Chapter 8

9.5K 1K 55
                                    


Sorry atas keterlambatan updet nya.

Typo harap dimaklumi

*****

"akh!" Minghao meringis kesakitan saat kepala nya terbentur ke dinding sekolah.

Saat ini dia berada di bagian belakang sekolah mereka. Tempat yang sangat jarang di kunjungi oleh siswa-siswi di sekolah itu lantaran karena tempatnya yang sangat menyeramkan.

Dihadapannya berdiri beberapa siswi-siswi yang di ketahui nya adalah siswi yang cukup terkenal di sekolah mereka. Para primadona sekolah mereka yang memiliki banyak penggemar pria disekolah, siapa lagi kalau bukan Momo, Sana dan Tzuyu. Siapa yang tidak kenal mereka, dengan beberapa teman mereka lainnya, kumpulan siswi yang cukup populer karena kecantikan yang mereka miliki. Merekalah yang membawa Minghao sampai ke sini. Entah untuk tujuan apa dia juga tidak tau.

"Maksud kalian apa membawa ku kesini?" Tanya Minghao berusaha untuk tenang.

Dia menatap 3 orang siswi di depannya satu persatu.

"Ada apa? Kenapa kalian hanya diam? Tidak ada yang mau di bicarakan kan? Kalau begitu aku pergi.."

Baru saja minghao ingin pergi namun Sana langsung menahan tangan nya dan langsung melayangkan sebuah tamparan keras ke wajahnya. Minghao sontak memegang pipinya yang memerah saat tamparan keras itu di layangkan pada wajah imutnya. Ia tersenyum remeh dan mendecih pelan.

"Jangan dekat-dekat dengan Jun oppa. Laki-laki murahan seperti mu tidak pantas berada di dekat nya" Setelah melayang kan sebuah tamparan keras dan sekarang Sana menamparnya dengan kata-katanya.

Biar ku perjelas apa yang terjadi sekarang ini dan mengapa Minghao bisa sampai ada di tempat ini bersama ketiga orang ini.

Awalnya bermula saat Minghao baru saja keluar dari kamar mandi setelah menuntaskan panggilan alam nya. Tanpa aba-aba saat dirinya baru saja keluar, seseorang langsung menarik tangannya paksa. Sontak saja, dia yang memang tidak tau apa-apa bahkan tidak bisa melawan karena terlalu sibuk dengan rasa terkejutnya mau tidak mau menurut. Saat sadar dari rasa terkejutnya, ia melihat bahwa dia ditarik oleh seorang perempuan.

Sebenarnya bisa saja dia berontak dan dengan mudahnya melepaskan diri dari tarikan siswi itu namun entah mengapa akal sehatnya tidak bekerja saat itu dan membiarkan saja dirinya di tarik entah kemana oleh orang yang tidak atau belum di ketahuinya karena wajahnya yang tidak terlihat karena sedang membelakanginya.

Dan sampailah dia disini sekarang, di gudang belakang sekolah mereka.

"Berhenti lah bersikap rendahan dan jauhi Jun oppa dan teman-temannya. Orang miskin sepertimu dan juga teman-temanmu tidak pantas berada di samping orang-orang seperti mereka."

"Sudah selesai?" Tanya Minghao tidak berminat sama sekali membalas ucapan Sana.

Walaupun seorang uke, Minghao tetap lah seorang pria. Dia paling tidak suka menyakiti seorang perempuan apalagi sampai melakukan kekerasan, itu bukanlah tipe Minghao sama sekali. Mereka boleh menghina Minghao sepuas hati mereka, karena Minghao tidak akan perduli dengan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan.

Minghao itu orang yang tenang dan tidak terlalu peduli dengan apapun pemikiran orang lain terhadapnya. Dihina seperti tadi sudah biasa untuknya, menurutnya orang-orang seperti itu hanya orang-orang yang iri terhadap kehidupannya. Jadi, biarkan mereka berbicara sepuas hati mereka, toh Minghao tidak akan perduli.

Minghao berniat pergi dan meninggalkan ketiga orang itu, dia pikir apa yang akan dibicarakan mereka adalah hal yang penting tapi nyatanya malah pembicaraan yang tidak bermutu sama sekali.

SEVENTEEN Love STORY [All Couple]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang