Karin melempar semua barang yang berada di dekatnya untuk melampiaskan kekesalannya karena rencananya gagal untuk menipu Reynan.
"Sudahlah sayang, kita bisa merencanakannya lagi di lain hari. Apartemen ku jadi berantakan karena ulahmu." ucap David.
"Kenapa bisa polisi sialan itu ada disana? aku sangat kesal!." Karin duduk di sebelah kekasihnya lalu meminum air yang berada di atas meja.
"Iya, aku juga merasa aneh, kenapa tiba-tiba polisi itu datang kesana. Sepertinya ada seseorang yang meminta polisi itu untuk datang."
Karin menatap David dengan wajah serius. "Tapi siapa? apa menurut mu ada seseorang yang mengetahui rencana kita?."
"Aku tidak tahu, yang jelas apa yang terjadi tadi bukanlah kebetulan. Tapi ada seseorang yang sengaja ingin menggagalkan rencana kita."
"Apa mungkin tiga orang suruhan ku, tapi itu tidak mungkin karena mereka akan mendapatkan uang juga."
"Celin."
"Apa maksudmu Celin? dia tidak mungkin menggagalkan rencana kita." ucap Karin sambil mendorong sedikit tubuh David.
"Aku juga tidak bermaksud begitu, tapi hanya Celin yang memungkinkan bisa melakukan semua itu."
Karin bangkit dari tempat duduknya. "Tidak ! Celin tidak seperti itu."
David ikut berdiri. "Kita tidak tahu apa saja yang sudah terjadi diantara mereka selama ini. Pria itu sangat tampan dan Celin bisa saja jatuh cinta padanya. Tolong pikirkan itu baik-baik." David berjalan menjauhi Karin lalu memasuki kamarnya.
***
Reynan mengelus rambut Celin yang sedang terlelap di kamarnya, setelah makan siang tadi Celin tidak ingin pulang dan Reynan mengajak gadis itu ke rumahnya.
"Dia pasti sangat lelah, tidurnya nyenyak sekali."
Ponsel Celin bergetar dan Reynan mengambilnya, ia melihat banyak pesan masuk dari Karin. Pria itu mengernyitkan dahinya saat membaca pesan yang di kirim Karin untuk Celin.
"Kau dimana?."
"Cepatlah pulang."
"Aku akan menyusun rencana baru, aku harap kita tidak akan gagal lagi seperti hari ini."
Celin membuka matanya karena elusan tangan Reynan di kepalanya. Saat melihat pria itu memegang ponsel miliknya ia segera merampas ponsel itu dari tangan Reynan.
"Apa yang kamu lakukan?! Apa kamu tidak punya sopan santun!, Rey." Bentak Celin.
"Maafkan aku, aku hanya ingin memberitahu dia bahwa kamu sedang bersamaku."
"Siapa yang memberikanmu izin untuk membalas pesannya!." Setelah mengatakan itu Celin langsung keluar dari kamar Reynan.
Reynan menarik lengan Celin, namun Celin menepis tangannya.
Reynan tidak menyerah ia menghalangi jalan Celin dan itu berhasil membuat Celin berhenti. "Aku salah, aku sudah lancang membaca pesan dari Karin. Tolong maafkan aku."
Celin sudah terlanjur marah ia kembali melanjutkan langkahnya lalu meninggalkan rumah Reynan.
Reynan mendengar suara mobil Celin, ia menghela napas lelah. Sangat sulit menenangkan Celin yang sedang marah.
"Dia sangat marah sampai meninggalkan tasnya disini."
Reynan mencoba menghubungi Celin walaupun ia tahu jika gadis itu tidak akan mengangkat telponnya.
"Baiklah sayang, aku akan ke rumah mu untuk mengembalikan tas ini."
Reynan mengambil kunci mobilnya lalu segera menuju rumah Celin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stolen Heart ✔
General FictionSequel Fall in Love Celin tidak pernah menyangka bahwa ia akan jatuh cinta pada pria yang akan ia tipu, cinta itu membuat keraguan di hatinya. Namun bagaimana jadinya jika Reynan mengetahui semuanya, bahwa ternyata gadis yang ia cintai dan percayai...