Reynan menekan beberapa digit angka dan masuk begitu saja ke dalam apartemen Celin.
Ia melihat Celin sedang sibuk dengan laptopnya dan di sekitar gadis itu penuh dengan sampah camilan dan kertas.
"Kenapa tidak bilang kalau kamu akan datang?." ucap Celin sambil tersenyum malu lalu memunguti sampah-sampahnya.
"Apartemen mu bersih sekali sayang." sindir Reynan.
Celin tersenyum lalu mendekati Reynan, Reynan melihat penampilan sederhana gadis itu. Rambut yang diikat secara asal dan kaos kebesaran yang menutupi celana pendeknya.
"Biar aku yang membersihkannya, lanjutkan saja pekerjaanmu."
"Tidak, tidak. Jangan lakukan itu, aku yang akan membersihkannya." Celin mengambil sapu lalu segera membersihkan sampah-sampahnya. Ia sangat tahu jika Reynan sangat tidak suka kotor.
"Selesai, sekarang kamu boleh duduk."
Reynan terkekeh pelan lalu menarik tubuh Celin ke dalam rengkuhannya.
"Ada apa?." tanya Celin sedikit gugup, jantungnya berdetak cepat.
Reynan mengelus bibir Celin lalu mengecupnya, ia juga mengecup leher gadis itu. "Kenapa wajahmu merah sekali bukankah kita sudah sering berciuman?."
"Entahlah, aku juga tidak mengerti. Mungkin karena yang mencium ku adalah pria tampan seperti mu." Celin kembali mengambil laptopnya untuk melanjutkan pekerjaanya, ia sudah libur beberapa hari karena luka tembakannya dan itu membuat pekerjaanya menempuk. Ia harus segera menyelesaikannya.
"Apa aku setampan itu?."
"Jangan bilang kamu tidak menyadarinya, aku akan kesal."
"Jika aku memang setampan itu kemarilah, jangan acuhkan aku." Reynan menepuk pahanya meminta Celin duduk di pangkuannya.
Celin menuruti kemauan Reynan lalu menatap wajah pria itu dan merasakan napas mereka menyatu sesekali.
"Tapi pekerjaan ku belum selesai, Rey."
"Jika kamu menjadi sekretaris ku, aku tidak akan memberikan mu pekerjaan sebanyak itu." Reynan memegang pinggul Celin dengan kedua tangannya cukup erat.
"Apa kamu juga memperlakukan sekretaris mu yang sekarang seperti itu?." Celin memicingkan matanya.
"Tentu saja tidak, itu hanya untukmu. Khusus untuk kekasihku."
"Dasar bos yang pilih kasih." Celin terkekeh lalu memukul dada bidang pria itu dengan pelan.
"Apa besok kamu sibuk?."
"Kenapa?." Celin melingkarkan kedua tangannya pada leher Reynan.
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."
"Kemana?."
"Aku tidak akan memberitahu kamu." ucap Reynan datar, ia mendekatkan tubuhnya pada Celin lalu meletakkan kepalanya di bahu gadis itu.
"Aku harap aku tidak sibuk." balas Celin lalu menangkup wajah Reynan.
"Apa aku harus meminta izin Raka untuk membawa sekretaris seksi ini bersamaku."
"Itu memalukan Rey, aku akan menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat besok."
"Aku ingin menginap disini sambil menemani mu menyelesaikan pekerjaan itu."
"Menginaplah disini." sahut Celin dengan senang.
"Tapi disini hanya ada satu kamar."
"Kita bisa tidur sekamar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stolen Heart ✔
General FictionSequel Fall in Love Celin tidak pernah menyangka bahwa ia akan jatuh cinta pada pria yang akan ia tipu, cinta itu membuat keraguan di hatinya. Namun bagaimana jadinya jika Reynan mengetahui semuanya, bahwa ternyata gadis yang ia cintai dan percayai...