Hay, ada yg kangen?
******
Selepas berurusan dengan Sana dan juga kedua temannya, Minghao memutuskan untuk menemui para sahabatnya, untuk mendinginkan kepalanya yang tadi terasa cukup panas akibat ulah ketiga orang itu.
Minghao tersenyum saat menemukan sahabat-sahabatnya sedang berkumpul dikantin minus Wonwoo, dan dia pun langsung menghampiri keempat orang yang masih asik terlibat dalam obrolan itu.
"Minghao hyung!!" Sapaan itu dilontarkan Seungkwan lantaran terkejut dengan kehadiran Minghao yang tiba-tiba.
"Apa aku mengagetkan mu?" Tanya Minghao setelah mengambil tempat duduk di sebelah Jeonghan.
"Ani hyung.." Jawab Seungkwan sambil menggeleng.
"Kau darimana? Kami mencarimu dari tadi.." Kali ini Jeonghan yang bertanya.
"Ada urusan yang harus kuselesaikan hyung," Jawab Minghao.
"Urusan?" Keempatnya lantas langsung menoleh bersamaan kearah Minghao dan melayangkan tatapan bertanya.
"W-wae?" Tanya Minghao gugup.
"Urusan apa yang kau maksud?" Jeonghan menatap Minghao curiga.
"Bukan urusan apa-apa, hyung. Sungguh.."
"Mengapa kau segugup itu?"
"A-ani.. Aku.. hanya.." Tingkah Minghao yang gugup seperti itu membuat Jeonghan, Jisoo, Jihoon dan Seungkwan semakin curiga.
"Kau.. menyembunyikan sesuatu kan, hyung?" Minghao menggeleng menanggapi pertanyaan Seungkwan.
"Hao-ya.. Kau tau kan hyung paling tidak suka kalau ada yang ditutup-tutupi dari hyung ataupun kami semua.." Suara tenang Jisoo membuat Minghao semakin menundukkan kepalanya.
Minghao tidak ingin memberitahukan kepada Jeonghan ataupun para sahabatnya kalau dia baru saja bertemu dengan Sana dan teman-temannya bahkan sampai terlibat suatu percakapan dengan mereka. Minghao tidak ingin mereka marah dan juga khawatir padanya. Terutama Jeonghan, Minghao tau kalau sedari dulu Jeonghan memang tidak menyukai orang-orang seperti Sana. Bahkan Jeonghan sangat benci dengan siswi-siswi yang menjadi primadona sekolah itu. Minghao tidak tau mengapa Jeonghan bisa seperti itu padahal Jeonghan sama sekali tidak pernah berurusan dengan mereka. Apalagi kalau sampai Jeonghan tau, bisa-bisa Jeonghan akan sangat marah dan semakin membenci Sana atau mungkin melakukan hal yang buruk.
"Hao-ya.." Jihoon membuyarkan lamunan Minghao.
Minghao menatap sahabatnya satu persatu sebelum kembali menatap kearah Jeonghan yang sedang memberikan tatapan mengintimidasinya.
"Hyung, jangan menatapku seperti itu. Aku takut.."
Kalian semua tau kan kalau Minghao itu paling tidak bisa berhadapan dengan Jeonghan yang seperti saat ini. Rasanya sangat sulit berbohong jika sudah dihadapkan dengan keadaan yang tersudutkan seperti ini.
"Hao-ya.. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa sebelum kemari terjadi sesuatu? Kau hanya perlu memberitahukannya saja, jangan membuat kami khawatir.." Jelas Jeonghan.
"Tidak sesuatu yang penting hyung.." Lirih Minghao yang kembali menundukkan kepalanya.
"Sesuatu yang tidak penting tapi kenapa kau tidak ingin memberitahukannya.."
Minghao diam. Apa dia harus jujur? Tapi bagaimana kalau Jeonghan marah padanya. Jeonghan memang sudah pernah memperingatkan nya untuk tidak pernah sekalipun berurusan dengan 'geng-geng' Sana. Minghao tidak pernah bertanya apa alasannya karena Minghao yakin Jeonghan melakukan itu pasti semuanya untuk kebaikannya.
Minghao menghela nafas pasrah, "Aku bertemu dengan Sana dan mereka tiba-tiba membawaku kebelakang sekolah."
"Apa?!" Pekikan kaget secara bersamaan itu membuat Minghao terkejut dan merasa semakin takut dengan respon yang akan di dapatkannya.
"Apa mereka melakukan sesuatu padamu? Apa kau terluka? Kau baik-baik sajakan? Tidak ada yang lecet kan?"
Pertanyaan beruntun dilontarkan Jeonghan pada Minghao membuatnya bingung dan tidak tau harus menjawab yang mana dulu lantaran Jeonghan yang terlalu banyak bertanya. Ditambah Jeonghan yang sibuk mengecek badannya memastikan jika tidak ada yang terluka.
"Hyung, aku baik-baik saja.." Jawab Minghao.
Jeonghan memegang pundak Minghao dan menatapnya membuat Minghao mau tak mau mendongak dan membalas tatapan Jeonghan.
"Benar kau baik-baik saja kan?" Tanya Jeonghan sekali lagi.
Nada suaranya benar-benar menyiratkan kekhawatiran yang besar. Sebenarnya ada apa dengan Jeonghan. Mengapa dia bisa sekhawatir itu padahal dia hanya berbicara saja dengan Sana walaupun tadi perempuan itu sempat melayangkan sebuah tamparan ke wajah nya.
"Hyung, aku baik-baik saja.." Ucap Minghao kembali meyakinkan Jeonghan bahwa dia baik-baik saja.
Sahabatnya yang lain hanya bisa diam menyaksikan interaksi kedua orang itu. Sebenarnya Jihoon dan Seungkwan sama halnya dengan Minghao. Bingung mengapa Jeonghan bisa sampai sekhawatir itu padahal Minghao baik-baik saja. Namun lain halnya dengan Jisoo yang memang mengerti mengapa Jeonghan memberikan respon yang berlebihan seperti tadi, ditambah dia yang memang sudah tau.
"Syukurlah.." Jeonghan melepaskan kedua tangannya dari bahu Minghao.
"Hyung, mengapa kau sekhawatir itu?" Tanya Jihoon.
Keempat orang itu lantas melupakan makanan mereka yang mulai mendingin kerena merasa lebih tertarik dengan topik pembicaraan yang ingin mereka bahas. Ada apa dengan Jeonghan? Mengapa dia bisa sebenci itu dengan Sana? Bagaimana bisa dia begitu khawatir hanya karena Minghao yang diketahuinya baru bertemu dengan Sana. Jeonghan kan tau kalau Minghao itu masih lah berstatus laki-laki walaupun seorang uke, jadi dia pasti bisa melindungi dirinya sendiri. Mengapa harus sekhawatir itu..
Jeonghan menghela nafas pelan sebelum akhirnya mulai menjelaskan, "Dia itu wanita ular. Sangat licik dan juga kejam. Mungkin semua orang disekolah ini mengenalnya sebagai wanita yang baik, tapi yang tidak mereka tau kalau orang yang selama ini mereka bangga-bangga kan ternyata adalah seorang wanita jalang yang sangat kejam."
Jeonghan mengambil minuman milik Jisoo dan meminumnya sebelum kembali bercerita, sedangkan Jisoo, Seungkwan, Jihoon, dan juga Minghao masih asik mendengarkan. Bahkan Jihoon sampai melipat kedua tangannya diatas meja kantin dan terlihat sangat serius mendengarkan cerita Jeonghan.
"Aku hanya ingin memperingatkan kalian, jangan pernah berurusan dengan mereka. Mereka itu gila, mereka bisa melakukan apa saja yang mereka yang inginkan. Jadi, jangan pernah mencari masalah dengan mereka." Final Jeonghan menyelesaikan ucapannya.
"Apa kau takut dengan mereka?" Tanya Jisoo sambil menatap Jeonghan penasaran.
"Persetan dengan itu, aku hanya tidak ingin adik-adikku terluka terutama orang-orang yang ku sayang.." Jeonghan menjeda ucapannya sebelum menatap adik-adiknya dan juga Jisoo satu persatu.
"Karena aku tidak ingin kehilangan orang-orang yang berarti untukku untuk kedua kalinya.." Setelah mengatakan itu, Jeonghan langsung pergi dan meninggalkan teman-temannya yang masih diam ditempat.
Mungkin mereka sedang memproses ucapan Jeonghan.
"Apa maksud Jeonghan hyung tadi..." Monolog Seungkwan yang tidak dibalas apa-apa oleh sahabatnya yang lain.
Jisoo menatap kearah perginya sahabat sedari kecilnya itu. Menatap punggung Jeonghan yang perlahan menghilang
TBC..
Segini dulu. Aku sngaja up brhubung krna ini hari spesial.
Aku cuma mau ngucapin 'Merry Christmas' buat yang merayakan and 'Happy New Year' 2020.
Vote+komen di hari spesial kyak gini gak bakal ngerugiin kan? Hehehe..
Gomawo
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN Love STORY [All Couple]
FanfictionKisah para uke yang menjadi maid para pangeran disekolahnya. Bagaimana kah kisah mereka? Seventeen Couples; Jeongcheol√ Seoksoo√ Junhao√ Soonhoon√ Meanie√ Verkwan√ Dino√ BxB