•
•
•
•Arsyad terus berjalan mengikuti langkah kakinya dan sampai ditempat yang cukup asing baginya.
Niat nya kesekolah terhenti ketika ia tertidur di bus dan malah sampai ditempat ini.
Ia terus berjalan dan mengikuti kakinya melangkah hingga ia kini sampai disebuah taman komplek yang cukup ramai sore ini.
Arsyad sangat jarang keluar rumah atau bahkan main di tempat seperti ini walau, Danu maupun Eli seringkali menawarinya untuk berlibur tetapi ia tak pernah menginginkannya.
Arsyad hanya melihat sekeliling nya, mayoritas pengunjung taman ini adalah anak kecil yang bermain ditemani orang tua mereka.
Arsyad mengangkat bibirnya tipis ketika melihat kebahagian tanpa beban anak2 kecil itu ingin rasanya dia juga seperti mereka tertawa bahagia tanpa beban dan menikmati hidup tanpa sesuatu yang harus dipikul.
Duk
Arsyad mengarahkan pandangananya ke bawah kakinya ternyata ada bola kecil yang menabrak kakinya.
Arsyad meraih bola itu dan mengedarkan pandangannya mencari pemilik bola itu, dan tak lama seorang anak kecil berusia sekitar 3 tahun menghampirinya dengan wajah takut.
"maaf kak"cicit bocah itu ketika sampai didepan Arsyad.
Arsyad tersenyum dan bangkit dari duduk nya dan mensejajarkan tingginya dengan anak itu.
"hay,bola kamu?"anak kecil itu mengangguk dan mengambil bola yang disodorkan oleh Arsyad.
"terimakasih"Arsyad semakin gemas dengan anak itu "sama2 nama kamu siapa?"tanya Arsyad kembali.
"Cio"sahut anak itu singkat "Cio ya,Cio mau main sama kakak?"tawar Arsyad tentu saja anak itu mengangguk antusias.
Keduanya pun bermain dengan senang dan terlihat bahagia layaknya kakak dan adik,Arsyad pun entah mengapa merasa dekat dengan anak itu.
Setelah cukup lama bermain keduanya kini duduk berdua berdampingan dibangku taman dengan es krim yang sebelumnya dibeli Arsyad.
"enak?"Cio hanya mengangguk semangat dan kembali memakan es krim nya dalam diam.
Arsyad hanya memperhatikan anak itu dengan senyum lebar yang jarang sekali terlihat dari wajah tampannya.
"Cio!"panggil seorang wanita dengan senyum lebar diwajahnya.
Cio pun mendongak dan seketika memekik dan melompat menghampiri wanita itu dengan tawa lebarnya.
"mama!"Cio menghambir kepelukan wanita itu dengan senang hati di tangkap oleh wanita itu.
"sudah main nya?"Cio mengangguk semangat "Cio tadi main sama kakak tinggi disana ma"cerita Cio di dekapan mama nya "oh ya? Mana kakak nya sekarang?"tanya mama Cio antusias merespon cerita anaknya.
"ayo mah!kakak nya disana"wanita itu mengangguk dan mengikuti arahan dari anaknya itu.
Dilain tenpat Arsyad hanya memandanh interaksi Cio dan ibunya tanpa bisa melihat wajah dari mama Cio dengan jelas karna terhalang lampu taman yang tepat berdiri dan menghalangi .
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYAD
أدب الهواةHidup Arsyad sudah lebih dari sakit, dia tidak mau menambah beban dihidupnya hanya untuk meratap. tetapi sesekali hatinya tertegun melihat sekitarnya yang membuat dirinya sangat kecewa dan menangis sendiri di toilet dimalam hari. Hidupnya sudah me...