#07 Paman

46.5K 1.9K 121
                                    


"Hehe..."

"Mengapa kau tertawa?" tanya Kaisar.

"Paman? Ayo kita keluar!" ajak Ethan berapi-api.

Kaisar mengernyit, "Paman? Anak ini langsung mengubah panggilannya begitu Uskup pergi, sikapnya bahkan sudah mulai seenaknya. Apa dia bahkan tahu siapa aku?" - batin-Nya.

"Kau memanggilku Paman? Aku tidak ingat pernah menikah dengan Bibi mu."

Ethan memiringkan kepalanya, "Tentu saja, Ethan tidak punya Bibi." jawabnya begitu polos.

Mendengar ucapan yang tidak jelas itu, Kaisar kembali terkekeh. Sekarang ia mulai sedikit mengerti apa yang berusaha anak di depannya ini ucapkan meskipun tidak begitu jelas karena belum fasih dalam berbicara.

"Pffft--! Apa anak kecil memang seperti ini?" - Kaisar membatin.

"Baiklah, terserah. Kau ingin kemana?"

"Keluar! Paman, Ethan ingin keluar!"

"Mengapa?"

"Karena di luar ramai! Pasti banyak pedagang!" jawab Ethan.

"Itu benar, pedagang selalu berkumpul di tempat yang ramai untuk meningkatkan penjualan, dan hari ini kuil sedang ramai karena ritual suci sebelum pembasmian monster di mulai." - Kaisar membatin.

"Baiklah, Ayo." ucap Kaisar yang memilih untuk mengalah.

***

Kini Kaisar dan Ethan tengah berada di luar kuil, disana banyak pedagang yang berkumpul dan berbaris di sepanjang jalan. Jalanan itu tampak lebih ramai dari biasanya, dan itu membuat mata Ethan berbinar karenanya.

Aroma manis tercium melalui hidung, Ethan segera memalingkan wajahnya ke kiri dan kanan guna mencari asal dari aroma itu. Saat itu tanpa sengaja pandangannya jatuh pada penjual permen kapas atau biasa disebut gulali.

Seperti sebuah permata dibawah matahari, mata Ethan berbinar menatap benda berbentuk kapas yang dapat dimakan itu, air liur Ethan hampir menetes dibuatnya, dan itu tak luput dari perhatian Kaisar.

"Whoa... Paman? Itu..."

"Kenapa?" tanya Kaisar.

Dengan tatapan malu-malu, Ethan memberikan petunjuk kepada Kaisar melalui jari telunjuk kecilnya yang mengarah ke si penjual gulali.

"Ethan mau itu..." cicitnya kecil.

"Kalau begitu belilah."

Ethan terdiam sesaat, ia kembali memalingkan wajahnya menghadap Kaisar. Mata hijau yang menyerupai batu zamrud itu mulai berkaca-kaca, dan wajah lucu itu mulai menunjukkan kesedihan seolah dipenuhi permohonan dan harapan lebih.

"Tapi, Ethan tidak punya uang..." ucapnya.

Kaisar mengangkat alisnya, "Kau tidak punya uang?" tanya-Nya yang di balas anggukan kecil oleh Ethan.

Melihat raut wajah Ethan yang berubah murung, Kaisar seakan merasakan kesedihan yang anak itu rasakan. Kaisar menghela nafasnya lalu memutar bola matanya jengah.

"Haah..."

Kaisar pun berjalan mendekati si penjual gulali dengan membawa Ethan di gendongannya, "Hey? Berikan itu pada anak ini."

"Eh? Baik, Tuan. Apa ada rasa yang Anda inginkan, Tuan muda?" tanya penjual gulali itu.

"Huh? Ethan boleh memilih rasa?"

Penjual gulali itu tersenyum sambil menahan gemas terhadap Ethan, "Tentu, di sini ada rasa stroberi, apel dan juga anggur. Yang mana yang paling Tuan muda sukai?"

Don't Touch My Baby! || DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang