20

164 13 0
                                    

4 Tahun Kemudian

Seorang pria tampak sedang memperhatikan gadis yang tengah sibuk dengan laptopnya untuk menyelesaikan pekerjaan yang ia berikan. Gadis itu adalah sekretarisnya.

"Dia sangat cantik."

Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan itu dari supirnya. "Iya ada apa?."

"Tuan, istri saya sedang sakit. Saya harus menjaganya. Jika boleh apa Tuan bisa memberikan saya libur hari ini?."

"Iya tentu saja, semoga istrimu cepat sembuh." balas pria itu.

"Terima kasih Tuan Raka."

"Iya, sama-sama."

"Aku akan ada rapat penting sebentar lagi lalu siapa yang akan menjemput Kevin." Raka tampak berpikir lalu keluar dari ruangannya untuk menemui gadis yang sejak tadi ia lihat dari dalam ruang kerjanya itu.

Saat melihat Raka menghampirinya gadis itu pun langsung bangkit dari tempat duduknya. "Ada yang bisa saya bantu, pak?."

"Tidak perlu formal seperti itu, Celin. Aku memang butuh bantuanmu. Apa kamu bisa membantuku?."

"Tentu saja, Apa yang bisa saya bantu?."

"Begini Celin, aku akan ada rapat penting sebentar lagi. Kebetulan supir yang biasanya menjemput anakku meminta izin karena istrinya sedang sakit. Apa kamu bisa menjemput anakku sebentar dan mengantarnya kemari?."

Raka memang telah memiliki anak. Namun laki-laki itu masih terlihat sangat tampan karena ia menikah diusia yang masih muda. Istrinya meninggalkannya saat melahirkan putra mereka dan sampai sekarang ia belum menemukan seseorang yang cocok untuk menjadi Ibu dari anaknya.

"Baik, pak. Saya yang akan menjemput Kevin di sekolah."

"Terima kasih." ucap Raka sambil tersenyum.

***

Celin tersenyum saat melihat anak laki-laki yang baru saja keluar dari halaman sekolah.

"Tante cantik." ucapnya lalu berlari menghampiri Celin.

"Ayo kita pulang." Celin memegang tangan mungil itu.

"Kenapa tante cantik yang menjemput Kevin?."

"Supir Daddy mu sedang izin dan Daddy mu sedang ada rapat jadi aku yang menjemputmu. Apa Kevin tidak suka?" ucap Celin lalu membuka pintu mobilnya untuk bocah tampan itu.

"Tidak, tidak. Kevin sangat suka." ucap Kevin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Benarkah?."

"Iya, Kevin sangat suka tante cantik."

"Panggil aku tante Celin saja, Kevin."

"Kevin lebih suka jika memanggil tante cantik." jawab Kevin sambil tersenyum.

"Baiklah, terserahmu saja." sahut Celin lalu mengacak rambut Kevin.

***

"Daddy." Kevin langsung berlari dan memeluk Ayahnya saat ia dan Celin sudah sampai di perusahaan ternama itu.

Raka merentangkan tangannya siap untuk menerima pelukan putra kesayangannya itu.

"Kenapa Daddy tidak menjemput Kevin?."

"Daddy tadi sedang rapat, maafkan Daddy ya."

"Tidak apa-apa, Dad. Sudah ada tante cantik yang menjemput Kevin.Tapi setelah ini Daddy harus membelikan Kevin ice cream yang banyak."

Raka langsung melihat ke arah Celin yang sedang berdiri di depannya. "Kalau begitu bilang terima kasih pada tante cantik lalu Daddy akan membelikan ice cream yang banyak untukmu."

"Terima kasih TANTE CANTIK." ucap Kevin yang terlihat sangat menggemaskan di mata Celin.

"Sama-sama sayang." balas Celin lalu mencubit pipi Kevin dengan pelan.

"Ayo Daddy, kita beli ice cream sekarang." ucap Kevin sambil menarik tangan Ayahnya.

"Iya sayang sebentar. Celin, sekali lagi terima kasih."

"Sama-sama, pak."

***

Celin masuk ke dalam apartemennya ia merebahkan tubuhnya sebentar lalu melepaskan semua pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan diri ia menuju balkon kamarnya lalu menatap langit yang sudah gelap.

"Maafkan aku." ucapnya sambil memegang kalung yang selama ini tidak pernah ia lepaskan dari lehernya. Setiap hari Celin selalu melakukan hal itu. Ia terus dihantui rasa bersalah.

"Jika Tuhan mengizinkan, aku ingin sekali bertemu denganmu lagi dan mengatakan bahwa sampai saat ini aku masih mencintaimu. Mungkin ini hukuman yang Tuhan berikan padaku, aku hanya mencintaimu tapi kamu sangat membenciku bahkan tidak mau melihat wajahku lagi." ucapnya dengan air mata yang sudah menetes di pipinya.







Stolen Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang