Part Seven 🍃🌼

3.5K 267 7
                                    

Pagi ini Eli sudah berdiri didepan pintu kamar Arsyad, Eli mencoba membuka kamar anak itu tetapi dikunci dari dalam.

Eli yang sudah menduganya pun mengeluarkan kunci cadangan yang memang ia pegang disetiap kamar anak2 nya sebagai jaga-jaga, deeprti aaat ini contohnya.

Eli berhasil membuka kamar Arsyad, kamar itu masih gelap karna memang matahari belum sepenuhnya terbit tapi Eli tak menemukan keberadaan Arsyad sama sekali.

Ia berjalan menuju kamar mandi pun kosong hingga ia melihat pintu balkon yang terbuka karna tirai balkon yang bergerak-gerak.

Eli berjalan perlahan dan membuka pintu itu leboh lebar, ia mengedarkan pandangannya dan menemukan Arsyad berada di pojok area balkon.

Eli terkaget, ia berjalan mendekati Arsyad dan menepuk pundak anak itu.

Arsyad mendongak dan menampak kan wajah pucatnya ke Eli, Eli terkejut dan langsung mengusap kening anak itu yang penuh peluh.

Arsyad hanya dia kemudian bergerak mendekati budenya dan memeluknya erat dan menangis.

Eli hanya membalas pelukan anak itu dan tanpa sadar ikut menangis "ayah bunda mereka bohong hiks hiks mereka bohong hiksss!"Eli semakin mengeratkan pelukannya dan mengusap rambut anak itu.

"masih ada bude disini hmm"sahut Eli, Arsyad menggeleng dalam peluk Eli "tapi Hiks mereka bohongg hiks huk huk mereka bohong huk huk!"tangis Arsyad semakin keras bahkan Eli tak sanggup mendengar anak itu memangis seperti itu.

Eli hanya bisa menenangkan dan menjadi sandaran anak itu tanpa bisa berbuat apapun.

Lama kelamaan tangisan Arsyad melemah dan tidak terdengar lagi, Eli sedikit melonggarkan pelukannya ketika tak mendengar suara Arsyad lagi.

Eli memekik ketika melihat mata Arsyad tertutup dengan darah segar mengalir dari hidungnya.

"MAS DANU!"

....................*...................* .............*................*.................

"kamu berangkat sekarang mas?"tanya Dini pada suaminya yanh sedang berganti baju.

Diki menoleh dan mengangguk kemudian tersenyum "kamu mau ikut?"Dini mengerutkan keningnya "kamu kerja ngapain aku ikut?"Diki memdekat dan memeluk istrinya dari belakang dan mengecup bibir ranum itu sekilas.

"aku mau jemput kakak hari ini"jelas Diki, sekeyika Dini melepas pelukan suaminya dan memvalik menghadap suaminya dengan tatapan terkejut sekaligus tidak percaya.

"mas! Kenapa gak bilang sih? Astaga kapan Kano datang?"tanya Dini seketika mendengar kabar itu.

"mungkin jam 2 nanti, karna aku memintanya agar tinggal dan bersekolah disini"jelas Diki.

"benarkah?"Diki mengangguk "ya lagian mama dan papa juga mengijinkan dan dia juga mau"Dini tersenyum manis mendengar itu.

"syukurlah kalo begitu aku senang mendengarnya, Cio pasti senang dengan adanya kakak nya datang"Diki mengangguk "tentu ditambah dengan kamu sayang,pelengkap kami, terimaksih sudah menerima semua kekurangan dan anak aku Dini"Dini hanya tersenyum.

"aku yang banyak mengucap terimakasih karna kamu mau menerima aku, love you mas"Diqi mengangguk dan tersenyum mengecup kening istrinya singkat.

"ya sudah kamu siap² ya bentar lagi kita berangkat"Dini mengangguk dan langsung menyiapkan dirinya untuk menjemput putra tirinya bersama suaminya.


Kini Diki dan Dini sudah berada di depan pintu keluar penjemputan yang ada dibandara.

Keduanya sesekali melirik dan melihat orang sekitar untuk mencari keberadaan putra mereka.

Hingga tak lama seorang remaja tampan berkulit putih bersih keluar dengan dandanan ala airport nya dengan gagah.

"papa!"pekik anak itu melihat ayah nya sudah berdiri gagah di depan pintu tunggu.

Diki tersenyum lebar dan menghampiri anak sulungnya,dan memeluknya dibalas tak kalah erat oleh Sang anak.

Dini mengikuti dari belakang dan tersenyum melihat nya "bagaimana kabar mu nak?"tanya Diki ketika keduanya melerai pelukan.

Sang anak memutar badannya dan merentangkan tangannya "i'm good seperti yang papa lihat"sahutnya tersenyum lebar, lalu matanya beralih ke arah Dini yang sedari tadi diam melihat interaksi keduanya.

"halo mama Dini"sapa Kano nama anak itu, seraya mengulurkan kedua tangannya, Dini mengangguk dan tersenyum menyambut uluran tangan Kani menyaliminya dan meneluk anak itu singkat.

"bagaimana kabar kamu sayang, kamu tambah tinggi ya"Kano tersenyum dan mengangguk "karna aku tidak lupa minum susu dan satu lagi, sapi kakek sangat banyak di sana"celetuk anak itu disambut tawa kedua orang tuanya "kau benar, mana mungkin kau kekurangan susu disana"Balas Diki merangkul putranya dari samping.

"ya sudah ayo kita pulang, Cio pasti sudah menunggu kita"ajak Dini pada kedua lelaki didepan nya itu "oh benar aku sudah sangat rindu Cio"ucap Kano dengan sennyum lebarnya.

"ya sudah ayo kemobil!"ajak Diki menggiring anak dan istrinya dengan diiringi obrolan kecil saat menuju mobil.


Setelah kurang lebih satu setengah jam perjalanan dari bandara menuju rumah keluarga Abinaya, kini mereka semua sudah berkumpul diruang keluarga sekaligus ruang bermain Cio.

Cio terlihat senang dengan kedatangan kakak nya yang jarang berada dirumah, kini keduanya terlihat bercengkrama bersama dan Diki yang duduk disofa ikut menikmati kebersamaan ini sedangkan Dini sedang memasak makan malam untuk keluarga kecil itu.

Kano dengan sabar mendengarkan celotehan adiknya dan mengikuti alur permainan yang dibuat adiknya itu.

"oh iya untuk sekolah minggu depan kamu sudah bisa masuk kesekolah yang sudah papa daftar kan untuk kamu"ucap Diki membuka percakapan membuat Kano nendongak dan menatap papa nya "dimana?"tanya Kano menanggapi ucapan Diki "di Handayana High School"Kano tak menjawab dan hanya mengangguk mendapat nama tempat sekolahnya.

"oh iya pa, kata kakek kalo bisa akhir tahun datang ke swedia, ada yang mau kakek bicarain serius dan gak bisa lewat telpon katanya"ucap Kano tanpa menatap Diki dan fokus pada adiknya yang kini malah menggelendot di pangkuannya.

Diki hanya mengangguk "oke!"Kano ikut mengangguk dan kembali bermain bersama adiknya "gemes banget sih ihh, kenapa manja benget si Cio nya"ucap Kano yang gemas dengan adik nya itu sedangkan Cio hanya tersenyum memperlihatkan gigi susu nya yang hilang satu didepan.

Tak lama Dini memanggil mereka karna masakan sudah siap,Diki menggendong Cio dan diikuti oleh Kano disebelahnya dengan candaan menuju meja makan.

Hari ini kelaurga itu penuh dengan bahagia karna dapat berkumpul.

Ya berkumpul...

Berkumpul dalam satu pihak tanpa tau pihak lain.




Tbc

Sorry guys baru up soalnya ada beberapa alasan aku gak bisa dan gak mood nulis karna kemaren aku ada kegiatan dan capek banget aku terus mikirin tugas banyak seabrek dan deadline deket banget jadi maklum ya.

Jangan bosen dan aku mohon sama kalian yang baca veri masukan dong karna aku takut nih cerita stuck karna aku gak ada pikiran.

Plis kita saling membantu kalian buat ide part selanjut nya gambaran kecil aja, kalo gak ada berati gak akan up sanpe ada yang memberi gambaran....

Oke see you...

Luv ya 😘😘

ARSYAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang