Reynan membuka matanya dan merasakan sakit di bagian leher belakangnya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan melihat seorang gadis yang sedang terlelap di sebelahnya dengan tangan dan kakinya yang terikat.
"Dimana ini? Siapa yang melakukan ini padaku? Pengecut!. Tunjukkan wajahmu padaku!" teriak Reynan sambil berusaha melepas ikatan pada tangannya.
"Rey, dimana ini?." tanya Celin yang sudah tersadar karena mendengar teriakan Reynan.
"Aku tidak tahu." jawab Reynan ketus.
"Kenapa tangan dan kaki kita diikat? Apa kita diculik?." Celin mulai panik ia terus berteriak meminta tolong.
"Tolong! Tolong kami." teriaknya dengan kencang.
"Tidak akan ada yang menolong kita, tapi bagaimana kamu bisa disini?"
"Aku sedang keluar apartemen untuk membeli sesuatu tiba-tiba seseorang menyuntikkan sesuatu di punggung ku dan setelah itu aku tidak ingat apapun."
"Dia pasti menyuntikkan obat tidur padamu. Apa tujuannya melakukan ini?."
"Apa yang harus kita lakukan sekarang, Rey?"
"Kita harus melepaskan ikatan ini terlebih dahulu." saat ini Reynan sedikit menurunkan egonya. Ia akan melupakan kebenciannya pada Celin untuk sesaat karena yang terpenting sekarang adalah keluar dari tempat itu.
Reynan menggigit tali yang mengikat tangannya dan usahanya berhasil. Ia segera melepaskan ikatan pada kakinya lalu membantu Celin melepas ikatan pada tangan dan kaki gadis itu, tapi sebelum itu terjadi suara tembakan dan suara seseorang terdengar.
"Jangan bergerak atau aku akan membunuh kalian."
Reynan dan Celin menoleh ke belakang untuk mengetahui si pemilik suara. Mereka saling bertatapan saat melihat Anna yang sedang mengarahkan senjatanya ke arah mereka.
"Kamu ingin membunuhku." Reynan tidak pernah berpikir jika Anna akan melakukan hal seperti ini padanya. Bukankah gadis itu mengatakan bahwa ia mencintai Reynan.
Anna tertawa meremehkan lalu mendekati Reynan dan menatap tajam wajah Celin yang ketakutan. "Aku sebenernya tidak ingin melakukan ini tapi aku tidak punya pilihan lain. Kamu jangan khawatir karena aku punya pilihan untukmu Rey."
"Apa itu sayang? Katakan padaku."
"Sayang? Kamu memanggil aku sayang." Anna menurunkan pistolnya lalu tersenyum senang.
"Iya sayang."
Reynan mendekati Anna lalu mengelus pipi gadis itu. Anna menikmati sentuhan Reynan di pipinya. Reynan memanfaatkan kesempatan itu lalu dengan gerakan cepat ia mengambil pistol yang dibawa oleh gadis itu dan langsung mengarahkan senjata itu pada Anna.
"Membunuhku tidak semudah itu." ucapnya tegas.
Anna tertawa keras mendengar kesombongan Reynan. "Lihat di samping kiri dan kanan mu sayang."
Reynan terkejut melihat banyaknya pria berpakaian serba hitam yang sedang mengarahkan pistol ke arahnya.
"Kamu bahkan merencanakan semua ini!."
"Menikahlah denganku maka kamu akan selamat." ucap Anna yang sudah di butakan oleh obsesi untuk memiliki Reynan.
"Aku lebih baik mati daripada harus menikah dengan penjahat sepertimu!."
"Kenapa terburu-buru sayang, pikirkan dulu baik-baik." Anna berjalan mengelilingi Reynan lalu menyentuh lengan pria itu.
"kamu tahu kenapa aku juga membawa gadis itu kesini. Karena aku ingin dia melihat kamu menerima ku atau melihatmu mati di tanganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stolen Heart ✔
Ficción GeneralSequel Fall in Love Celin tidak pernah menyangka bahwa ia akan jatuh cinta pada pria yang akan ia tipu, cinta itu membuat keraguan di hatinya. Namun bagaimana jadinya jika Reynan mengetahui semuanya, bahwa ternyata gadis yang ia cintai dan percayai...