Chapter 1

16.2K 1.3K 46
                                    

-
-
-

Joenghan, dan teman temannya akhirnya sampai disekolah. Satu persatu mereka keluar dari dalam mobil Wonwoo. Seketika kedatangan mereka membuat banyak para seme langsung menatap kagum kearah mereka. Secara Keenam uke itu termasuk idola banyak para seme di sekolah.

Namun tak semua dari orang disekolah itu mengagumi mereka. Ada juga beberapa uke ataupun yeoja yang menatap mereka dengan tatapan tidak suka dan juga iri.

Keenam namja berstatus uke ini terdiri dari namja cantik. Walaupun mereka seorang namja, tapi kecantikan mereka tak kalah dari seorang yeoja.

Itulah yang membuat banyak para uke maupun yeoja lain tak suka dan benci pada mereka. Bisa di bilang mereka iri.

"Akhirnya sampai juga.." Joenghan bernafas lega. Ia pikir ia sudah telat datang kesekolah. Tapi ternyata tidak. Masih ada waktu sekitar lima belas menit lagi bel berbunyi. Dan itu sebuah keuntungan untuk mereka pagi ini.

"Ayo kita masuk kedalam," Ucap Jisoo dan di setujui oleh teman temannya.

Mereka masuk kedalam sekolah dengan berjalan beriringan berenam. Sepanjang perjalanan mereka menjadi pusat perhatian para seme disitu. Banyak tatapan kagum dan juga lapar di tujukan para seme ke arah mereka. Yang tak di pedulikan sama sekali oleh ke enam namja itu.

Saat sedang berjalan, tiba tiba Jihoon berhenti dan membuat Jisoo, Joenghan, Minghao, Wonwoo, dan Seungkwan otomatis ikut berhenti dan dan menoleh ke arah Jihoon.

"Ada apa hoon-ah" tanya Wonwoo.

Jihoon menatap teman temannya satu persatu, masih berkerut kening tidak mengerti.

"Sepertinya ponselku tertinggal dimobil" Jawab Jihoon.

"Bagaimana bisa?" Kali ini Seungkwan yang bertanya.

"Tadi aku meletakkan nya didalam sakuku. Dan sekarang tidak ada, sepertinya terjatuh dimobil. Won-ah pinjam kunci mobilmu. Aku ingin mengambilnya dulu,"

Wonwoo memberikan kunci mobilnya pada Jihoon dan diterima langsung oleh Jihoon. Lalu Jihoon pun pergi keparkiran sekolah tempat mobil Wonwoo diparkirkan.

Kelima namja itu menatap punggung Jihoon yang lama kelamaan menjauh dari mereka. Dan tiba tiba Jisoo membuat mereka kembali mengalihkan pandangan mereka.

"Sepertinya aku juga harus pergi," Ucap Jisoo pada teman temannya.

"Kau juga mau pergi?" tanya Joenghan.

Jisoo mengangguk.

"Kemana hyung?" tanya Minghao.

"Aku harus ke perpustakaan mengurus data pengembalian buku semalam"

"Sepagi ini?"

"Ya. Aku harus segera melakukannya biar pekerjaan ku tidak menumpuk nantinya,"

"Ya sudahlah. Tapi kau harus segera menyusul. Sebentar lagi bel berbunyi"

"hmm..kalau gitu aku pergi dulu.. kalian ke kelas lah lebih dulu..bye.."

Akhirnya Jisoo pergi menuju keperpustakaan sambil berlari. Meninggal kan teman temannya yang lagi lagi diam menatap punggung Jisoo yang semakin menjauh.

"Ada lagi yang ingin pergi?" Tanya Joenghan. Wonwoo, Minghao, dan juga Seungkwan menggeleng bersamaan.

"Haah~Yasudah ayo kita kekelas"

         
                               ••••

Jihoon sudah sampai keparkiran. Ia melihat sekeliling mencari keberadan mobil Wonwoo. Sebenarnya tidak sulit, Karena warna mobilnya yang cukup mencolok membuat mobil itu mudah ditemukan dari sekian banyak mobil diparkiran itu.

Setelah menemukan mobil Wonwoo, ia langsung membuka pintunya dan masuk kedalam mobil itu lalu mencari ponselnya yang terjatuh dikursi mobil.

"Ah..ini dia" Seru Jihoon ketika menemukan ponselnya yang tergeletak dikursi yang tadi ia tempati. Setelah itu ia pun keluar dari mobil dan menutup kembali pintu dan tak lupa menguncinya agar tak ada yang mencurinya.

Jihoon kembali masuk kegedung sekolah dengan berjalan santai. Namun ia berjalan yang perhatiannya sepenuhnya tertuju ke ponsel miliknya. Ia berjalan sampai tak sadar kalau ada orang yang juga berjalan dari arah yang berlawanan darinya.

Bruk

"akh.."

Jihoon meringis kesakitan kala merasakan bokongnya yang bertemu sapa dengan lantai. Ia mendongak menatap tajam orang yang sudah dengan seenaknya menabraknya. Orang itu masih diam berdiri dengan wajah datarnya tanpa berniat membantu Jihoon sama sekali.

Jihoon langsung berdiri dari duduknya dan memarahi pemuda yang sudah menabraknya itu.

"Yak.. Kau tak punya mata ya?! Jalan lihat lihat dong!" Protes Jihoon pada pemuda didepannya itu. Dia tidak tau dengan siapa dia sekarang berhadapan.

"Mengapa kau yang marah? Disini kau lah yang menabrak bukan aku. Dan seharusnya akulah yang harus marah padamu" balas pemuda itu datar.

"Apa kau bilang?! Jelas jelas kau yang menabrak lebih dulu,"

"Mengapa kau jadi menyalahkanku?"

"Lalu aku harus menyalakan siapa? Setan begitu! Disini kau lah yang salah,"

Banyak orang memperhatikan mereka. Mereka hanya diam menyaksikan, tak berani melerai keduanya. Karena jika mereka melakukannya sama saja dengan mereka cari mati.

"Kau. Kau yang salah,"

"Kau,"

"Kau.."

"Hei keras kepala sekali kau ini.." geram pemuda bermata sipit itu.

"Memang. Lalu apa masalahmu!"
Balas Jihoon menantang.

Pemuda sipit itu memandang Jihoon dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia perlahan mendekat kearah Jihoon. Jihoon yang tiba tiba melihat pemuda itu maju sontak berjalan mundur. Alarm bahaya nya berbunyi menandakan bahwa saat ini hidupnya sedang dalam keadaan terancam.

"M-mau apa kau??" Tanya Jihoon gugup. Ia semakin berjalan kebelakang hingga punggungnya bertabrakan dengan dinding koridor.

Pemuda itu tidak menjawab Jihoon justru semakin mendekat kearah Jihoon. Dan memajuhkan wajahnya ke wajah Jihoon.

Buk..

Pemuda itu mengepalkan tangannya dan memukul dinding yang ada disamping kepala Jihoon keras membuat Jihoon terkejut sekaligus takut. Dalam hati dia sudah berteriak memanggil hyungnya.

"Kau.. Jangan pernah bermain main denganku. Atau kau akan menyesal seumur hidupmu," Ancam pemuda itu. Jihoon hanya diam tak sanggup membalas perkataan pemuda sipit tersebut.

Kepalan pemuda itu perlahan mengendor. Dan ia sudah berdiri tegap dihadapan Jihoon yang masih terdiam.

Ia memperhatikan wajah Jihoon lamat lamat. Mata sipit, hidung kecil, pipi sedikit tirus dan juga bibir mungil yang sedikit terbuka itu membuat pemuda itu tiba tiba merasa ingin mencicipinya.

Pemuda itu mendekatkan wajahnya lagi pada wajah Jihoon dan langsung merebut ciuman pertama milik Jihoon. Mengecup bibir mungil itu sekilas.

"Manis.." Lirihnya dan pergi meninggalkan Jihoon yang masih dalam mode cengonya. Ia mengedip ngedipkan matanya memproses apa yang baru saja terjadi.

"YAK..SIPIT!! BERANI BERANINYA KAU MEREBUT CIUMAN PERTAMAKU!! KEMARI KAU. AKU AKAN MEMBUNUHMU SEKARANG JUGA".

Tbc...

Selanjutnya??

Voment ya....

  

SEVENTEEN Love STORY [All Couple]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang