Don't Touch My Baby! || Dewasa

#16 Putus Asa

Shamus mengernyit tak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkan Kaisar, namun pria itu tak cukup penasaran untuk memikirkan hal itu, ia kembali mengalihkan tatapannya kearah Athena, gadis itu masih terdiam di tempat sambil berusaha melepas pecahan kaca yang masih menempel pada telapak tangannya. Pemandangan itu sungguh sangat menyedihkan untuk dilihat, namun Kaisar yang tak memiliki belas kasih ini tak tertarik untuk ikut campur.

"Baginda? Dia adalah Lady Athena yang baru berusia 15 tahun, Putri dari Count Agrecia sebelum-Nya." ujar Shamus, "Dan, Lady yang menyiksanya barusan adalah Lady Judith, putri Count Agrecia saat ini. Dia akan melaksanakan debutante dalam 2 hari kedepan."

Kaisar memutar bola matanya malas, "Begitukah? Betapa malangnya... Yah, lagi pula aku juga tidak terlalu peduli." balasnya acuh.

Shamus memilih untuk diam tanpa ada niatan untuk membalas lagi, namun tatapannya tak pernah lepas dari Athena, gadis malang yang tengah kesulitan melepas serpihan kaca yang menancap di telapak tangannya, namun ia sama sekali tak menangis. Hal itu tak luput dari perhatian Kaisar.

"Anak itu terlihat putus asa, bukan?" tanya Kaisar begitu tiba-tiba, senyum-Nya yang menunjukkan hinaan bercampur kasihan tak pernah lepas dari wajah tampannya.

Shamus menjawab, "Itu karena dia dia diancam oleh pernikahan-Nya dengan Count Biff, Baginda."

"Biff?"

"Dia bangsawan paruh baya yang memiliki 1 istri sah dan 3 selir, saya dengar Nona muda Athena akan segera menikah dengannya dalam beberapa hari."

Kaisar menyipitkan matanya, "Sepertinya Count tidak semiskin itu hingga harus menjual keponakannya sendiri hanya demi beberapa Lay."

Shamus mengangguk pelan, "Itu benar, mungkin karena Lady Athena tidak memiliki pendukung, Baginda."

"Tidak, kau salah. Itu karena dia terlalu lemah."

Shamus mengangkat alisnya seakan memiliki pertanyaan untuk diajukan, namun ia tak berani angkat suara.

"Kau melihatnya sendiri barusan, jika dia cerdas dia bisa memanfaatkan penampilan dan kuasa yang dimiliki-Nya untuk membalas perlakuan bocah tadi. Lagi pula sajak awal dia adalah Nona muda kediaman Agrecia yang sebenarnya, kan?"

Kaisar menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi lalu melipat kedua tangannya santai, tatapannya tak pernah lepas dari sosok Athena.

"Bagaimanapun, jika kau menunjukkan sedikit saja kelemahan, maka itu akan menjadi racun bagi dirimu sendiri." ujar Kaisar, "Semakin banyak kelemahan yang kau tunjukkan, semakin besar resiko kekalahan yang kau tanggung."

Shamus tertegun, "Baginda benar. Dilihat dari mana pun, dia hanya Lady biasa dengan sifat lugu dan polos. Bagaimana dia bisa mempercayai setiap ancaman yang dikatakan sepupunya?" - batin-Nya.

"Apa menurutmu dia memiliki kualifikasi khusus untuk menjadi bawahan yang berharga?" tanya Kaisar sambil menyeruput teh di depannya.

Shamus terdiam seolah berpikir, "Dia tidak. Bahkan meskipun dia memiliki kualifikasi pun, bukan hal yang baik bagi anak sepertinya untuk berada di sisi Kaisar. Dia harus memiliki kemampuan dan mental yang kuat untuk berada di posisi itu, jika tidak maka dialah yang hancur lebih dulu sebelum Kaisar memintanya untuk menghancurkan orang lain." - batin-Nya.

"Apa Anda berniat untuk memungutnya, Baginda?" tanya Shamus.

"Entahlah, tergantung kualifikasi yang dia miliki." jawab Kaisar, "Kau tahu? Aku pikir ini jenis omong kosong pada awalnya, tapi ketika seseorang merasa putus asa, mereka cenderung mengandalkan harapan pada seutas benang."

Shamus kembali terdiam.

"Saat ini, di mataku dia terlihat seperti bayi burung yang belum bisa mengepakkan sayapnya. Aku berniat mengajarinya sampai dia bisa terbang tanpa bantuan ku. Pada saat itu terjadi, maka dia akan memberikan kesetiaannya sebagai imbalan dari perlindungan yang ku berikan."