19

160 12 0
                                    

Celin sudah sampai di rumahnya namun, ia tidak turun dari mobil. Gadis itu menangis di dalam mobil dengan sesenggukan hingga matanya membengkak karena terus menangis. Ia memegang kalung yang pernah Reynan berikan padanya dan masuk ke dalam rumah lalu mengetuk pintu kamar Karin, ada sesuatu yang ingin ia sampaikan pada wanita itu.

"Aku ingin bicara padamu." ucap Celin.

Karin mengikuti Celin lalu mereka duduk di sofa. "ingin bicara apa, Cel?." tanya Karin.

"Kau tahu, aku sangat menyanyangimu dan David. Kalian sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri. Terima kasih untuk semua yang telah kalian berikan padaku. Maafkan aku, tapi aku tidak bisa menipu orang lagi. Aku tidak bisa bersama kalian lagi karena itu aku akan meninggalkan rumah ini."

"Celin, tolong jangan seperti ini."

"Maafkan aku, tapi aku sudah membuat keputusan ini." ujar Celin lalu masuk ke dalam kamarnya untuk memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper, ia belum tahu akan kemana tapi yang jelas ia tidak bisa tinggal dirumah ini lagi.

Karin melihat Celin yang sudah siap dengan kopernya. Gadis itu memberikan kunci mobil,  kartu dan uang yang ada di dalam dompetnya pada Karin.

"Kenapa kau memberikan ini semua padaku?."

"Ini semua adalah milikmu."

"Tidak, bawalah semua itu. Tolong jangan membuat aku menjadi orang jahat karena melakukan semua ini padamu."

"Tidak, Karin. Ini semua keinginanku jangan menyalahkan dirimu." ucap Celin lalu memeluk Karin.

"Semuanya salahku." lirih Karin lalu membalas pelukan Celin.

"Aku akan merindukanmu." Celin mengelus punggung Karin.

"Bawalah semua ini jika memang kau menganggap aku saudaramu."

Celin tampak berpikir sebentar lalu menganguk "Baiklah, terima kasih."

"Jaga dirimu baik-baik."

"Kau juga jaga dirimu baik-baik. Sampaikan salamku pada David."

Karin mengangguk lalu melambaikan tangannya dengan perasaan sedih, ia tidak menyangka bahwa semua akan seperti ini.

***

Keadaan Reynan sudah mulai membaik, namun tidak dengan hatinya. Pria itu bahkan masih merasakan sakit jika ia mengingat semua yang sudah terjadi pada dirinya. Ia memakirkan mobilnya di parkiran kampus. Saat ia turun dari mobil gadis-gadis menghampiri dirinya.

"Aku dengar kau sakit? apa sekarang kau sudah merasa baikan. Ini bunga untukmu." ucap salah satu gadis berambut pendek lalu menyuruh teman-temannya memberikan bunga yang mereka bawa untuk Reynan.

"Iya, aku sudah baikan. Terima kasih tapi ini terlalu berlebihan." tolak Reynan dengan halus dan tidak lupa tersenyum ke arah mereka.

"Ya Tuhan. Dia semakin tampan saat tersenyum."

Kenzie yang melihat itu segera menghampiri Reynan lalu mengambil bunga yang diberikan oleh gadis-gadis itu. "Bunganya sangat cantik seperti kalian, terima kasih banyak. Tapi Reynan masih belum sehat betul jadi jangan terlalu banyak mengajaknya berbicara."

Wajah gadis-gadis itu terlihat khawatir, mereka tampaknya sangat menyukai Reynan dan tidak suka mengetahui bahwa pria itu sedang sakit. "Begitu ya, baiklah kita tidak akan banyak bicara. Tolong cepatlah sembuh, Rey." ucap gadis lainnya.

"Terima kasih banyak, aku pasti akan sembuh berkat kalian." balas Reynan lembut.

"Aku iri sekali denganmu, saat aku sedang sakit tidak ada yang memberikan aku bunga seperti ini. Apa aku boleh mengambil bunga-bunga ini."

"Ya ambilah." jawab Reynan seadanya.

"Kau terlihat sedih? ada apa?."

"Aku baik-baik saja." jawab Reynan dengan tegas.

"Kak." panggil Flona saat melihat Reynan, tapi pria itu tidak mendengarnya.

"Rey." Teriak Flona lalu berlari menghampiri Reynan.

"Ada apa sampai kau berteriak seperti itu?." tanya Kenzie.

"Rey, Celin akan pindah kampus. Aku baru saja melihatnya keluar dari ruangan Dekan untuk mengurus kepindahannya."

"Hah! lagii?." ucap Kenzie yang terlihat kaget, berbeda dengan Reynan yang tidak menunjukkan ekspresi apapun.

"Biarkan saja, itu bukan urusanku." sahut Reynan cuek.

Flona dan Kenzie saling bertatapan, mereka sangat bingung dengan reaksi yang Reynan berikan.

"Apa?! Ada apa denganmu?. Pacarmu akan pindah kampus dan kau setenang ini. Apa kalian sedang bertengkar?." tanya Flona menuntut ia menjadi sangat penasaran sekarang.

"Hubungan ku dan dia sudah berakhir dan tolong jangan membahas tentang dia lagi di depanku!. Kalian mengerti?" Ucap Reynan lalu meninggalkan Flona dan Kenzie yang masih mencerna apa yang baru saja mereka dengar.

"Apa kau mengetahui sesuatu?." tanya Flona.

"Jika aku mengetahui sesuatu aku tidak akan kaget seperti sekarang. Ada apa sebenarnya dengan mereka?."

"Dia terlihat sangat membenci Celin, kita harus mencari tahu ada apa diantara mereka."

Celin melihat itu dari kejauhan ia akan sangat merindukan Flona dan juga Kenzie. Mereka adalah sahabat yang sangat baik.

"Aku harap kalian akan memaafkan aku jika kalian mengetahui semuanya nanti." ucap Celin lalu memasuki mobilnya dan meninggalkan tempat itu.





Stolen Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang