- Kuil Suci
Ritual penyucian untuk pembasmian monster akan segera di lakukan, semua kesatria yang mengikuti kegiatan pembasmian itu tengah bersiap untuk melaksanakan ritual, tak terkecuali dengan Baginda Kaisar yang kini telah siap dengan pakaian sucinya yang berwarna putih.
"Baginda? Uskup Agung akan segera siap untuk memulai ritual suci, saat ini para pendeta dan kesatria sudah berada di posisi masing-masing untuk bersiap, dan kami sedang menunggu Anda." ucap seorang calon pendeta muda.
"Uskup belum siap?"
"Ya, Baginda."
"Apa yang membuatnya belum siap? Apa dia memiliki kesibukan lain?" tanya Kaisar.
"Sepertinya tidak, Baginda. Namun, sepertinya dia sedang bersama cucu."
Kaisar mengernyit, "Cucu?"
"Ah, di sini tinggal seorang wanita muda dengan satu anak laki-laki, Baginda, mereka biasa membantu membersihkan kuil suci. Anak dari wanita itu selalu bermain dengan Uskup, mereka sangat dekat, dan Uskup sudah menganggap anak itu seperti Cucunya sendiri." jelas Pendeta muda itu.
Kaisar mengangguk, "Begitu. Kalau begitu beritahu aku jika Uskup sudah siap, aku akan segera datang."
"Baik, Baginda."
Setelah pendeta muda itu pergi, kini ruangan menjadi hening, Kaisar segera bangkit dari tempat dan bersiap keluar untuk berjalan-jalan mengelilingi kuil sambil menghabiskan waktu.
Sinar matahari terasa begitu sejuk di sekitar kuil, rasanya begitu segar seakan kepalanya yang sebelumnya berat kini terasa begitu enteng. Angin berhembus menerbangkan rambut hitam Kaisar, Kaisar memejamkan matanya menikmati setiap belaian angin yang menerpa kulitnya dengan halus.
"Kakek? Mengapa hari ini ada banyak orang?" suara seorang anak kecil berhasil mengalihkan perhatian Kaisar.
Mata yang sebelum terpejam kian mulai terbuka secara perlahan, Kaisar memalingkan wajahnya menatap ke asal suara. Di sana, di bawah pohon rindang dengan daun yang begitu lebat, Uskup Agung tengah bermain bersama seorang anak kecil di gendongannya.
Kaisar mengernyit.
Seorang anak kecil tampan dengan senyum lebar serta rona merah samar di pipi putihnya. Anak kecil itu memiliki rambut hitam yang sama seperti miliknya, namun dengan aura yang jauh berbeda.
"Rambut hitam?" - Kaisar membatin.
Merasa aneh akan hal itu, tanpa berpikir panjang Kaisar pun berjalan mendekati dua orang itu untuk memastikan lebih dekat.
"Uskup Agung."
"Baginda Kaisar? Salam dari saya, Baginda. Semoga Anda selalu dibawah perlindungan Dewa Zaphire..." ucap Uskup.
Kaisar tak membalas, lebih tepatnya ia bahkan tak mendengarkan salam yang diucapkan Uskup padanya. Tatapan beserta pikirannya lebih fokus pada anak yang ada di gendongan Uskup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch My Baby! || Dewasa
Fantasy⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐮𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 & 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧 ᴀᴛʜᴇɴᴀ ᴛᴇʟᴀʜ ᴛɪɴɢɢᴀʟ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴘᴀᴍᴀɴ & ᴋᴇᴅᴜᴀ sᴇᴘᴜᴘᴜɴʏᴀ sᴇᴊᴀᴋ ᴋᴇᴍᴀᴛɪᴀɴ ᴏʀᴀɴɢ ᴛᴜᴀɴʏᴀ ᴅᴀʟᴀᴍ ᴋᴇᴄᴇʟᴀᴋᴀᴀɴ. ᴍᴇʟᴀʟᴜɪ ᴘᴇɴʏɪᴋsᴀᴀɴ ᴅᴀɴ ᴘᴇɴɢᴀɴɪᴀʏᴀᴀɴ, ᴀᴛʜᴇɴᴀ ᴛᴜᴍʙᴜʜ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ ɢᴀᴅɪs ʟᴜɢᴜ ᴅᴀɴ ɴᴀɪ...