12

150 12 0
                                    

"Karin, tolong tutup jendelanya. Aku masih mengantuk." ucap Celin sangat sinar matahari masuk ke dalam kamarnya. Tentu saja gadis itu berbicara sambil memejamkan matanya sehingga ia tidak melihat siapa orang yang sudah membuka jendela kamarnya dan malah mengira jika itu Karin.

"Morning sayang, ternyata kamu sangat pemalas."

Mendengar suara yang sangat dikenalnya Celin pun membuka matanya lalu melihat Reynan yang sedang berada di dalam kamarnya. Wajah gadis itu pun terlihat cukup terkejut.

"Apa yang kamu lakukan disini? Bagaimana kamu bisa masuk? dan dimana Karin?." tanya Celin yang langsung merubah posisinya menjadi duduk.

Reynan mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan yang diberikan Celin padanya.

"Kenapa kamu sangat terkejut saat melihatku? Aku kekasihmu bukan orang asing.

"Reynan aku sedang bertanya padamu." balas Celin terlihat serius.

"Aku kemari karena aku merindukanmu, apa aku salah?."

"Lalu dimana Karin? Apa yang dia katakan padamu?" Cerca Celin dengan suara yang dipelankan agar tidak di dengar oleh Karin. Ia bangkit dari ranjang untuk menutup pintu kamarnya.

Reynan mendekati Celin lalu menatapnya lekat. "Aku bilang aku datang untuk menemuimu, dia mempersilakan aku masuk. Tapi ternyata kamu masih tidur jadi dia mengizinkan aku masuk ke dalam kamarmu. Lalu setelah itu dia pergi." jelas Reynan.

"Apakah dia bertanya tentang hubungan kita?."

"Aku tidak mengerti? kenapa kamu bertanya seperti ini?." tanya Reynan yang merasa bingung dengan tingkah Celin.

Celin yang mulai menyadari jika tingkahnya sangat aneh langsung memeluk Reynan agar pria itu tidak curiga padanya.

"Dia belum tahu tentang hubungan kita, dia tidak akan suka jika tahu dari orang lain karena itu aku takut jika kamu mengatakan soal hubungan kita padanya."

"Hanya itu?."

Celin mengangguk lalu melepas pelukannya, tapi tiba-tiba ia menjauhi Reynan sambil menutup wajahnya dengan tangan.

"Ada apa lagi sekarang?." tanya Reynan.

"Aku baru bangun tidur jangan melihat wajahku, dan kenapa kamu kemari tidak memberitahu aku?."

"Astaga, tapi aku sudah melihat wajahmu tadi dan kamu masih terlihat cantik bahkan saat baru bangun tidur. Jadi berhenti menutup wajahmu sayang." ucap Reynan sambil terkekeh pelan.

"Tidak, aku akan mandi dulu. Kamu tunggu disini." sahut Celin lalu masuk ke dalam kamar mandi dengan gerakan cepat.

Reynan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Celin. "Gadis itu membuat aku ingin menciumnya."

Sambil menunggu Celin selesai membersihkan dirinya, Reynan melihat-lihat kumpulan novel di rak buku milik Celin dan darisana ia tahu jika kekasihnya itu sangat gemar membaca novel.

"Rey." panggil Celin dari arah kamar mandi, gadis itu hanya mengeluarkan kepalanya saja.

"Iya, kamu butuh sesuatu?." balas Reynan.

"Tidak, aku akan memakai pakaian ku. Bisa kamu keluar dulu."

Reynan menghampiri Celin lalu tersenyum jahil. " Apa ada cara agar aku tetap bisa disini?."

"Ada, kita harus menikah dulu."

"Kalau begitu ayo menikah." balas Reynan sambil tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya.

Celin menyentil dahi Reynan dengan cukup keras. "Cepat keluar sudah cukup bicaranya."

Reynan mengaduh kesakitan, ia ingin memprotes. Namun dengan cepat Celin menutup mulut pria itu menggunakan tangannya.

"Jika kamu ingin marah nanti saja, aku akan memakai pakaian ku terlebih dahulu." Setelah mengatakan itu Celin melihat Reynan keluar dari kamarnya sambil menekuk wajahnya.

***

Setelah selesai bersiap Celin keluar kamar untuk menemui Reynan.

"Kita akan pergi kemana Rey?."

"Mall, kita akan membeli hadiah untuk ulang tahun Flona." jawab Reynan dengan wajah datar.

Dia masih kesal rupanya. Batin Celin lalu duduk di sebelah Reynan yang masih fokus dengan ponselnya. Dengan berani Celin mengambil ponsel pria itu.

Celin menunggu reaksi Reynan, namun pria itu tetap enggan menatap dirinya. Akhirnya Celin menangkup wajah Reynan lalu mencium kening pria itu.

"Maaf, jika aku membuatmu kesal." ucap Celin.

Reynan tersenyum, ia sebenarnya hanya berpura-pura kesal karena ingin tahu bagaimana cara Celin untuk membuat perasaannya kembali membaik dan rencananya berhasil.

"Jika seperti ini caramu untuk membuat aku tidak kesal lagi, maka aku akan menjadi kesal setiap hari agar mendapat ciuman di keningku."

Celin berdiri lalu menatap Reynan tajam, ia merasa kesal karena sudah dibohongi.

"Jadi sekarang kamu yang kesal, baiklah sekarang biarkan aku yang mencium mu." ucap Reynan lalu mengecup kedua pipi Celin.

"Kita pergi sekarang atau aku akan pergi tanpa dirimu." ucap Celin.

"Pacarku memang galak." balas Reynan lalu mencium pipi Celin sekali lagi.

***

"Anna, bagaimana hubunganmu dengan si tampan Reynan?." tanya temannya yang bernama Stela.

"Akhir-akhir ini dia semakin susah di dekati, karena gadis itu."

"Gadis yang mana?." tanya Stela sambil melihat-lihat tas yang ada di dalam Mall.

"Aku tidak tahu namanya."

"Dia sangat cantik dan juga memiliki bentuk tubuh yang sangat indah, pantas saja Reynan lebih memilihnya." ujar Stela sambil melihat dua orang yang baru saja mereka bicarakan tengah berjalan bersama melewatinya.

"Kenapa kau memujinya seperti ini, kau ini temanku atau temannya?." kesal Anna lalu mengikuti arah pandangan Stela.

Ia membelakkan matanya sekaligus kesal saat melihat Reynan menggenggam tangan Celin dengan begitu erat.

"Aku akan memberikan pelajaran pada gadis itu."

"Tidak, jangan lakukan itu. Itu hanya akan membuat Reynan semakin menjauhimu. Jangan pedulikan dia hanya fokuslah untuk mendekati Reynan.

"Kau benar juga, baiklah kalau begitu." sahut Anna yang masih menatap Reynan dan Celin kesal.





Stolen Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang