04

182 14 0
                                    

Celin meneguk birnya lalu melihat Flona dan Kenzie sedang menggerakkan tubuh mereka karena menikmati musik yang ada di pesta itu. Mereka sudah meminta Celin untuk bergabung, tapi Celin terlalu malas untuk itu sekarang. Jadi gadis itu memilih duduk sendirian.

"Boleh aku duduk disini." ucap Reynan yang datang tiba-tiba.

"Duduklah." jawab Celin lalu kembali meneguk birnya.

"Kenapa tidak bergabung dengan mereka? kenapa malah duduk sendirian disini?."

"Aku hanya ingin." jawab Celin lalu menyodorkan minuman pada Reynan.

"Aku tidak minum."

"What?!." ucap Celin merasa heran.

"Ada apa? kenapa reaksimu seperti itu."

"Kamu datang ke pesta tapi tidak minum. Boleh aku tahu kenapa?."

Reynan tersenyum dan memperlihatkan satu lesung pipinya. "Karena Mama ku tidak akan suka jika melihat aku minum. Jadi aku tidak akan minum." jawabnya.

Celin menatap Reynan dengan kagum, untuk pertama kalinya ia mendengar kalimat setulus itu dari seorang pria kepada Ibunya.

"Boleh aku bertanya lagi, Rey?."

Reynan tampak berpikir lalu tersenyum jahil.
"Apakah kamu sedang melakukan pendekatan denganku."

Celin terkejut mendengar itu namun ia segera merubah ekspresi wajahnya.

"Ada apa dengan wajahmu, aku hanya bercanda. Apa yang ingin kamu tanyakan padaku?."

Celin merasa lega mendengar bahwa Reynan hanya bercanda, ia sudah sangat takut tadi.

"Apa kamu dan gadis itu berpacaran?."

Reynan mengikuti pandangan Celin yang melihat ke arah Anna.

"Tidak." jawab Reynan semakin mendekatkan tubuhnya pada Celin, Celin tidak menghindar. ia justru penasaran apa yang akan Reynan lakukan.

Setelah tubuh keduanya sudah sangat dekat, Reynan menatap wajah Celin dan Celin pun membalas tatapan Reynan. "Sekarang aku yang bertanya, kenapa kamu menanyakan itu?."

"Karena aku ingin."

"Aku butuh jawaban yang lain Celin." ucap Reynan sedikit kesal dengan jawaban yang Celin berikan.

Celin memanfaatkan keadaan itu, ia melingkarkan kedua tangannya di leher Reynan lalu pandangan matanya turun pada bibir milik pria itu. Sedikit lagi bibirnya akan menyentuh bibir Reynan, tapi tiba-tiba Flona datang dan menepuk bahunya.

"Kalian sedang apa? Ayo kita pulang. Ini sudah sangat malam."

Sial! Flona datang di waktu yang tidak tepat. Batin Celin.

"Aku pulang dulu kak." ucap Flona yang hanya diangguki oleh Reynan.

***

Keesokan harinya

Reynan bangun pagi-pagi sekali untuk berolahraga, jika ia mendapatkan kelas sore ia akan selalu menyempatkan waktunya untuk berolahraga di pagi hari.

Pria itu sedang berlari pagi di tempat biasanya. Banyak gadis secara terang-terangan menunjukan ketertarikan mereka pada Reynan, terkadang Reynan juga tersenyum ke arah gadis yang melihatnya dengan sangat intens dan itu akan membuat gadis itu berteriak kesenangan.

Merasa dirinya sudah lelah, Reynan memilih duduk di bangku yang berada di dekatnya lalu meminum air putih yang di bawanya. Saat itu ia melihat Celin yang juga sedang berlari seorang diri sambil menggunakan earphone di telinganya.

"Celin." panggilnya.

Merasa namanya dipanggil Celin menghentikan langkah kakinya lalu melihat ke arah sumber suara. Ia terkejut ketika mengetahui jika Reynan juga ada disini, ini bukan rencananya untuk bertemu pria itu di tempat ini. Sungguh ini kebetulan yang menguntungkan.

Celin menghampiri Reynan lalu pria itu menyuruhnya untuk duduk di sebelahnya.

"kamu sendirian?." tanya Celin sambil memperhatikan wajah Reynan yang sedang mengeluarkan keringat dan entah kenapa itu membuat Reynan terlihat sangat seksi dimata Celin.

"Tidak, aku disini denganmu."

Celin memutar bola matanya. "Maksudku, apa Kenzie tidak ikut?."

Reynan menggelengkan kepalanya lalu menyedorkan botol minumannya pada Celin.

"Terima kasih." ujar Celin lalu meminumnya dengan segera.

"Kenapa Flona tidak ikut bersamamu?." tanya Reynan ketika Celin sudah selesai meminum airnya.

"Dia ada kelas pagi sekarang, kamu sering lari pagi disini, Rey?."

"Iya, biasanya aku bersama Kenzie. Tapi hari ini dia sedang malas."

Celin menatap Reynan sambil memikirkan cara agar ia bisa lebih sering bersama Reynan, karena itu akan membuat Reynan lebih mudah untuk didapatkan.

"Rey, Bisakah nanti kamu menjemputku dan kita berangkat ke kampus bersama-sama."

"Kenapa? apa ada masalah dengan mobilmu?."

"Tidak, mobilku baik-baik saja. Aku hanya sedang malas dan ingin seseorang menjemputku."

"Tapi aku bukan supirmu." ucap Reynan lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan Celin sendirian.

Celin menatap punggung Reynan dengan wajah kecewa, rencananya gagal untuk membuat dirinya lebih dekat dengan Reynan. Ia menundukan kepalanya lalu memainkan tali sepatu yang dipakainya. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya.

"Katakan dimana rumahmu?."  ucap Reynan.

Celin segera bangkit dari duduknya lalu tersenyum senang mengetahui Reynan kembali lagi.

"Berikan ponselmu?."

Reynan mengerutkan keningnya tapi tetap memberikan ponselnya pada Celin.

"Aku sudah menyimpan nomorku di ponselmu, nanti saat kamu ingin ke rumahku maka hubungi aku terlebih dahulu." ucap Celin lalu beranjak dari sana.

"Dia yang membutuhkan aku, tapi kenapa aku yang harus menghubungi dia. Dasar aneh." ucap Reynan sambil melihat layar ponselnya.












Stolen Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang