21

170 12 0
                                    

Celin menatap dirinya di cermin, ia memakaikan lipstik pada bibirnya yang tipis. Raka tiba-tiba menghubunginya dan mengatakan bahwa rapat akan di mulai sebentar lagi.

Ia membawa beberapa dokumen yang akan mereka presentasikan nanti saat rapat. Gadis itu berjalan di belakang Raka dan mereka masuk ke dalam ruang rapat.

"Celin, tolong periksa sekali lagi dokumennya."

"Baik pak." Sahut Celin lalu memeriksa kembali dokumen yang di bawanya.

Terdengar suara langkah kaki mulai memasuki ruang rapat, Raka berdiri lalu menghampiri pria tampan yang sangat terkenal di dunia bisnis itu.

"Selamat datang Tuan Rey. Silakan duduk." Raka tersenyum lalu mengulurkan tangannya.

Seketika Celin menoleh ke arah bosnya saat mendengar nama itu. Tubuh gadis itu menegang saat melihat orang yang selama ini sangat ia rindukan ada di hadapannya. Reynan, pria itu tidak banyak berubah hanya saja sekarang ia terlihat lebih dewasa dan tentu saja sangat tampan dengan setelan jas di tubuhnya.

Reynan membalas senyuman Raka lalu menjabat tangan pria itu. Namun senyuman di wajahnya menghilang saat matanya bertemu dengan mata Celin.

"Silakan duduk, Tuan." ucap Raka sekali lagi yang membuat Reynan memutuskan pandangannya dari Celin.

Raka mulai mempresentasikan apa yang menjadi topik rapat hari ini. Reynan tampak memperhatikan dengan serius walaupun sebenarnya ia ingin sekali meninggalkan ruang rapat tapi pria itu tetap bersikap profesional.

Celin terus melihat ke arah Reynan yang sedang berbicara dengan sekretarisnya, ia sangat senang bertemu dengan pria itu lagi. Walaupun gadis itu tahu Jika Reynan sangat tidak suka melihatnya disini.

"Selanjutnya akan dijelaskan oleh sekretaris saya, silakan Celin."

Celin merasa gugup tapi ia yakin bisa melakukannya dengan baik. Selama menjelaskan ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pria yang juga sedang menatapnya dengan intens. Semua orang yang berada di disana bertepuk tangan saat Celin sudah selesai menjelaskan isi rapat dengan sangat baik kecuali Reynan yang tampak biasa saja.

"Bagaimana, Tuan? Apa ada pertanyaan dari proyek yang tadi kita prentasikan?."

"Tidak ada. Aku setuju bekerja sama dengan perusahaan anda." balas Reynan yang membuat Raka tersenyum senang.

"Terima kasih banyak. Semoga kita bisa menjadi rekan bisnis yang baik."

"Baiklah karena rapatnya sudah selesai. Aku harus pergi sekarang." sahut Reynan.

"Silakan, Tuan."

Reynan keluar dari ruang rapat diikuti oleh sekretarisnya. Ia menyempatkan tersenyum saat melewati beberapa karyawan di perusahaan itu.

"Woah, tampan sekali dia." bisik beberapa gadis saat Reynan melewati mereka.

Celin hanya bisa melihat punggung Reynan yang semakin menjauh. Ini di luar dugaannya  bertemu Reynan hari ini. Gadis itu tidak bisa membohongi dirinya jika ia sangat senang.

***

"Jika ada yang ingin bertemu denganku tolong katakan aku sedang sibuk." ucap Reynan pada sekretarisnya lalu memasuki ruang kerjanya.

Reynan duduk di tempat duduknya lalu memegang kepalanya. Entah apa yang sedang ia pikirkan.

Tiba-tiba pintu ruang kerjanya terbuka dan terlihat Kenzie tersenyum ke arahnya.

"Maaf, pak. Dia memaksa masuk." Sekretaris Reynan berbicara dengan takut.

"Tidak apa-apa, biarkan saja dia."

"Bapak Reynan yang terhormat. Boleh aku duduk." balas Kenzie.

"Silakan." sahut Reynan malas.

"Ada apa? kau sedang banyak pekerjaan?."

"Aku bertemu Celin." ucap Reynan dengan jujur pada sahabatnya yang sudah mengetahui semua tentang dirinya dan Celin.

"Dimana? Bagaimana bisa?." Kenzie tampak sangat tertarik.

"Dia sekretaris rekan bisnisku. Aku tidak mengerti kenapa aku bertemu lagi dengan dia. Saat melihatnya membuat aku mengingat kembali semua kebohongannya dan itu sangat memuakkan!."

Kenzie terdiam sesaat lalu kembali berbicara. "Mungkin ada sesuatu yang belum kalian selesaikan."

"Apa maksudmu?! Apa kau tidak membencinya setelah apa yang dia lakukan. Dia penipu!."

Kenzie tersenyum mendengar ucapan Reynan. "Aku tidak membencinya, Rey. Aku hanya kecewa padanya. Dia berbohong padamu bukan padaku dan aku tidak punya hak membencinya. Kau bilang dia sekarang menjadi sekretaris itu artinya dia bukan penipu lagi."

"Apa kau membelanya, Ken?."

"Aku tidak membelanya, Rey. Cobalah melupakan apa yang sudah terjadi. Dan saranku jangan terlalu membencinya karena cinta dan benci itu bedanya tipis. Kau bahkan tidak bisa membedakan keduanya ketika perasaanmu berada pada ambang batas."

"Sangat mudah mengatakan itu, bagaimana bisa aku melupakan apa yang sudah dia lakukan padaku. Dia mempermainkan peraaanku untuk menipuku." Reynan bangkit lalu menatap gedung-gedung yang berdiri kokoh dari tempatnya berdiri.

"Aku memang tidak mengerti sakit yang kau rasakan tapi terkadang kau harus melupakan sesuatu yang menyakitkan untuk di ingat, Rey. Aku rasa kau butuh waktu untuk sendiri." Kenzie menepuk bahu Reynan lalu pergi darisana.







Stolen Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang