*
*
*
*
*
Happy ReadingMalam ini hanya Bintang yang menunggu Arsyad didepan ruangan anak itu, karena Arsyad belum bisa dipindahkan keruang biasa jadi Bintang hanya bisa menunggu didepan ruangan anak itu.
Danu, malam ini masih mengurus semua keperluan mereka semua untuk persiapan ke Amerika, Eli dan Lintang pulang karna istirahat.
Bintang berdiri dari duduknya lalu berdiri didepan kaca ruangan Arsyad dan menatap adiknya itu dengan pandangan sedih.
"bangun dong dek... Kamu gak kangen sama mas? Kamu mimpi indah banget ya." ucap Bintang dala hati.
Bintang berbalik dan berjalan menjauh dari ruangan Arsyad, ia ingin sedikit merefres otaknya agar lebih berpikir jernih.
Bintang berjalan dengan santai seraya melihat sekitarnya, hingga kakinya sampai di taman rumah sakit yang malam ini terlihat sedikit ramai dengan anak-anak yang terlihat bermain di sekitar taman.
Bintang tersenyum menatap anak-anak kecil yang bermain tanpa beban dan bisa tertawa lepas karena belum mengerti kerasnya dunia.
Bintang pun mengedarkan pandangan nya hingga matanya terpaku pada bocah laki-laki yang ia perkirakan berusia sekitar 8 tahunan.
Bintang mengernyit ketika melihat anak itu hanya terdiam terduduk di bangku taman dan menatap teman-teman nya yang bermain dan berlarian dengan senyum dibibirnya.
Bintang yang penasaran pun berjalan mendekati anak itu "hai... Kakak boleh duduk disini?" anak kecil itu mendongak dan mengangguk.
Bintang tersenyum lalu duduk disebelah anak itu yang kembali menatap anak-anak lain yang berlarian.
"kok gak ikut main?" tanya Bintang membuat anak itu menggeleng lalu menoleh ke Bintang.
"kata Dokter Ari gak boleh lari-lari." balas bocah bernama Ari tersebut.
"Kenapa enggak?" anak itu memegang dada kirinya.
"yang disini rusak kak, jadi Dokter gak bolehin lari nanti tambah rusak, susah memperbaikinya kak." balas anak itu membuat Bintang tertegun.
"Ari sama siapa disini?" tanya Bintang lagi, bocah itu menggeleng.
"Ari cuma sama Dokter sama suster kak. Mama sama papa Ari udah dipanggil tuhan." balas anak itu dengan lancar yang semakin membuat Bintang tertegun sekaligus iba pada bocah itu.
Bagaimana bisa bocah selecil itu diberi segala beban yang bahkan ia sendiri belum terlalu memahaminya.
"Tapi kak, kata Dokter kalo Ari pinter Ari bakal sembuh kok." lanjut anak itu lagi yang mana membuat Bintang tersenyum tipis dan mengangguk dengan mata meremang memerah.
"Pasti! Ari pasti sembuh, kakak yakin itu." Ari tersenyum dan mengangguk.
"kakak juga sakit? Kok disini?" tanya balik Ari, Bintang menggeleng.
"adik kakak yang sakit, kakak nemenin." Ari mengangguk lucu.
"adik kakak pasti sembuh, apalagi dia punya kakak." balas Ari dengan tulus dan menatap Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYAD
FanfictionHidup Arsyad sudah lebih dari sakit, dia tidak mau menambah beban dihidupnya hanya untuk meratap. tetapi sesekali hatinya tertegun melihat sekitarnya yang membuat dirinya sangat kecewa dan menangis sendiri di toilet dimalam hari. Hidupnya sudah me...