Part Thirty Nine🍃🌼

1.4K 99 6
                                    






Happy Reading

Canggung...

Mungkin itulah suasana yang sangat cocok dengan keadaan saat ini dimana terdapat Farah dan juga Dini yang sudah terduduk selama 15 menit di Cafe seberang rumah sakit tanpa ada suara dari keduanya.

Setelah mendapat bantuan dari Reo untuk bisa menemui Dini kemarin,  disinilah Farah duduk berdua di cafetaria rumah sakit bersama Dini.

"ekhemm!" Dini berdehem memecah hening diantar keduanya, Farah mengangkat kepalanya dan menatap Dini lekat lalu tiba-tiba ia meraih tangan Dini yang membuat wanita itu terkejut.

"maaf..." hanya satu kata itu yang meluncur daru kedua belah bibir Farah, Dini mngerutkan keningnya menatap Farah dengan tatapan bertanya.

"mungkin kamu belum mengenal saya dan saya rasa ini adalah pertemuan pertama kita." jelas Farah dan Dini masih setia diam tak mengeluarkan suara dan menyimak Farah.

"aku Farah, istri Fares sekaligus selingkuhan nya dulu." ucap Farah, Dini sedikit terkejut namun dengan cepat kembali menetralkan wajahnya lalu terdiam, menatap lekat wajah Farah.

"maaf karna aku yang merusak rumah tangga mu dulu dan juga membuat suamimu membagi cinta nya untukku juga anakku."jelas Farah,  "Fares punya anak lain?" tanya Dini tak percaya yang diangguki oleh Farah.

"ya bahkan ketika kalian masih bersama Fares sudah bersama ku dan memiliki anak bersama ku, bahkan anak itu lebih tua setahun dari anak mu." Dini semakin terkejut dengan fakta tersebut, "bagaimana bisa?" Farah menggeleng "itu semua berjalan begitu saja." lanjut Farah.

Dini terdiam lalu menatap Farah kembali "mbak....berarti mbak tau bagaimana keluarga kami hancur bukan, karna faktanya aku tidak mengetahui jika Fares memiliki istri bahkan anak lain selain aku dan anak ku." Farah mengangguk dan menunduk.

"lalu mengapa meminta maaf, keluarga ku hancur juga ada andil tangan dari perbuatan ku sendiri, aku yang terlalu haus akan materi dunia dan melupakan janjiku bersama Fares, lagipun aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, ini semua murni takdir tuhan mbak." balas Dini membuat Farah menatap nya dengan mata berkaca-kaca.

Dini tersenyum lalu merengkuh Farah yang sudah menangis "mbak tidak perlu merasa bersalah, disini kita punya porsi kesalahan masing-masing tak ada yang harus meminta maaf maupun memaafkan hanya maafkan diri sendiri dan mencoba berdamai dengan masa lalu dan mencoba menghadapi masa depan dengan bahagia." Farah mengangguk.

"ya aku tau itu, mari kita mencoba saling jalan beriringan untuk kedepan nya." Dini mengangguk dan keduanya pun larut dalam kenangan masing-masing dan mencoba mengingatnya kembali dengan mencoba merelakan semuanya dengan ikhlas.

***

Didalam ruang rawat Arsyad, hanya ada dirinya dan juga Bintang yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya dan juga Arsyad yang membaca buku yang diberi Lintang kemarin.

Arsyad menurunkan buku yang dibacanya kemudian menoleh kearah Bintang yang serius sekali bermain game online nya, Arsyad mendengus bosan karna sedari tadi tak ada hal berarti yang dapat dilakukan.

"mas...mas Bintang!" panggil Arsyad pada Bintang yang hanya dibalas deheman tanpa menoleh sama sekali, "mas Bintang ihh....keluar yok bosen." Bintang menghela nafasnya lalu mematikan ponselnya dan memfokuskan atensinya pada Arsyad.

ARSYAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang