29

190 12 0
                                    

Celin sudah diperbolehkan pulang oleh dokter setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit. Reynan selalu setia menemaninya bahkan pria itu rela meninggalkan rapat untuk menjemputnya ke rumah sakit.

Reynan membantu Celin menuruni ranjang rumah sakit padahal Celin bisa melakukan sendiri.

"Celin, ingat jangan terlalu banyak bergerak dulu sampai luka tembak di perutmu benar-benar kering." jelas Paramartha.

"Baik Paman." balas Celin sambil tersenyum.

"Kita pergi dulu, Pa."

"Hati-hati, nak."

Reynan membukakan pintu mobil untuk Celin, semua orang di sekitar rumah sakit memperhatikan mereka. Mungkin mereka merasa iri dengan Celin karena bisa semobil dengan pria tampan yang sangat pandai dalam berbisnis itu.

"Terima kasih."

"Sama-sama, babe."

Celin memperhatikan Reynan yang sedang fokus menyetir. Ia masih tidak percaya bisa semobil lagi bersama pria itu.

"Bagaimana kalau kamu menginap di rumahku saja. Mama pasti senang."

"Kenapa harus menginap, aku tidak ingin merepotkan siapapun."

"Kenapa kamu berkata seperti itu, kamu tidak merepotkan siapapun. Jika kamu menginap di rumah maka aku bisa menjaga mu terus." sahut Reynan sesekali melihat ke arah Celin.

"Aku sudah tidak apa-apa, Rey. Antar aku ke apartemen saja."

"Tapi kamu tinggal sendiri sayang, kamu masih belum boleh banyak bergerak. Jika kamu butuh sesuatu disana tidak ada yang membantu mu."

"Aku bisa Rey, percaya padaku."

Reynan menghela napas lelah, ia tidak ingin memaksa Celin. "Baiklah."

Sesampainya mereka di basement, Reynan membantu mengeluar barang-barang Celin dari mobil. Ia mengikuti langkah Celin dan melihat anak kecil duduk di depan pintu apartemen kekasihnya.

"Tante cantik." Kevin tersenyum melihat Celin yang sudah di tunggunya.

"Kevin, kenapa Kevin bisa ada disini?."

"Kevin minta dianter supir kesini." jawab Kevin lalu melihat ke arah Reynan yang bingung dengan kehadiranya.

"Anak siapa ini?."

"Dia putranya Raka, namanya Kevin." jelas Celin lalu membuka pintu apartemenya.

"Apa Daddy Kevin sudah tahu kalau Kevin kesini?."

"Belum, tapi Kevin sudah minta pak supir untuk menyampaikan pada Daddy."

Celin mengambilkan es krim untuk Kevin. "Kevin ini untukmu."

"Terima kasih tante cantik." Kevin mengecup pipi Celin lalu membuka es krim itu dengan senang.

Reynan membelakkan matanya melihat itu. "Hei, siapa yang mengajarimu mencium seperti itu."

"Tidak ada yang mengajari Kevin." jawab Kevin sambil memakan es krimnya.

"Dia pacarku." balas Reynan.

"Apa itu pacar?." tanya Kevin polos.

"Rey, dia hanya anak-anak."

"Apa dia sering kemari?." tanya Reynan yang tampak tidak nyaman melihat kedekatan Kevin dengan Celin.

"Iya, aku senang dia kemari jadi aku tidak merasa kesepian di apartemen sebesar ini."

Reynan mengacak rambutnya, kenapa Raka membiarkan putranya berkeliaran seperti ini.

Stolen Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang