03

214 18 0
                                    

Setelah datang dari kampus Celin langsung memasuki kamarnya lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang, gadis itu terus memikirkan bagaimana cara mendekati Reynan tanpa harus membuat dirinya merasa gugup. Ia pikir Reynan sama seperti target sebelumnya tapi ternyata Reynan sedikit berbeda. Pria itu punya daya tarik tersendiri dan juga bisa dengan mudah membuat gadis mana saja memujanya.

"Bagaimana pertemuan pertama kalian?." tanya Karin yang sejak kapan sudah ada di kamar Celin.

Celin mengubah posisinya menjadi duduk. "Kau tahu, ternyata dia sangat tampan, dia juga pintar. Aku pikir tidak akan mudah membuat dia jatuh cinta padaku."

Karin tampak berpikir, ia berpikir untuk mengubah target jika memang Reynan terlalu membuang waktu mereka.

"Apa kita mengganti target saja?."

"Jadi maksudmu aku tidak akan bisa membuat dia jatuh cinta padaku?." tanya Celin.

"Tidak, aku tidak meragukanmu. Hanya saja jika dia terlalu membuat mu kesusahan kita bisa mengganti target." jelas Karin.

"Aku selalu berhasil membuat pria manapun jatuh cinta padaku. Jadi aku yakin, aku juga bisa membuat Reynan jatuh cinta padaku." ucap Celin penuh keyakinan.

***

Kenzie membunyikan bel rumah mewah yang ada di depannya. Pintu akhirnya terbuka menampilkan wajah wanita yang masih sangat cantik di usianya yang sudah bisa dibilang tidak muda lagi.

"Malam Bibi." sapa Kenzie.

"Malam Kenzie, masuklah sayang." balas Vienna ramah.

Kenzie masuk ke dalam, Vienna yang tahu maksud kedatangan Kenzie segera memanggil putranya.

"Rey, turunlah. Kenzie datang." ucap Vienna sedikit berteriak.

Reynan yang mendengar panggilan ibunya langsung turun ke bawah dengan memakai kaos oblong berwarna hitam dan celana pendek rumahan.

"Ada apa Ken?." tanya Reynan lalu duduk di sebelah Kenzie.

Kenzie memastikan bahwa Vienna sudah tidak terlihat lalu mulai berbicara. "Teman Flona mengundang kita untuk datang ke pestanya."

"Teman yang mana? pria atau wanita?."

"Teman sekelasnya, dia wanita."

"Aku akan bersiap-siap, tapi sebelum itu kau harus memberitahu mama ku dan ingat mama ku tidak suka anaknya pergi ke pesta."

"Baiklah, cepat sana." sahut Kenzie.

Kenzie berjalan ke arah ruang kerja Vienna. Ia mendekati ruang kerja Vienna lalu mengetuk pintunya.

"Ada apa Kenzie? masuklah." Vienna menghampiri Kenzie lalu menyuruhnya untuk duduk.

"Aku ingin mengajak Reynan pergi ke pesta, apakah boleh, Bibi?."

Vienna terkekeh pelan mendengar ucapan Kenzie. Reynan sangat suka mengerjai sahabatnya, pikir Vienna.

"Kenapa kamu seperti seorang pria yang meminta izin untuk mengajak kekasihnya berkencan nak. Jangan dengarkan apapun yang Reynan katakan, dia hanya mengerjaimu. Kalian boleh pergi."

Reynan yang sudah berdiri di depan pintu ikut tertawa lalu mendekati mama dan sahabatnya.

Vienna menggelengkan kepala lalu tersenyum ke arah Reynan.

"Jika aku punya adik perempuan, aku akan menjodohkannya denganmu Ken. Sungguh, caramu meminta izin tadi sangat manis."

Kenzie ikut tertawa sebentar lalu menatap Reynan tajam. "Hahaha, lucu sekali." ucapnya kesal karena sudah dipermainkan Reynan.

"Aku pergi, Ma. Jika papa sudah datang sampaikan juga padanya."

"Iya, jangan pulang terlalu malam Rey." sahut Vienna.

"Kami pergi dulu, Bibi."

"Iya, hati-hati."

***

Kedatangan Reynan dan Kenzie di pesta membuat mereka menjadi pusat perhatian. Anna yang melihat kedatangan Reynan langsung duduk di sebelahnya.

"Aku senang ternyata kamu datang ke pesta ini." Anna menatap Reynan lekat, ia tidak akan pernah bosan menatap pria tampan itu.

"Aku di undang jadi aku datang." sahut Reynan lalu melihat kedatangan Flona dan gadis di sebelahnya yang terlihat sangat cantik dengan mini dress berwarna hitam yang sangat pas di tubuh indahnya.

Saat baru memasuki pesta Celin sudah mencari-cari keberadaan Reynan, dan saat ia sudah melihat Reynan. Gadis itu justru melihat Reynan dengan Anna dan juga teman-temannya yang sedang tertawa bersama.

"Dia lagi, dia lagi." lirih Flona saat ia menghampiri Reynan dan ternyata ada Anna dan teman-temannya disana.

"Kalian, duduklah di sebelahku." ucap Kenzie sambil melihat ke arah Reynan yang di kelilingi gadis-gadis cantik.

"Pestanya sangat menyenangkan kak, untuk apa datang kesini kalau hanya duduk saja. Ayo bersenang-senang." ucap Flona lalu mengajak Celin berlalu dari sana.

"Tunggu, aku ikut." sahut Kenzie.

Celin menoleh ke belakang untuk melihat Reynan, harusnya ia yang berada di sebelah Reynan bukan gadis bernama Anna itu.






Stolen Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang