Chapter 28

6.2K 654 39
                                    


I'm back😊

Berhubung ini hari spesial to me jadinya up..

So, happy reading

Jangan lupa tinggalkan jejak



*****

Namanya Lee Seokmin, anak dari seorang pengusaha ternama di Korea Selatan yang bergerak di bidang elektronik. Nama Seokmin sudah tidak asing lagi dikalangan para pengusaha di karenakan ayahnya yang seorang pengusaha terkenal. Memiliki seorang adik yang hanya berjarak 2 tahun dengan nya.

Semua sudah berada di dalam genggamannya. Kekayaan, popularitas, bahkan kepandaian yang berada di atas rata-rata, Seokmin sudah memegang semuanya. Dirinya bisa dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya dalam sekejap. Dan jika dilihat dari sudut pandang orang lain, maka bisa disimpulkan kalau kehidupan Seokmin sudah sangatlah sempurna. Tapi apa yang mereka lihat terkadang tidak seperti kenyataannya yang sekarang.

Sedari kecil dia selalu dituntut menjadi orang yang sempurna oleh ayah nya. Diusianya yang seharusnya dihabiskan nya dengan bermain bersama dengan teman-teman seusianya justru dihabiskan nya dengan belajar mengenai hal yang tidak di mengerti oleh nya. Ayahnya selalu melarang nya untuk bermain. Setiap kali dirinya kedapatan bermain tanpa sepengetahuan ayahnya, maka hukuman yang besar akan selalu menanti dirinya.

Ayah nya selalu mengekang nya. Melarang nya ini dan itu, mengharuskan nya ini dan itu dan banyak lagi. Seokmin ingin bebas seperti anak-anak yang lainnya, dia juga ingin bermain, ingin merasakan memiliki seorang teman. Tapi bahkan hingga usianya yang menginjak 9 tahun, ia tidak memiliki satu orang teman pun.

Bukan berarti dirinya tidak mau menjalani hubungan dengan orang lain. Seokmin juga bukan orang yang anti-sosial. Ia anak yang ceria, anak yang selalu menarik perhatian orang-orang, tapi ia juga anak yang takut didekati oleh anak lainnya. Karena mereka tidak ingin berhadapan dengan ayah Seokmin. Semua anak di sekolah Seokmin ataupun disekitar rumah mereka menjauhinya. Tidak ada lagi yang mau berbicara dengannya bahkan sekedar menyapanya.

Semuanya karena ayahnya, setiap kali ia berteman maka ayahnya akan selalu melakukan sesuatu yang membuat orang-orang tidak lagi mau berteman dengannya. Kehidupan Seokmin selalu seperti itu, memiliki teman sehari tapi pada keesokan harinya yang sudah dianggap teman itu akan menjauh darinya bahkan bersikap seakan tidak pernah mengenal dirinya.

"Aku tidak ingin berteman denganmu. Berteman dengan anak orang kaya seperti mu hanya akan menambah masalah pada keluargaku."

"Menjauh lah dari orang miskin sepertiku. Orang kaya sepertimu tidak cocok bermain dengan orang miskin seperti kami."

"Orang kaya selalu seperti itu, memakai uang mereka untuk membeli semuanya bahkan harga diri orang sekalipun."

Dan masih banyak kata-kata lainnya yang di dengarnya tentang semua teman-teman nya dulu yang tidak mau berteman dengannya.

Sejak saat itu, Seokmin menjadi anak yang pendiam, ia hanya bicara untuk secukupnya saja. Segalanya hanya secukupnya untuknya, bahkan untuk senyum pun hanya diberikannya ketika ayahnya memperkenalkan nya ke teman-teman bisnisnya itupun hanya sebuah senyum tipis yang sudah pasti hanya secukupnya saja diberikannya.

Pekerjaan nya sejak saat itu hanya belajar dan belajar saja. Tidak pernah ada waktu untuk memikirkan tentang bermain walaupun sekedar bersama adiknya, Chan.

Bahkan sifat nya pun menjadi sangat-sangat berubah. Dari sosok yang begitu ceria dan jenaka berubah menjadi sosok yang dingin dan datar.

Sejak saat itu Seokmin menjadi orang yang begitu ambisius, tak ingin mengenal kata kalah ataupun gagal akan suatu hal. Karena setiap kali dirinya harus menerima kegagalan, ayah nya selalu jadi orang pertama yang menanti nya untuk memberikan hukuman. Bahkan hukuman itu bukan hukuman yang main-main. Makanya Seokmin benci ketika gagal melakukan sesuatu, bisa dibilang kalau Seokmin telah terdidik menjadi sosok yang keras karena ayahnya sendiri.

SEVENTEEN Love STORY [All Couple]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang