"Tidak, itu tidak akan terjadi. Baginda mungkin sudah lupa dengan ku, lagi pula saat itu dia pergi tanpa sepatah kata pun dan hanya meninggalkan sekantung koin emas yang mungkin adalah bayaran atas tubuhku. Dia tidak membutuhkan aku, jadi... Ku pikir aku aman, dan Ethan juga bersamaku. Pendeta bilang Ethan terlahir diantara garis nasib yang sangat baik, dia adalah keberuntungan ku, keberuntungan yang lahir di tengah kemalangan yang ku alami." - Athena membatin, mencoba menenangkan perasaannya yang sempat goyah.
"Ibu?" panggil Ethan yang merasa aneh. Sejak pembicaraan Athena dan penjual daging tadi, sikap Ibunya itu berubah, ia menjadi lebih pendiam sejak perjalanan terakhir.
"Ah... Ethan? Ada apa?" tanya Athena berusaha menyembunyikan kegugupannya.
Ethan memajukan bibir bawahnya sebagai bentuk protes akan sikap Ibunya, "Seharusnya Ethan yang bertanya seperti itu, Ibu!" kesalnya dengan cara bicara yang sungguh sangat lucu karena terdapat banyak kata yang salah.
Athena tertawa kecil, "Pffft--Aaah...! Ethan itu masih belum bisa bicara dengan benar, ya? Lucunya, haha..."
Ethan semakin kesal di buatnya, ia pun membuang wajahnya ke arah lain, "Mau bagaimana lagi, Ethan kan masih kecil!" kesalnya.
"Benarkah? Tapi, bukankah kemarin Ethan menolak Ibu gendong karena merasa sudah besar?" goda Athena.
"U-Uhh... I-Itu..."
"Pffft--Haha!" tawa Athena gemas. Ethan mungkin bersikap lebih pengertian dan dewasa dari anak seumuran-Nya, namun terlepas dari semua itu, Ethan tetaplah seorang anak kecil.
"Berhenti tertawa, Ibu...!" pekik Ethan dengan pipi yang memerah malu, hal itu sungguh sangat menggemaskan hingga membuat Athena tak tahan jika tidak segera memeluk pria kecil itu.
Athena berjongkok membawa Ethan ke pelukannya, memeluknya dengan erat sambil mengecup pucuk kepala Ethan hingga beberapa kali, "Ya ampun, lucunya...! Ku pikir aku tidak akan bisa melepaskannya, ku harap dia tidak tumbuh besar dan tidak jatuh cinta dengan gadis lain, dia hanya harus mencintaiku seorang!!! Rasanya aku tidak rela melepaskan Anak kesayangan ku ini. Tunggulah, Ethan, Ibu akan bekerja dengan giat untuk menghidupi mu!" - Athena membatin menahan rasa gemasnya pada Ethan.
***
"Ethan? Hari ini jangan kemana-mana, tetaplah bersama Paman pendeta, ya? Ibu harus pergi ke pasar sebentar, Ibu akan segera kembali." ucap Athena.
Ethan memiringkan kepalanya dan bertanya dengan wajah polos, "Ke pasar?"
Sambil merapihkan tataan rambutnya, Athena berjalan mendekati Ethan lalu mengelus pucuk kepalanya dengan sayang, "Iya, Ibu akan mendaftar pekerjaan. Bayarannya sangat besar, jadi Ibu bisa memakai uangnya untuk membeli rumah baru dan membuka usaha."
"Waaah...! Rumah baru? Ethan ingin rumah baru!"
Athena terkekeh, "Kalau begitu, jadilah Anak baik dan dengar kata-kata Kakek uskup dan Paman pendeta. Jangan berbuat nakal, nanti Kakek uskup sakit."
Ethan mengangguk cepat mengiyakan ucapan Athena dengan pipinya yang bersemu seolah menunjukkan isi hatinya, "Baik, Ethan janji!"
Athena kembali berjalan ke arah cermin untuk merapihkan penampilannya. Syarat untuk bekerja adalah 'penampilan yang menarik', oleh karena itu Athena tidak bisa melewati kesempatan untuk mendapat pekerjaan itu.
"Ethan?" panggil Athena tanpa mengalihkan tatapannya dari cermin di depan.
Dari meja makan Ethan mendongak memalingkan wajahnya ke arah Athena yang tak jauh darinya. Tatapan Ethan menunjukkan kebingungan seolah dipenuhi tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch My Baby! || Dewasa
Fantasía⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐮𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 & 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧 ᴀᴛʜᴇɴᴀ ᴛᴇʟᴀʜ ᴛɪɴɢɢᴀʟ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴘᴀᴍᴀɴ & ᴋᴇᴅᴜᴀ sᴇᴘᴜᴘᴜɴʏᴀ sᴇᴊᴀᴋ ᴋᴇᴍᴀᴛɪᴀɴ ᴏʀᴀɴɢ ᴛᴜᴀɴʏᴀ ᴅᴀʟᴀᴍ ᴋᴇᴄᴇʟᴀᴋᴀᴀɴ. ᴍᴇʟᴀʟᴜɪ ᴘᴇɴʏɪᴋsᴀᴀɴ ᴅᴀɴ ᴘᴇɴɢᴀɴɪᴀʏᴀᴀɴ, ᴀᴛʜᴇɴᴀ ᴛᴜᴍʙᴜʜ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ ɢᴀᴅɪs ʟᴜɢᴜ ᴅᴀɴ ɴᴀɪ...