Reynan duduk di pinggir kolam renang sambil memainkan air kolam, ia tampak sangat bosan namun tidak tahu harus melakukan apa. Tiba-tiba seseorang menutup matanya dari belakang.
"Alice." Reynan menoleh kebelakang dan tebakannya benar.
"Kenapa kau bisa tahu itu aku?." Alice ikut duduk di sebelah Reynan.
"Aku sangat hafal wangi parfum mu itu."
Alice mengelus rambut Reynan dengan sayang. "Benarkah? aku jadi semakin menyayangimu adik ku."
"Aku dengar dari Mama kau akan segera menikah."
"Benar sekali, oh ya kau sudah berpacaran dengan si cantik itu?."
"Iya." Jawab Reynan seadanya.
"Ada apa? wajahmu kusut seperti baju belum di setrika."
"Tidak ada, aku hanya bosan."
"Ponselmu berbunyi."
Reynan tersenyum saat melihat nama yang tertera di ponselnya, ia langsung menjauhi Alice untuk menjawab telepon.
"Dia sangat mencintai gadis itu." ucap Alice yang melihat bagaimana senangnya Reynan saat menerima telepon Celin.
***
Celin menelpon Reynan di temani oleh Karin dan David. Mereka menyuruhnya untuk menghubungi Reynan dan melanjutkan rencananya untuk menipu pria itu. Celin tidak tahu harus berbuat, ia tidak ingin menipu Reynan. Tapi disisi lain ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ada apa? kamu merindukan aku." ucap Reynan dengan lembut.
"Rey."
"Iya sayang."
Celin sangat suka saat mendengar Reynan memanggilnya dengan sebutan sayang. Ia merasa sangat dicintai oleh pria itu.
"Aku ingin mengajak mu makan siang, apa kamu bisa?."
Tolong katakan tidak Rey, aku tidak ingin menipu mu. Batin Celin.
"Hm... Baiklah, tapi kita akan makan siang dimana?."
"Di tempat biasa."
"Sayang, kamu baik-baik saja? suara mu terdengar sangat lemah."
"Aku baik-baik saja, Rey."
"Aku senang mendengarnya, aku akan menjemput mu nanti."
"Tidak Rey, kita langsung saja bertemu disana."
"Baiklah."
Celin langsung mengakhiri panggilannya dan masuk ke dalam kamar. Ia menangis sambil menepuk-nepuk dadanya. "Apa yang harus aku lakukan? kenapa aku sangat kejam seperti ini. Aku sudah membohongi pria sebaik Reynan."
Ia melihat ponselnya berbunyi, Reynan menelponnya. Namun ia tidak berani mengangkatnya.
"Maafkan aku, Rey."
***
Reynan dan Celin sudah berada di restaurant tempat biasa yang sering mereka datangi. Reynan menatap Celin yang tidak banyak bicara hari ini, ia ingin sekali bertanya kenapa gadis itu tidak menjawab teleponnya tadi, tapi ia memilih untuk tidak menanyakannya.
"Sayang, apa semua baik-baik saja?."
Celin menatap Reynan lalu menganggukan kepalanya. Ia bahkan tidak sanggup mengatakan apapun pada pria itu.
"Aku tahu kamu sedang tidak baik-baik saja, jika kamu tidak bisa memberitahu aku. Aku bisa mengerti, tapi aku tidak suka melihat mu seperti ini."
"Maafkan aku, aku sebenarnya sedang datang bulan. Suasana hatiku jadi berubah-ubah seperti sekarang." Bohong Celin pada Reynan, ia sudah memutuskan bahwa ia tidak akan menipu Reynan.
Aku tidak akan menipu mu, Rey. Batin Celin lalu meminta izin pada Reynan untuk pergi ke toilet sebentar.
Sebentar lagi renternir palsu suruhan Karin akan datang ke restaurant, Celin akan memanggil polisi kemari. Saat melihat ada polisi maka Karin akan meninggalkan restaurant dan ia tidak akan menipu Reynan.
"Untuk saat ini, hanya ini yang bisa aku lakukan. Aku harap ini berhasil." ucap Celin pada dirinya sendiri.
"Kenapa lama sekali? makanannya nanti dingin."
"Maaf." balas Celin lalu mulai memakan makanannya. Ia merasa sangat gelisah. Tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk.
"Ada polisi di luar, kita tidak bisa menjalankan rencananya sekarang."
Celin menghela napas lega setelah membaca pesan itu. Ia berhasil menggagalkan rencana Karin hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stolen Heart ✔
Ficción GeneralSequel Fall in Love Celin tidak pernah menyangka bahwa ia akan jatuh cinta pada pria yang akan ia tipu, cinta itu membuat keraguan di hatinya. Namun bagaimana jadinya jika Reynan mengetahui semuanya, bahwa ternyata gadis yang ia cintai dan percayai...