Part Eighteen 🍃🌼

2.9K 250 13
                                    






Happy Reading

Reo terlihat terburu ketika mobilnya sudah terparkir rapi di basemant kantornya, ia segera keluar dan sedikit berlari menuju pintu masuk dan ke ruangan nya.

Ketika sampai diruangannya ia dapat melihat anak sulungnya duduk dengan wajah yang serius mandang laptop nya.

"pah.. "sambutnya ketika menyadari papa nya datang, Reo mengangguk dan segera mendekati Bumi, Bumi menggeser duduknya dan mengarahkan laptop nya kepada Reo.

"ternyata selama ini om Diki gak ada sangkyt pautnya sama semua ini"jelas Bumi ketika Reo meneliti data yang diberikan Bumi padanya.

"kamu gak salah sama ini semua?"tanya Reo memastikan, Bumi menggeleng "aku udah cek berkali2 dan ya ini yang aku dapatkan bahkan lebih pah, sekarang om Fares berusaha ambil Arsyad untuk ini"Reo menatap Bumi tak percaya.

"siall... Aku ketipu"gerutu Reo mengusap eajahmya kasar, Bumi hanya bisa diam disebelah Reo "kamu perintahkan beberapa orang menjaga Arsyad, dan juga keluarga ini"lanjut Reo menunjuk foto dilayar laptop Bumi, Bumi hanya mengangguk dan sudah fokus pada ponselnya.

..............

Waktu sudah senja dan Arsyad masih bergelung di balik selimutnya tetap masih didepan tv ruang keluarga.

Bintang menghampiri Arsyad karna hari sudah mau magrib dan adiknya masih tertidur, pamali!

Kata orang dulu, Bintang pun mengguncang badan Arayad pelan, Arayad mengerjapkan matanya lucu dan segera bangkut ketika tahu Bintang yang membangunkannya "magrib, mandi habis tu solat dulu gih"ucap Bintang dengan nada biasa saja dan segera dituruti oleh Arayad anak itu membopong bad cover tebal yang tadi diambil Bintang dengan tergopoh menaiki tangga.

Brukk...

Bintang yang hendak kedapur pun menoleh ketika mendengar suara benda terjatuh, ia melotot mwlihat Arsyad sudah terkapar di bawah tangga dengan ringisan dari bibirnya.

Bintang segera menghampiri adiknya itu dan membantunya bangkit "kenapa sih, ceroboh banget ati-ati bawa selimutnya ini nanti glundung kamu dari tangga gimana coba, udah sini selimutnya naik cepetan"ucap Bintang dan menarik selimut di tangan Bintang tanpa sadar memarahi Arsyad, Arsyad hanya tertunduk dan berbalik menaiki tangga walau sedikit ringisan muncul dari bibirnya,tanpa mengatakan apa-apa.

Bintang hanya menatap Arayad datar, kemudian berbalik dan memasuki kamar dekat tangga yaitu ruang tamu dan meletakkan selimut yang tadi diminta nya dari Arsyad.

Jujur Bintang masih sedikit kesal dengan Arsyad, dengan kebungkaman dan keterdiaman Arsyad yang sedikit membuat hatinya tak karuan, apa gunanya ia ada jika Arsyad selalu diam dengan semua masalahnya,ia tau cukup keterlaluan tapi dia hanya ingin Arsyad segera sadar jika mereka ada untuk nya tanpa dia harus memendam sendiri masalahnya.

"kenapa tadi mas?"tanya Eli yang kebetulan baru dari kamar nya dekat tangga ,menghampiri Bintang yang baru keluar dari kamar tamu.

"Arayad kepeleset ditangga"jawab Bintang singkat "hah.. Astagfirullah sekarang dimana? Gak kenapa2 kan?"Bintang menggeleng "enggak, dia jatuh nya kepeleset selimut jadinya badannya kebuntel dan kelindung selimut"Eli mengangguk paham "yaudah kamu cepet ambil wudhu nanti keburu abis waktu"Bibtang memgangguk dan segera melakukan ucapan mama nya.

Eli sendiri karna sedang tidak melaksanakan solat menuju dapur menyiapkan makan malam keluarga nya.

Arsyad audah mandi dan mengenakan pakaian solatnya tak lupa peci dikepalanya sudah terpasang (uhh ademnya) ia segera melaksanakan kewajibannya dengan khusyuk dan sungguh2.

ARSYAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang