleh Bintang.
Tak banyak percakapan didalam mobil itu, hanya terdengar decak kesal keluar dari mulut Lintang yang kalah bermain game ,sedangkan Arsyad hanya terdiam pandangannya keluar mobil dengan tatapan mata kosong.
Danu melirik anak itu dalam diam dan menerka-nerka ada apa dengan anak itu.
"aish... " gerutu Lintang membuat Danu mengaluhkan atensi pada anak itu "ya Allah Lintang, kamu itu sudah kelas 12 sebentar lagi mau ujian masa kerjaan nya main HP terus"omel Danu pada anak nya itu, Lintang mematikan ponselnya dan menatap papa nya itu .
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYAD
FanfictionHidup Arsyad sudah lebih dari sakit, dia tidak mau menambah beban dihidupnya hanya untuk meratap. tetapi sesekali hatinya tertegun melihat sekitarnya yang membuat dirinya sangat kecewa dan menangis sendiri di toilet dimalam hari. Hidupnya sudah me...