14

136 12 0
                                    

Flona menyapa teman-temannya yang datang ke pesta ulang tahunnya hari ini, namun Reynan dan yang lainnya belum juga datang membuat pestanya belum terasa lengkap bagi Flona.

"Menungguku, Flo."

Senyum indah terukir di wajah cantik Flona saat melihat Kenzie.

"Iya, aku menunggumu." sahut Flona lalu memeluk Kenzie.

"Happy Birthday."

"Thank you."

Kenzie menatap Flona dengan lekat. "Cantik."

"Iya, aku emang cantik."

"Dasar, kau sangat percaya diri. Yang aku maksud adalah Celin."

"Apa!?." Flona merasa sudah dipermainkan, jelas-jelas Kenzie mengatakan itu sambil menatapnya. Ia merasa kesal.

Kenzie menahan tawanya melihat wajah kesal Flona, tentu saja kata cantik yang ia ucapankan tadi untuk Flona. Tapi entah kenapa ia suka mengerjai Flona seperti sekarang.

"Happy Birthday." Reynan berdiri di belakang Flona sambil memakaikan kalung di lehernya.

"Terima kasih, kalungnya indah sekali kak."

"Tentu saja, pilihanku selalu indah."

Flona melihat ke arah Celin lalu mereka saling berpelukan. "Aku senang sekali melihatmu."

"Selamat ulang tahun, kau sangat cantik, Flo."

"Tapi tidak secantik dirimu."

"Itu tidak benar." balas Celin sambil tersenyum.

"Pacarmu tidak akan hilang, Rey." Bisik Kenzie saat melihat Reynan melingkarkan tangannya pada pinggang Celin.

"Jangan mengejek aku, Ken. Jika kau sedang jatuh cinta pada seorang perempuan aku yakin kau juga akan melakukan hal yang sama."

Kenzie tampak berpikir. "Benarkah?."

Reynan mengangguk lalu mengecup pelipis Celin. "Bahkan kau selalu ingin berdekatan dengannya setiap waktu."

"Aku sudah sering berkencan tapi aku tidak pernah merasakan hal seperti itu."

"Kau akan merasakannya saat sudah menemukan seseorang yang tepat."

Pesta ulang tahun pun di mulai, semua orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Flona. Dan acara selanjutnya adalah berdansa.

Musik dansa yang romantis mulai terdengar, semua orang mulai berdansa dengan pasangan mereka masing-masing.

"Ayo, Flo. Berdansalah denganku."

"Aku tidak mau." jawab Flona dengan ketus.

"Ayolah." Kenzie mengulurkan tangannya.

"Pergi sana, aku tidak mau berdansa denganmu."

"Tapi aku ingin berdansa denganmu."

Flona memutar bola matanya jengah. "Banyak gadis cantik yang mau berdansa denganmu disini."

"Aku hanya ingin berdansa bersamamu, apa itu kurang jelas."

"Oh astaga, baiklah." Flona akhirnya menerima uluran tangan Kenzie dan mereka mulai berdansa.

***

Reynan dan Celin berdansa dengan sangat baik, sesekali Reynan mencium leher gadis itu.

"Jangan mencium ku, orang-orang melihat kita."

"Kenapa aku harus pedulikan mereka, aku mencium pacarku."

"Iya, kamu memang seperti itu. Tidak pernah mau mendengarkan ku. Lakukan semua hal sesukamu !." Setelah mengatakan itu Celin meninggalkan Reynan begitu saja.

Reynan mengacak rambutnya. "Kenapa dia sangat marah." ucap pria itu lalu mengejar Celin.

Reynan menarik tangan Celin saat sudah berhasil mengejar gadis itu. "Maafkan aku."

Gadis itu masih tidak mengatakan apapun, ia bahkan melihat ke arah lain. Seperti hal itu lebih menarik dibandingan dengan Reynan.

"Maafkan perkataanku tadi, jangan marah seperti ini hm." Reynan memegang kedua tangan Celin.

Celin menatap Reynan dan ia bisa melihat ketulusan yang pria itu tunjukan padanya. Setiap melihat itu ia menjadi lemah.

"Jangan seperti itu lagi." Celin memeluk pria itu dengan manja.

"Jangan meninggalkan ku seperti tadi."

"Apa kamu takut kehilangan ku?."

Reynan melepas pelukannya. "Apa aku harus menjawabnya? tentu saja iya."

"Maaf, Rey."

"Maaf untuk apa?." tanya Reynan bingung.

"Maaf karena meninggalkan mu seperti tadi."

"Tidak apa-apa." Reynan menunjukkan kalung tepat di depan wajah Celin.

"Aku sebenarnya ingin memberikan ini saat kita berdansa tadi, tapi karena kamu marah jadi semua itu gagal."  Reynan memakaikan kalung itu pada leher Celin lalu mencium keningnya.

"Aku mencintaimu."

Mendengar itu Celin langsung memeluk Reynan, air matanya mengenai kemeja yang dipakai oleh pria itu. Ia merasa sangat bersalah pada Reynan.

"Kamu menangis?." Reynan ingin melihat wajah Celin, namun gadis itu tetap memeluk tubuhnya erat.

Tamu undangan sudah berkeluaran karena pestanya sudah selesai, kebanyakan dari mereka berasal dari kampus yang sama dengan Reynan. Mereka mulai berbisik saat melihat Reynan dan Celin berpelukan erat.

"Pestanya sudah selesai."

"Ayo kita pulang." balas Celin yang terdengar sangat manja di telinga Reynan.

"Aku harus mengambil mobilku dulu."

"Suruh satpam saja, tetaplah disini bersamaku."

Reynan menuruti keinginan Celin, ia memanggil satpam lalu memberikan kunci mobilnya.

"Ini kunci mobil anda, Tuan." ucap satpam itu dengan pelan takut menggangu pasangan yang masih saling berpelukan itu.

"Ayo kita pulang." Reynan tersenyum melihat tingkah Celin yang tiba-tiba sangat manja. Bahkan saat mereka akan menuju mobil, gadis itu masih memeluk Reynan dari samping.

"Ada apa? kenapa setelah aku mengatakan mencintaimu. Kamu menjadi sangat manja."

"Apa aku tidak boleh manja?." Celin langsung menjauhkan tubuhnya dari Reynan.

"Tentu saja boleh, sini peluk aku lagi." Reynan kembali melingkarkan tangan Celin di pinggangnya.

***

Karin yang baru saja datang dari membeli camilan melihat mobil Reynan berhenti di depan rumahnya, dan ia sangat penasaran karena Celin belum juga keluar dari mobil itu.

"Apakah mereka sudah berpacaran?." ucapnya pada diri sendiri.

Celin akhirnya keluar dari dalam mobil diikuti oleh Reynan, mereka kembali berpelukan. Karin tersenyum melihat itu ia yakin jika Celin sudah berhasil membuat Reynan jatuh cinta padanya.

"Aku mencintaimu, Celin." ucap Reynan sambil mengecup puncak kepala Celin.

Celin melepas pelukan Reynan dan pada saat itu juga ia melihat Karin yang sedang melihat mereka.

"Pulanglah Rey, hati-hati di jalan." balas Celin dan terlihat kekecewaan di wajah Reynan saat Celin mengatakan itu. Ia sedari tadi menunggu gadis itu mengatakan bahwa ia juga mencintai Reynan.

"Baiklah." Reynan masuk ke dalam mobil dan berlalu dari hadapan Celin.

Setelah melihat Reynan pergi Karin segera menghampiri Celin lalu memeluknya erat.

"Celin kau memang hebat, pria itu mengatakan bahwa dia mencintaimu. Rencana kita berhasil."

Celin tidak membalas pelukan Karin, ia juga tidak merasa senang seperti yang Karin rasakan sekarang.

"Aku akan memberitahu David, dia pasti sangat senang." Karin berlari memasuki rumah dengan bahagia.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Karin sudah mengatahui hubunganku dengan Reynan."








Stolen Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang