Part Thirty Eight 🍃🌼

1.4K 91 0
                                    





Happy Reading

Pagi bahkan belum sepenuhnya terlihat tetapi terlihat para.suster dan dokter yang sudah berlarian kesana kemari karna banyak nya pasien, begitupun yang terjadi di salah satu lorong IGD sebuah rumah sakit.

Suara roda brangkar yang di dorong dengan langkah cepat membuat suasana sunyi menjadi sedikit mencekam dengan suara perawat dan dokter yang bersahutan saling memberi informasi mengenai pasien mereka.

Mereka dengan cepat memasuki ruang yang bertuliskan IGD dengam cepat guna segera memberi pertolongan pada pasien mereka itu.

"ibu tunggu disini ya...biarkan dokter yang bekerja, doakan yang terbaik."ucap salah satu perawat pada wali pasien tersebut.

Farah jatuh bersimpuh didepan IGD, dan tumpah sudah semua air matanya, kenapa ini semua terjadi padanya.

Sungguh ia sangat menyesal dengan apa yang diperbuatnya, tapi haruskah anak-anak yang menanggung dosa dan beban orang tua mereka, sungguh ini tidak adil.

Tak lama Reo dan Bumi datang menyusul Farah yang masih menangis cukup sedu sedan di depan ruang IGD.

" Farah..." Farah mendongak dan sedikit terkejut melihat Reo dan Bumi berdiri didepan nya, ia segera menghapus air matanya dengan cepat dan berdiri didepan mereka berdua bersikap tenang dan tegar seperti biasa nya.

"kami sudah menangkap mereka semua, bahkan Farel pun sudah kami tangkap dan mereka akan kami beri hukuman dengan pasal berlapis, bahkan tuan Robi bisa mendapat huluman yang sangat verat akan perbuatannya." jelas Bumi dengan tenang duduk disebelah Farah.

Farah tak menjawab hanya diam dengan pandangan kosong, Reo dan Bumi juga terdiam tak tau harus berbuat apa.

Farah menghela nafas nya pelan lalu mengangguk "terimakasih atas bantuan kalian, sungguh sekarang aku tak memperdulikan mereka, hanya anak-anak yang menjadi fokusku sekarang, dan terimakasih telah mau menjaga Hana." ucap Farah dengan senyun tipis pada kedua anak ayah dan anak itu.

Reo hanya mengangguk "sudah tugas kami, ini juga berkat kanu karna pandai membaca aktivitas dari tuan Robi." Farah hanya mengangguk.

"bagaimana keadaan Fasya?" Farah terdiam dan menggeleng dan air mata kembali mengalir dari sudut matanya.

Entah kenapa mengingat keadaan anaknya dan semua kesalahan masa lalunya membuat ke ambang hatinya kembali, ia jadi semakin merasa bersalah, seandainya saja dulu ia tak terbuai oleh tipu daya Farel mungkin ia dan anak-anak nya bersama Zaki alm. Suaminya mungkin ini semua tak akan terjadi.

Ini semua salahnya, salahnya tak bisa menahan sedikit godaan meskipun Zaki sudah memberikan segalanya untuknya, menerimanya dan juga Fasya tanpa memandang siapa Fasya, anak siapa Fasya, Zaki tak pernah mempermasalahkan itu semua dan ia dengan bodohnya malah melakukan ini semua.

Seandainya...ya hanya kata itu sekarang yang terus menghantui Farah.

Farah mendongak dan menghapus air matanya dan menatap Reo, "aku dengar anak Fares dirawat di rumah sakit ini?"tanya Farah pada Reo, Reo hanya mengangguk.

"bisa aku meminta tolong...."

********

Pagi ini Dini sudah berada di rumah sakit untuk menemui Arsyad, ditangannya sudah ada makanan yang rela ia masak.sejak pahi buta untuk anaknya.

ARSYAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang