Part Four 🍃🌼

4.2K 299 2
                                    

Malam sudah semakin larut, Danu dan Eli kini sudah berada dikamar mereka berdua dengan Danu yang masih berkutat di depan laptop nya dan Eli yang sedang memakai krim malamnya di depan meja rias.

Eli membalikan badannya menghadap suaminya yang sedang sibuk itu ketika ia telah selesai memakai krim malamnya.

"mas!"panggil Eli membuat Danu menghentikan kegiatannya dan memandang istrinya dengan tatapan bertanya.

Eli bangkit daru duduk nya dan menghampiri Danu dan duduk disebelah pria itu.

"apa kamu gak mau kasih tau semua nya ke Arsyad kasian dia selalu bertanya dan berharap"ucap Eli dengan pandangan sendu.

Danu menghela napas nya dan mematikan laptopnya setelah memastikan semua pekerjaannya tersimpan.

Danu menghadap Eli meraih tangan istrinya dan menciumnya dengan lembut "kasian dia sayang, aku gak mau dia semakin kecewa dengan keadaan yang sekarang"balas Danu.

"tapi mas aku takut kalo dia malah mengetahui nya dengan sendiri bahkan dari orang lain ia akan semakin sakit mas." Danu mengangguk paham "aku tau itu, mungkin memang salahku sejak awal,kita pindah tetapi tidak memberi tahu mereka tapi aku kecewa dengan mereka berdua Li, mas rasanya ingin Arsyad melupakan mereka." sahut Danu.

"dan ketika mas ingin berbaik diri mereka malah menjadi, apa reaksi Arsyad saat tahu orang tua nya sudah tak bersama lagi sekarang coba kamu fikirkan,mas bukannya tak mau memberitahu Arsyad, mas hanya butuh waktu yang tepat biarlah sekarang mereka mencari atau bahkan menyesali perbuatan mereka, ini mas rasa hukuman untuk mereka"balas Danu Eli mengangguk.

"aku hanya sedih melihat Arsyad yang pendiam dan selalu murung tanpa gairah hidupnya kau tau bukan ia sudah kuanggap anak ku sendiri sejak pertama kali ia datang." Danu mengangguk .

"aku pasti akan memberi tahunya tapi tidak sekarang, dan kau tau? Dini sudah menikah lagi 4 tahun yang lalu Li, dan aku baru tau sekarang menurutmu bagaimana perasaan Arsyad bila mengetahui itu." Eli terkejut hingga menutup mulutnya "b..bagaimana bisa?" Danu menggeleng "entahlah kesini semakin tak karuan, Jadi kumohon sedikit lebih lama hingga mental Arsyad sedikit menerima aku akan bawa Dini sendiri kesini jika sudah waktunya." Eli mengangguk dan menyandarkan badannya ke dada suaminya.

"aku percaya pada mu mas." Danu tersenyum dan mengecup puncak kepala sang istri.

_______*______*______*______*_____

Malam ini bintang terlihat malu-malu hanya ada beberapa bintang yang muncul dan selain itu hanya gelap yang mendominasi.

Arsyad pemuda 16 tahun itu terlihat termenung di taman belakang rumah Danu dengan tatapan kosong kearah langit.

Dan tak lama air mata mengalir dari kedua matanya "bunda.. Ayah kalian dimana?" lirihnya.

Arsyad selalu pintar menyembunyikan sesuatu, jika ditanya ini maka ia akan menjawab itu dan merasakan yang ini.

Ditanya Arsyad menunggu ayah bunda? Tentu saja ia akan selalu menunggu mereka bahkan ketika Arsyad sudah tidak ada misal ia akan selalu menunggu mereka dilain tempat karna menurut Arsyad itulah tujuan hidupnya.

Pluk...

Arsyad terkejut ketika sebuah selimut tersampir di pundaknya, ia menoleh dan seketika langsung membersihkan bekas air matanya.

Bintang pelaku utama langsung terdiam dan mengambil duduk di sebelah adiknya, "kamu tau manusia itu tidak selamanya kuat, manusia itu butuh beberapa saat untuk menangis tetapi setelah puas dengan tangisan nya bangkitlah kembali dan percaya bahwa kesulitanmu akan terlampaui"ucap Bintang tanpa menoleh ke arah Arsyad.

Sedangkan Arsyad hanya terdiam dan meresapi ucapan kakak nya itu "terimakasih"hanya kata itu yang keluar dari mulut Arsyad.

Bintang menoleh dan memeluk Arsyad dari samping membawa nya kedekapan nya "kamu tu dah besar bisa ngerti dan memanage perasaan kamu sendiri sedih boleh, nangis juga boleh karna itu adalah salah satu penyalur rasa diri kamu yang gak boleh kamu memendam semua nya sendiri ingat, kamu masih punya mas, pakde buda sama Lintang ingat itu." Arsyad hanya mengangguk mengerti dan malam itu lagi Bintang menemani Arsyad melihat bintang yang semakin meredup dalam hening.




_________________________________

Flashback on...

"brengsek kamu mas, nyesel aku ngkutin kamu selama ini saat susah dan ketika kamu sudah merasa baik kamu mau tinggalin aku gitu aja"teriak Dini histeris didepan Fares yang berdiri mematung di depan nya.

"ini yang kamu mau hah? JAWAB!"kalap Dini dengan air mata yang terus mengalir.

"kamu ngomong gitu seolah olah aku gak tau apa perbutan mu diluar sana Din...lebih baik kita pisah saja dan kamu bisa bersama selingkuhan mu itu"

PLAKKK...

"Jaga ucapan mu mas..." pekik Dini lalu segera berbalik hendak meninggalkan Fares membuat Fares tersenyum kecil, "memang benar kan itu yang kamu mau, kamu sudah muak kan hidup dengan ku, dengan kesengsaraan ini betul kan Dini" balas Fares tajam.

Dini menghentikan langkah nya didepan Fares dan menatap suami ralat mantan suaminya dengan nanar dan derai air mata.

"ya kamj benar... Aku muak hidup dengan mu aku muak terus terusan hidup sengsara dengan mu aku benci kami, kenapa sih kamu harus miskin kalau memang ini yang kamu mau terserah, aku tak peduli mungkin benar katamu aku senang lepas dari lelaki gak berguna kayak kamu" ucap Dini tajam lalu segera meninggalkan Fares dan kediaman mereka selama ini.

Fares jatuh terduduk setelah kepergian Dini, ia menangis, menangis sejadi jadinya haruskah berakhir seperti ini, ia juga sangat rindu keluarga nya yang dulu sebelum ini semua terjadi.


"ARGHHHHH...."

PRANKKK

Tbc

Done part 4 yes....

ARSYAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang